Didier Drogba begitu emosional ketika berhasil mengeksekusi tendangan penalti penentu kemenangan Chelsea atas Bayern Munich guna mengunci gelar Liga Champions 2012 di Aliianz Arena. Kerja keras dari para pemain skuat asuhan Roberto Di Matteo saat itu berhasil memukau publik sepakbola. Namun, melabelkan diri sebagai seorang ‘pahlawan’ pada pertandingan partai puncak paling bergensi di Eropa itu tampaknya tidak menjaminkan sebuah tempat di musim depan. Hal itulah yang menimpa Salomon Kalou.
Chelsea pun bergegas mencari pengganti Kalou untuk musim berikutnya. The Blues akhirnya membeli Eden Hazard dari LOSC Lille yang juga menjadi klub Kalou setelah Chelsea saat itu. Setelah didepak tim biru London, Kalou terus-terusan malang melintang berganti klub, dan saat ini, ia melanjutkan karirnya di Jerman bersama Hertha Berlin. Namun, jauh sebelum petualangan barunya di Bundesliga itu, Kalou memiliki karier yang gemilang bersama Chelsea selama enam musim spesialnya.
Lahir di Oume, Pantai Gading, pemain bernama lengkap Salomon Armand Magloire Kalou itu memulai karier profesional di klub lokal bernama Mimosas sebelum akhirnya menjajaki karier di Eropa. Saat itu, pelatih klub Auxerre, Guy Roux, berkeinginan untuk merekrutnya saat mengetahui jika saudaranya telah berada di klub tersebut. Namun, Kalou lebih memilih untuk menandatangani kontrak dengan Feyenoord pada 2003.
Kalou bermain untuk Feyenoord di Eredivisie selama dua musim, tepatnya sejak tahun 2004 sampai 2006. Selama berada di klub yang berbasis di kota Rotterdam itu, ia telah mencetak 35 gol dalam 67 penampilan liga. Ia juga memenangkan Johan Cruijff Award pada tahun 2005, sebagai pemain dengan bakat muda yang paling menjanjikan di musim tersebut. Kalou bersama dengan Dirk Kuyt, dikenal sebagai “K2” oleh fans Feyenoord dan media Belanda saat itu.
Karirnya menanjak ketika Kalou memutuskan untuk pindah ke Chelsea pada tanggal 30 Mei 2006. Dengan biaya transfer yang tidak diungkapkan, tapi diyakini biayanya pada saat itu mencapai kisaran 9 juta paun. Kalou menandatangani kontrak dengan Chelsea sampai 2009, dan diberi kepercayaan untuk mengenakan nomor punggung “21”.
Manajer Chelsea saat itu, José Mourinho, memuji pemain muda asal Pantai Gading itu sebagai pemain dengan tipikal pekerja keras, serbaguna, dan selalu ingin meningkatkan level permainannya. Kalou mengakui bahwa ia sangat bahagia saat tiba di Stamford Bridge. Ia sempat membawa kamera ke area latihan Chelsea di Cobham untuk merekam beberapa pemain bintang The Blues saat itu.
Kalou lalu sontak mengatakan, “Ini adalah saat-saat impian hidup saya terwujud, dan saya rasa jika ini mimpi, saya tidak ingin bangun. Karena menemukan fakta bahwa ini tidak nyata itu sulit.”
Kalou melakoni debutnya di tim reserve Chelsea. Ia berhasil mencetak gol pertamanya untuk Chelsea dalam pertandingan liga melawan Portsmouth. Kalou berhasil mengantongi hat-trick setelah mampu berkontribusi dalam kemenangan besar 5-0 di pertandingan tersebut. Melihat penampilan ciamiknya itu, Chelsea memanggilnya untuk memperkuat tim utama. Kalou pun kemudian mampu mencetak gol pertama seniornya untuk Chelsea dalam kemenangan 2-0 atas Blackburn Rovers di putaran ketiga Piala Liga.
Di musim keduanya bersama Chelsea, Kalou mulai bermain reguler di tim utama. Ia melanjutkan performa menawannya itu dengan baik. Hal itu terbukti, pada pembukaan Premier League musim 2007/2008, ia berhasil mencetak gol saat Chelsea menang besar atas Manchester City dengan skor 6-0 di Stamford Bridge. Kalou pun mencatat satu keunikan statistik di musim tersebut, karena ia berhasil mengumpulkan rekor jumlah offsides terbanyak dalam satu musim, dengan catatan 107 offsides dari 30 pertandingan.
