Gary Bowyer, Korban Turbulensi Blackpool Selanjutnya

Premier League belum dimulai tapi nama Gary Bowyer sudah tercatat sebagai manajer pertama di kompetisi profesional Inggris yang berhenti pada musim ini. Berhentinya Bowyer pun disesalkan banyak pihak. Akan tetapi, keputusannya untuk mundur tak bisa diganggu gugat.

Anda mungkin asing mendengar nama Gary Bowyer. Ini wajar karena ia adalah manajer Blackpool yang kini berkompetisi di League One alias kompetisi tingkat ketiga di Inggris. Bowyer awalnya merupakan harapan Blackpool untuk bisa kembali menggapai mimpi dengan kembali berlaga di Premier League. Akan tetapi, baru satu pertandingan, yang berakhir imbang, Bowyer memutuskan untuk mundur.

“Sebuah kehormatan bisa memanajeri Blackpool Football Club selama dua tahun terakhir ini,” tutur Bowyer.

“Aku amat berterima kasih pada dewan klub yang telah memberiku kesempatan untuk memimpin kesebelasan bersejarah ini dan aku ingin berterima kasih pada suporter, gairah luar biasa kalian, dan dukungan baik pada tim maupun pada diriku yang akan abadi selamanya.”

Berhentinya Bowyer diungkapkan setelah mereka membuka perjalanan League One mereka dengan hasil seri dari kesebelasan yang baru promosi, Wycombe Wanderers. Pihak klub sendiri tidak menjelaskan alasan kenapa Gary Bowyer mundur. Akan tetapi, mereka menyiratkan kalau mantan manajer Blackburn Rovers ini mundur karena alasan keluarga.

“Kami berharap waktumu bersama keluarga akan membawamu kebahagiaan dan waktu untuk istirahat, serta bisa mengembalikan tenaga dan kekuatanmu agar siap menghadapi apapun tantangan yang bisa kamu ambil di masa depan,” tulis pernyataan resmi klub.

Blackpool yang Terjun Bebas

Blackpool sebenarnya merupakan kesebelasan semenjana. Mereka tak pernah lolos ke Premier League. Rute mereka hanya berputar-putar di divisi bawah.

Akan tetapi semuanya berubah pada musim 2009/2010 kala mereka menunjuk Ian Holloway sebagai manajer. Presiden Klub, Veleri Bolokon, juga setuju untuk menggelontorkan dana lebih demi mendukung perjalanan Blackpool di liga. Empat hari kemudian, Blackpool memecahkan rekor transfer mereka dengan mendatangkan Charlie Adam senilai 500 ribu paun dari Rangers.

Musim itu menjadi musim terbaik mereka sejak 1970/1971 di mana mereka finis di peringkat keenam liga dan berhak mendapatkan tiket playoff terakhir. Di pertandingan playoff, Blackpool berhasil menang dramatis 3-2 dari Cardiff City yang membuat mereka promosi ke Premier League.

Promosinya Blackpool ke Premier League pun terbilang unik karena dari dua kali mereka promosi sebelumnya, juga didapat dari tiket play-off. Selain itu, ini merupakan yang pertama kalinya bagi mereka tampil di kompetisi tertinggi sejak 39 tahun terakhir.

Akan tetapi, perjalanan Blackpool di Premier League tidak lama, cukup semusim. Mereka kembali terdegradasi ke Divisi Championship. Lalu, perlahan bencana mulai menghinggapi Blackpoool. Pada musim 2014/2015, 27 pemain resmi meninggalkan Bloomfield Road hanya dua bulan sebelum liga dimulai. Hasilnya pun bisa ditebak. Mereka terdegradasi ke League One pada akhir musim. Setahun selanjutnya, mereka kembali terdegradasi ke League Two.

Dua pekan setelah kepastian terdegradasi ke League Two, manajemen pun memecat Neil McDonald dan mendatangkan Gary Bowyer, yang merupakan manajer kedelapan dalam tiga setengah tahun terakhir. Bersama Bowyer, musim lalu mereka promosi ke League One setelah menang, lagi-lagi lewat babak play-off.

Gary Bowyer, Dia yang Menjaga Stabilitas Blackpool

Mundurnya Bowyer langsung direspons oleh penggemar Blackpool yang umumnya menyalahkan Owen Oyston, sang pemilik klub. Seperti ditulis Matt Scrafton di Blackpool Gazette.

“Namun, orang yang bertanggung jawab untuk mempertahankan fasad itu kini telah pergi hanya satu pertandingan dan lima hari setelah musim baru. Klub ini sekali lagi jatuh terjerembab lebih jauh ke dalam kekacauan dan aib memalukan. Tentu, hanya satu pria yang bisa kita salahkan dan itu adalah Owen Oyston,” tulis Scrafton.

Tuduhan Scrafton sebenarnya bukan alasan. Oyston sendiri dianggap merupakan pribadi yang dibenci banyak orang. Bahkan, disebut-sebut sebagai pemilik klub terburuk di Britania Raya. Yang bikin Scrafton tak habis pikir, mengapa Bowyer mau bekerja untuk pria macam itu. Ini yang membuat Scrafton sebenarnya tak begitu terkejut mengapa Bowyer mengundurkan diri. Yang membuatnya aneh adalah mengapa Bowyer tak melakukannya sejak lama.

Fokus utama Gary Bowyer ketika pertama kali datang ke Blackpool adalah membuat performa klub stabil. Pasalya, suporter baik di dalam maupun di luar stadion sudah tidak sabar melihat klubnya terombang-ambing tak jelas. Kehadiran Bowyer pun membuat keresahan tersebut sempat mereda. Apalagi mereka langsung berhasil promosi di musim pertama Bowyer.

Penjualan para pemain penting di bursa transfer musim panas kali ini, agaknya membuat kesabaran Bowyer habis. Ini yang menurut sejumlah media lokal menjadi alasan mengapa akhirnya Bowyer berhenti dari tugasnya.

Kini, para penggemar Blackpool kembali was-was. Soalnya, siapa yang mau menangani klub yang dipreteli justru oleh manajemen mereka sendiri?