Di Piala Dunia 2018, ada kejutan dari daftar nama yang dipanggil Oscar Tabarez untuk timnas Uruguay. Di antara 26 nama yang dipanggil, ada dua nama yang main di liga lokal Uruguay yaitu Cristian Rodriguez dan Guillermo Varela. Nama terakhir mungkin tak terdengar asing buat para penggemar Manchester United. Sempat digadang-gadang akan menjadi pengganti Gary Neville, Varela justru kesulitan menunjukkan performa terbaiknya.
Kesulitan di United dan Dipinggirkan Mourinho
Diangkut dari Akademi Penarol pada 2013 silam, Varela merupakan pemain yang dianggap menjanjikan setelah performa impresifnya di South America Youth Championship. Varela merupakan pemain pertama yang direkrut David Moyes kala itu. Di usia yang masih 20 tahun, ia dikontrak selama lima musim bersama Setan Merah. Di bawah asuhan David Moyes, Varela harus bersabar dengan lebih banyak mempekruat tim cadangan atau tim U-21 United.
Satu musim di Akademi United, Guillermo Varela dipinjamkan satu musim penuh ke Real Madrid Castilla pada September 2014. Luar biasanya, Varela bahkan menembus tim utama Madrid meskipun duduk sebagai cadangan kala itu. Permainan gemilang Varela mendapatkan pujian dari manajer Real Madrid Castilla, Zinadine Zidane. Zidane menganggap performa Varela sangat pantas untuk menembus tim utama United.
Kembali ke United musim 2015/2016, kala itu nahkoda United, Louis van Gaal sempat ragu akan perfoma Varela. Namun akhirnya Van Gaal memberikan kepercayaan Varela untuk menjalani debut profesionalnya bersama Manchester United, tepatnya pada 5 Desember 2015 menghadapi West Ham United.
Performa Guillermo Varela cukup baik, bahkan bisa dibilang nyaris tanpa cela. Sebagai pemain muda yang baru mengecap debut bersama klub besar seperti United, tidak ada rasa canggung, dan seolah seperti terbiasa menangani tekanan pendukung dari suporter tuan rumah.
Lengsernya Van Gaal dan pengangkatan Mourinho sempat dianggap membawa berkah bagi Varela. Yang terjadi justru sebaliknya, Varela seolah tidak diacuhkan oleh Mourinho. Varela dikirim untuk dipinjamkan ke Eintracht Frankfurt. Sialnya bersama Frankfurt, Varela mengalami cedera. Gagal bersinar di Frankurt membuat Mou melepasnya pada tengah musim 2016/2017. Varela memutuskan kembali pulang ke negaranya, dan memperkuat Penarol.
Penarol dan Aksi Guillermo Varela
Datang pada tengah musim 2016/2017 atau tepatnya ketika Clausura bergulir, Varela langsung mengisi starting line-up dan tidak tergantikan. Di bawah asuhan Leonardo Ramos, posisi full-back kanan mutlak menjadi milik Varela.
Kedatangan Varela awalnya hanya dianggap sebagai pelapis Mathias Corujo, yang didatangkan dari San Lorenzo. Corujo sendiri merupakan sosok full-back senior Uruguay yang malang melintang di beberapa klub besar dari Amerika Latin.
Faktanya Varela-lah yang sukses merebut tempat utama di skuat. Bukan tanpa alasan Ramos menjadikan Varela sebagai pilihan utama, bukan Corujo. “Dirinya cepat dalam membangun peluang, mengambil keputusan yang penting dan tidak melupakan pertahanan, Corujo bagus, namun tidak selengkap Varela,” ungkap Ramos di Ovacion.
Performa impresif Guillermo Varela bersama Penarol secara konsisten terus berlanjut sampai akhirnya dipanggil timnas pada September 2017. Penampilan gemilang Varela bersama Penarol, ternyata menarik perhatian Oscar Tabarez. Selain dimasukkan ke dalam 26 nama, Varela pun akhirnya dibawa ke Rusia bersama 22 pemain lainnya.
Posisi full-back kanan La Celeste sendiri selama ini diisi oleh Maxi Pereira yang bermain untuk Benfica. Secara pengalaman, memang Varela jauh tertinggal. Namun dengan usia yang sudah 34 tahun, Tabarez merasa perlu melakukan regenerasi.
Ketika Uruguay melakukan pertandingan persahabatan dengan Ceko dan Wales. Varela diberikan kesempatan penuh 90 menit pada dua pertandingan tersebut untuk mengisi full-back kanan. Dalam kedua pertandingan tersebut Varela tampil apik, menurut Manajer Penarol, Leonardo Ramos, apa yang Varela tampilkan bersama Uruguay bukanlah hal yang mengejutkan.
“Dia (Varela) hanya mereplikasi apa yang ia lakukan bersama kami, tidak mengejutkan, sosoknya memang pemain kelas dunia dan memang pantas untuk berangkat ke Uruguay, levelnya sudah semakin meningkat semenjak bersama kami,” ujarnya.
Varela kini menjadi incaran sejumlah klub. Yang paling berminat adalah Santos. Varela juga sempat diisukan untuk kembali merumput ke Eropa. Benfica yang juga mencari sosok pengganti Maxi Pereira, sempat dikabarkan tertarik mendatangkan Varela. Namun sejauh ini semua hanya rumor, belum ada penawaran serius. Varela sendiri masih terikat kontrak dengan Penarol hingga 2020 nanti.
Di Piala Dunia 2018, Guillermo Varela bermain penuh di dua pertandingan awal melawan Mesir dan Saudi Arabia. Karena pertandingan terakhir tak begitu menentukan, Tabarez pun merombak formasi dengan tiga bek dan mengistirahatkan Varela.
Akan tetapi di babak 16 besar menghadapi Portugal, Varela tak dimainkan. Tabarez memilih memainkan Martin Caceres di pos fullback kanan. Hal serupa juga dilakukan Tabarez di babak delapan besar dengan kembali menurunkan Caceres yang berakhir dengan kekalahan Uruguay 0-2 dari Prancis.
Guillermo Varela sejatinya sudah mampu membuktikan kalau dirinya sudah siap untuk kembali merumput di Eropa. Usianya masih 25 tahun dan tengah menapaki masa emas sebagai pesepakbola. Lantas mungkinkan Varela kembali bermain di Eropa?