Masih di musim yang sama, Kalou berperan penting dalam perjalanan Chelsea menuju partai puncak Liga Champions 2008. Ia menjadi momok menakutkan untuk sektor pertahanan tim lawan di kompetisi bergensi Eropa itu. Salah satu kontribusinya adalah saat ia berhasil mengobrak-abrik area penalti Liverpool yang menyebabkan John Arne Riise mencetak gol ke gawang sendiri pada semi-final leg pertama di Anfield. Kalou juga menjadi pencetak gol penalti keenam Chelsea pada babak extra time final Liga Champions di Moskow, di mana Chelsea kalah dari Manchester United.
Pergantian kursi kepelatihan yang sering terjadi di Chelsea, sempat mengancam karir Salomon Kalou. Ia sempat tidak diprioritaskan di tim utama saat Chelsea di bawah asuhan Avram Grant pada musim 2008/2009. Pasalnya, selama satu bulan ia tidak dimainkan dan terus berada di bangku cadangan. Di musim tersebut, pertandingan pertama Kalou datang dari bangku cadangan saat Chelsea melawan Manchester United pada 21 September. Ia membuktikan kualitasnya dengan mencetak gol sundulan di menit ke-80 setelah menyambut tendangan bebas John Obi Mikel.
Salomon Kalou merasa di tiap musimnya ia merasa sulit untuk mendapatkan tempat reguler di tim utama. Ditambah lagi sejak Fernando Torres datang dari Liverpool pada Januari 2011. Walaupun begitu, selama 31 penampilan di semua kompetisi pada musim 2010/2011, Kalou berhasil mencetak 14 gol.
Di musim 2011/2012, Kalou tetap merasa cemas dengan posisinya pada tim utama setelah manajer baru Andre Villas Boas datang mengisi kursi kepelatihan Chelsea. Ia berjuang untuk terus kembali ke dalam skuad tim utama di bawah asuhan pelatih asal portugal itu. Kalou merasa terdepak, ia hanya membuat empat penampilan dalam kurun waktu tujuh bulan.
Namun, kursi kepelatihan baru itu hanya berlangsung sementara. Pasalnya, Chelsea mendapati musim yang buruk setelah mengalami banyak kekalahan beruntun. Akhirnya penunjukan kursi kepelatihan jatuh ke tangan asisten pelatih Chelsea saat itu Roberto Di Matteo, ia berperan mengganti Villas Boas yang di pecat karena performa buruk Chelsea. Di musim tersebut, Kalou mendapati labelnya di Chelsea sebagai pemain senior. Ia berhasil membuat penampilan ke-250 nya untuk Chelsea dalam pertandingan Derby London melawan Arsenal yang berakhir dengan skor 0-0.
Pada kenyataannya, semua catatan Salomon Kalou di musim tersebut adalah sebagai penanda akhir karirnya. Kontraknya yang habis di akhir musim 2011/2012 menjadi salah satu alasan terkuat. Tapi, perjuangan Chelsea yang mati-matian di kompetisi Liga Champions membuat akhir karier Kalou berseragam Chelsea menjadi sangat indah.
Chelsea juga berhasil masuk melaju ke partai final Liga Champions melawan Bayern Munich di Allianz Arena. Walaupun bermain di markas lawan finalnya itu, Chelsea berhasil mengunci gelar setelah Drogba berhasil mengeksekusi penalti penentu kemenangan di ujung babak tos-tosan. Salomon Kalou pun merasa, jika akhir ceritanya bersama Chelsea itu adalah bagian dari puncak karirnya.
Tepat pada 1 Juli 2012, Chelsea secara resmi mengumumkan bahwa kontrak Kalou telah berakhir dan dilepas bersamaan dengan rekan satu timnya, José Bosingwa dan Didier Drogba. Total, ia telah membuat 254 penampilan untuk klub London barat itu dan telah mencetak 60 gol. Setelah berstatus bebas transfer, Kalou dikaitkan dengan berbagai klub-klub besar di Eropa, termasuk klub asal Jerman seperti Schalke 04, rival Chelsea di Premier League seperti Liverpool dan Arsenal, ataupun tim asal Turki seperti Galatasaray. Namun, ia akhirnya bergabung dengan tim asal Prancis LOSC Lille enam hari setelah pemutusan kontrak dari Chelsea.