Giuseppe Rossi, Digoda Cedera, dan Berakhir di Genoa (?)

Giuseppe Rossi adalah pemain bertalenta. Akan tetapi hampir seperempat kariernya ia habiskan dengan bergelut pada cedera. Kini, pemain 31 tahun tersebut tengah dalam masa pemulihan dari cedera lututnya yang kelima, dan cedera ACL untuk ketiga kalinya.

Ketimbang sebagai mantan pemain Manchester United, Rossi sebenarnya lebih populer ketika ia membela Villareal di La Liga Spanyol. Ia seperti tak peduli bermain di manapun, asalkan bisa bermain bola. Tekad pemain berkebangsaan Italia ini amat besar demi sepakbola, tak peduli kalau ia sedang cedera.

“Setiap cedera punya ceritanya masing-masing. Cedera mengambil sesuatu darimu, bisa jadi Piala Dunia, Piala Eropa, atau transfer besar. Tapi mimpi tak pernah berhenti. Dan aku kini menikmati mimpiku yang mana ingin aku jaga dan berusaha mendapatkan apa yang hilang dariku,” kata Rossi dikutip dari BBC.

Kelewat Cinta pada Sepakbola

Cedera memang bikin siapapun murka. Tidak ada yang bisa dilakukan pesepakbola kecuali menjalani terapi ataupun penyembuhan diri. Hal ini yang juga menimpa Rossi. Ia bahkan lupa sudah berapa kali menjalani operasi lutut.

Kalau waktu bisa diulang, Rossi mungkin tak akan pernah meninggalkan Old Trafford. Toh, tak ada yang mau ia pergi, termasuk Sir Alex Ferguson. Akan tetapi egonya terlalu tinggi. Ia pun pindah ke Villareal dengan nilai 6,7 juta paun. Ia berasalan kalau dirinya butuh bermain di tim utama.

Nama Rossi pun mulai melambung di La Liga, sampai pada Oktober 2011, cedera ACL di lutut kanan mengganggu dirinya. Sialnya cederanya ini adalah cedera kambuhan. Pernah suatu ketika pada April 2012, ia tak bermain sampai Mei 2013!

Cedera ligamen di lutut kanannya pada Januari 2014 juga membuatnya istirahat selama empat bulan. Pada Agustus 2014, cedera lutut kanannya kian parah. Ia pun mesti istirahat selama setahun. Lalu, pada April 2017, dalam masa peminjaman di Celta Vigo, ACL di lutut kirinya kembali bermasalah.

“Cedera datang setiap kali aku sedang bermain di level tertinggi, dan diprediksi akan menjalani musim yang hebat. Cedera selalu membuatku berhenti melakukan hal-hal besar,” ungkap Rossi.

“Amat sulit dan aku kesepian. Buatku, memikirkan apa yang sudah terjadi hanyalah buang-buang waktu. Anda akan tersesat di antara banyak pikiran negatif yang bisa membahayakan psikologismu.”

Untuk mencegah pikiran negatif, Rossi tetap menjaga semangatnya. Ia selalu merasa kalau kerja kerasnya akan terbayarkan suatu hari nanti. Ia pun tak pernah terpikir untuk pensiun.

“Aku telah berkorban terlalu banyak. Aku begitu mencintai sepakbola. Aku tak akan pernah meninggalkannya dan bilang kalau karierku usai. Tak ada yang bisa merenggut sepakbola dariku. Sepakbola adalah bayi kecilku, kesayanganku.”

Giggs dan Paul Scholes, Pemain Terbaik yang Pernah Bermain

Ketika ditanya siapa pemain terbaik yang pernah bermain bersamanya, Rossi langsung menyebut nama Ryan Giggs dan Paul Scholes. Ada satu momen menarik yang bikin Rossi penasaran sejak dulu. Ia pernah melihat Giggs melakukan yoga.

“Aku tak pernah melihat itu sebelumnya di hidupku. Pada usia 17 tahun, aku bertanya pada diriku sendiri: ‘Aku ingin tahu mengapa mereka melakukan itu?’ Tapi kini aku tahu. Hal kecil semacam itulah yang membikin perubahan,” tutur Rossi mengenang Giggs yang bisa bermain hingga usia 40 tahun.

Rossi juga memberikan pujian buat Sir Alex Ferguson yang tengah dalam masa penyembuhan usai operasi darurat pada awal Mei silam.

“Dia luar biasa. Dia memperlakukan Anda dengan penghormatan tertinggi tak peduli apakan Anda bintang atau pemain muda seperti aku. Bertemu Ferguson di hari pertama, aku menyaksikan betapa sederhana dan bersahaja dirinya itu.”

“Dia memperlakukan pemain seperti mereka adalah putranya. Dan rasa hormat yang ia tunjukkan buat pemain 17 tahun adalah sesuatu yang pikir tak pernah mungkin terjadi,”

Hingga saat ini, status Rossi masih free agent. Kontraknya bersama Genoa sudah habis pada musim lalu. Cedera yang mungkin menjadi alasan mengapa kesebelasan lain agak takut untuk merekrutnya. Tapi, seperti yang dikatakan Rossi, ia tak akan pernah menyerah karena pada akhirnya itu akan terganti di kemudian hari.