PSM Makassar akhirnya merekrut dua pemain asing untuk melengkapi kuota pemain asing mereka jelang kompetisi Liga 1 musim 2019. Para pemain anyar tersebut adalah Aaron Evans dan Eero Markkanen. Kedua nama ini akan bahu membahu dengan Marc Klok dan Wiljan Pluim yang bertahan bersama skuad Juku Eja.
Nama Aaron Evans jelas sudah dikenal oleh pecinta bola tanah air. Musim lalu ia adalah salah satu pemain yang cukup konsisten bersama Barito Putera. Kehadirannya di Makassar adalah sudah untuk menggantikan sosok Steven Paulle yang kontraknya tidak diperpanjang.
Di sisi lain, inilah kali pertama Eero mencicipi kompetisi sepakbola Indonesia. Kehadirannya bahkan sudah menarik perhatian para pendukung setia PSM. Ratusan orang sudah menjadikan Eero sebagai target permintaan foto ketika mereka melakoni latihan perdananya kemarin sore. “Ini akan menjadi pengalaman pertama saya bermain di Indonesia bahkan di Asia. Saya cukup bersemangat untuk segera bekerja,” kata Eero.
Berbeda, Real Madrid, dan Berat Badan
Satu hal yang menarik dari sosok Eero Markannen adalah latar belakangnya yang cukup unik. Memiliki tinggi 197cm, ia memilih untuk menjadi atlet sepakbola dibanding keluarganya yang berkecimpung di bidang bola basket. Ayahnya, Pekka Markkanen adalah center di beberapa klub basket Finlandia dan pernah tiga kali menjadi pemain terbaik. Ibu dan adik bungsu Eero juga merupakan mantan pemain basket. Adik Eero lainnya, Lauri Markkanen, adalah pemain andalan dari klub basket terkenal Chicago Bulls. Musim lalu, ia bermain dalam 68 pertandingan dan memiliki rataan 15 poin.
Akan tetapi, Eero memilih untuk bermain sepakbola. Ia mengawali kariernya bersama klub lokal, JJK. Penampilan Eero bisa dibilang cukup mentereng bersama klub yang bermarkas di Jyvaskyla tersebut. Pada musim 2012/13, ia mencetak 11 gol dan 4 asis di kompetisi domestik. Catatan apiknya tersebut membuka kesempatan bagi Eero untuk berkarier bersama klub Swedia, Aik, pada tahun 2014 dan membuat enam gol.
Karier Eero semakin meningkat saat Real Madrid merekrutnya pada musim 2014/15. Dalam situs resminya, Los Galacticos seolah menaruh harapan besar kepada Eero. Mereka menuliskan kalau Eero adalah penyerang yang mempunyai teknik, punya dua kaki yang sama baiknya, dan memiliki ketangguhan fisik yang menyulitkan pemain belakang. Namanya bahkan sempat didaftarkan ke skuad utama untuk berlaga di Liga Champions.
Akan tetapi, karier Eero tidak berjalan dengan bagus. Sempat menjanjikan dengan mencetak satu gol enam hari setelah partai debut, ia lebih banyak mengalami cedera sepanjang musim tersebut. Manajemen Madrid kemudian memutuskan untuk mencoretnya. Keputusan tersebut sempat membuat Eero kesal. Pihak Madrid mencoretnya karena ia dianggap tidak bisa menjaga fisiknya dan berat badannya naik hingga 18 kilogram ketika kembali.
Eero kemudian menyindir juara Liga Champions 13 kali tersebut dengan mengunggah foto dalam akun twitternya. Pada foto tersebut, ia meng-edit wajahnya agar bisa terlihat gemuk dan disertai dengan caption “pergi jogging” serta ucapan selamat tinggal kepada rekan setimnya. Selepas dari Spanyol, Eero sempat memperkuat Aik hingga pada 2018 lalu ia memperkuat Dalkurd dan hanya mencetak satu gol saja.
Eero juga menjadi langganan di timnas Finlandia. Sejak debutnya menghadapi Lithuania, ia mengumpulkan 14 pertandingan. Pada 8 Januari lalu, ia mencetak gol pertamanya untuk tim nasional saat mengalahkan Swedia 1-0 dalam uji coba internasional.
10 Gol dalam Setengah Musim
Kedatangan Eero diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan PSM yang begitu sulit memiliki bomber tajam dalam beberapa musim terakhir. CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin, bahkan memberikan target yang harus ditaklukkan Eero yaitu mencetak 10 gol hanya dalam kurun setengah musim.
“Kami harus memberi target kepadanya dan dia harus mencetak 10 gol dalam separuh musim. Target itu diberikan agar bisa menjawab permasalahan kami di lini depan selama dua musim terakhir,” kata Munafri, seperti dilansir BolaSport.com.
Meski selalu mengakhiri kompetisi di tiga besar dalam kurun dua musim terakhir, namun PSM memiliki masalah yang cukup pelik di posisi penyerang. Musim lalu, top skor mereka adalah Ferdinand Sinaga dengan catatan hanya 10 gol saja. Torehan ini bahkan masih kalah dari catatan Fernando Rodriguez, bomber Mitra Kukar yang di akhir musim harus terdegradasi.
Dalam dua musim kiprah mereka di Liga 1, bomber asing PSM kerap tidak menampilkan penampilan yang memukau. Sebut saja Alessandro Fereira, Bruce Djite, Pavel Purishkin, dan Reinaldo Elias. Bahkan Guy Junior pun juga tidak terlalu bagus meski ia sudah mengganti kewarganegaraan. Semoga saja dengan kedatangan Eero, masalah ini bisa dapat diselesaikan. Akan lebih bagus lagi jika Eero tidak hanya sekadar tajam, melainkan juga menjadi pilar penting yang bisa membawa gelar juara ke kota Anging Mammiri.