Karma Arsenal dari Jack Wilshere

Jack Wilshere membuat Arsenal kebingungan. Sosoknya kini menjadi pemain yang sangat penting di lini tengah Arsenal. Ia menjadi missing link yang selama ini hilang di lini tengah The Gunners. Penampilan terbaiknya ketika Arsenal sukses mengalahkan AC Milan dalam pertandingan dua leg di Europa League.

Padahal, dengan kontraknya yang hanya tersisa 6 bulan, Wilshere sempat diperkirakan menjadi pemain yang akan dilepas Januari lalu. Alasan dilepasnya pemain dari Stevenage ini adalah performa yang dianggap menurun.

Cedera Panjang Jack Wilshere

Permainan Wilshere memang cenderung menurun. Ini tidak lepas dari cedera yang seringkali didapatnya yang membuatnya absen cukup lama. Bahkan, pada 2015/2016 silam, Wilshere absen semusim penuh setelah cedera pada tulang keringnya. Sebelumnya, Wilshere juga mengalami masalah pada anklenya. Cedera kambuhan ini ia derita sejak 2010 silam.

Arsenal sempat meminjamkan Wilshere ke Bournemouth musim lalu selama satu musim penuh. Bersama Bournemouth, penampilannya tak kunjung membaik. Malah cedera tulang keringnya kambuh dan kembali membuatnya absen selama 112 hari. Cedera inilah yang juga menghambat permainannya selama di Bournemouth.

Eddie Howe, Manajer Bournemouth kala itu menyayangkan cedera yang dialami Wilshere. Menurut Eddie, Wilshere adalah pemain yang setiap klub butuhkan. “Sosoknya cepat, dan bisa masuk dalam skema atau formasi apapun. Ia (Wilshere) akan diterima di semua klub, dia fantastis,” ungkap Howe di BBC, 2016 lalu.

Jack Wilshere yang Hampir Dilepas

Saat mendapatkan kartu merah di pertandingan U-23 antara Arsenal vs Man City pada Agustus 2017 lalu, isu dilepasnya Wilshere pun berembus kencang. Arsenal kala itu sudah unggul 4-1 dan Wilshere pun diturunkan. Akan tetapi, ia mendapatkan terjangan keras dari Matthew Smith.

Jack Wilshere yang baru saja sembuh dari cidera tulang kering yang dialaminya, sontak emosi dan mendorong Smith. Tyreke Wilson, pemain belakang City langsung menyerang Wilshere. Keributan tak terhindarkan. Keduanya pun diusir wasit.

Perangai inilah yang sempat membuat Wilshere diisukan tidak punya tempat lagi di Arsenal. Isu itu memanas karena ada sejumlah klub yang menginginkan Wilshere, termasuk Bournemouth.

“Dalam berbagai sudut pandang, saya melihat dampak kehadiran dia di tim pada musim lalu. Kami meraih banyak kemajuan ketika ia ada di tim, dia bukan pemain individual, tapi ia sangat pas di tim. Kami melihat momen dimana ia memberi asis ke Joshua King. Hal yang kami harap akan kembali terulang”, ujar Howe di The Guardian awal Februari tahun lalu.

Pembuktian Jack Wilshere

Keadaan semakin tidak mengenakkan bagi Wilshere. Ketika bursa transfer musim panas lalu dibuka, Wilshere yang kala itu sedang melakukan pemanasan dengan exercise bike di gym, dihampiri Wenger. Ia mempersilakan Wilshere pergi.

“Dia (Wenger) datang ke saya dan mengatakan ‘saya akan jujur, kami tidak akan memberikanmu kontrak , apabila ada klub yang menginginkanmu, kami persilakan kamu pergi”, ungkap Wilshere di The Sun.

Wilshere kemudian membuktikan bahwa ia pantas bermain bagi Arsenal. Sempat absen di lima pertandingan di awal musim ini, Wilshere diberikan kesempatan bermain sebagai pemain pengganti ketika menghadapi Everton di pekan kesembilan.

Hanya butuh waktu dua menit untuk menunjukkan kelasnya, Wilshere langsung menyumbang satu asis. Ia membungkus kemenangan Arsenal atas Everton dengan skor 5-2. Sejak itu, sosoknya menjelma menjadi salah satu pemain penting di Arsenal.

Di Europa League, Wilshere hanya absen satu kali dari 10 pertandingan, dengan rincian hanya 1 kali turun dari bangku cadangan. Penampilannya ketika Arsenal sukses mengalahkan AC Milan dengan agregat 5-1 membuat decak kagum Gennaro Gattuso.

“Dia mungkin tidak super cepat, tapi dia punya skill hebat, punya teknik bagus. Ketika dia mendapat bola, dia tahu persis ke mana harus mengirimnya. Dia bisa mengubah tempo permainan, bermain sebagai gelandang tengah atau lebih ke depan.”

“Dia memiliki masalah fisik, tapi dia punya bakat hebat. Saya tidak tahu bagaimana akhir dari persoalan kontraknya, tapi saya mengaguminya. Dia punya mental pemain Inggris, tapi bermain seperti orang Spanyol,”, ungkap Gattuso di BBC sebelum leg kedua berlangsung.

Dilema Timnas Inggris

Permainan ciamik Wilshere, diganjar dengan pemanggilan ke Tim Nasional Inggris. Ini sekaligus membuat Wenger kahwatir, karena performa Wilshere yang sedang menanjak akan terhenti karena cedera. Di sisi lain, Southgate selaku manajer Inggris menginginkan Wilshere dalam kondisi terbaik untuk dibawa ke Rusia.

“Dia pemain yang masih muda. Masih banyak kesempatan untuknya di Inggris dan bermain baik bersama Arsenal,” ungkap Southgate di BBC.

Arsenal juga mulai berpikir untuk memperpanjang kontrak Wilshere. The Gunners juga rencananya akan menaikkan gaji Wilshere senilai 90 ribu paun perpekan. Namun, Wilshere belum memberi jawaban.

“Saya hanya bisa meyakinkan kalian, bahwa saya ingin dirinya (Wilshere) bertahan. Kami sudah memberikan penawaran untuknya. Setelahnya Anda harus menyadari bahwa banyak proposal dari klub lain akan datang padanya. Secara personal saya jelas ingin ia bertahan,” ungkap Wenger di Dailystar.

“Saya sekarang lebih mengetahui tubuh saya, saya bisa saja mengalami cedera dan absen cukup lama, sedangkan saya menghabiskan 90% waktu saya untuk berlatih. Saya saat ini berkonsentrasi untuk menghadapi musim ini, saya pun penasaran dengan 6 bulan (sisa kontrak) kedepan,” ucap Wilshere di The Guardian Maret lalu.

So, should Wilshere stay or should Wilshere go, Wenger ?