Kamehame Hakimi!

“Bukan soal unggul 3-0, 4-0, atau semacamnya. Paling utama memang raihan tiga poin. Namun, permainan Dortmund mestinya tidak seperti ini. Terlalu gampang kehilangan bola, operan-operan ceroboh, dan banyak menyia-nyiakan peluang mudah.”

Sekiranya begitu menurut komentator pertandingan salah satu laga Bundesliga pekan ke-19, Dortmund versus Hannover. Sampai awal babak kedua, Dortmund tampak terlalu santai sampai-sampai lawannya yang berada di zona degradasi ambil momentum. Die Schwarzgalben memang bukan hanya nyaman dengan keunggulan 1-0 temporer, tapi juga tengah pegang keunggulan sembilan poin sementara di puncak klasemen.

Sekalipun begitu, Dortmund layak dikhawatirkan gagal menghentikan hegemoni Bayern Munich sepanjang enam tahun terakhir . Pasalanya pada musim ini bukan tim besar yang menghadang mereka, melainkan justru para penghuni papan bawah.

Pada pertemuan pertama versus Hannover, Dortmund ditahan tanpa gol. Satu-satunya kekalahan mereka sejauh ini ditelan dari tim promosi, Fortuna Dusseldorf lewat pertunjukan menawan Dodi Lukebakio.

Sepakan Marco Reus untuk pertama kalinya digagalkan tiang gawang musim ini. Aksi individu Jadon Sancho tampak kurang efektif. Mario Goetze masih diselimuti keraguan seberapa prima dirinya. Di tengah kegrogian, bek kiri Achraf Hakimi yang justru intervensi.

Pergerakan mengagumkannya bekerja sama dengan Raphael Guerrero lakukan operan tiktak 1-2 diselesaikan dengan sepakan keras kaki kanan. Dortmund unggul meski tidak kunjung meyakinkan. Namun, Hakimi juga yang akhirnya membuat Dortmund bermain lepas.

Tekanan individunya berbuah rebutan bola di dekat kotak penalti. Dengan cepat dia menemukan Reus yang tinggal mencocor secara trendi. Dua gol awal kontribusi Hakimi menjadi segalanya tampak mudah. Hannover tidak memberi perlawanan berarti, meski memperkecilkan selisih kedudukan. Dortmund 5, Hannover 1. Skor terbesar Bundesliga akhir pekan lalu.

Laga tersebut bisa menjadi penegasan sekali lagi tentang penegasan Hakimi. Dia rajin cepat merangsek ke depan, khususnya saat Hannover kehilangan bola. Mendominasi sisi kiri, lakukan kerja sama dengan Reus ataupun Guerrero tanpa canggung. Ketika bek kanan senior, Lukasz Piszczeck diganti bek kiri yang juga senior, Marcel Schmelzer, Hakimi legowo berpindah posisi bek kanan. Menyajikan gambaran fleksibiltas mumpuni yang tidak banyak bek sayap lain miliki.

Dalam merayakan dua gol yang dia terlibat secara langsung, pemain Maroko ini membentuk gestur tangan Kamehameha dari serial Dragon Ball. Bersama Reus, Hakimi berlaga layaknya Son Goku yang mengeluarkan energi super. Seolah-olah mereka telah menghancurkan lawan lewat teknik ajaran Petapa Kura-Kura. Para pemain Dortmund kelampau sering merayakan gol secara kreatif.

Pencipta Dragon Ball, Akira Toriyama mengembangkan jurus Kamehameha setelah diberi saran istrinya. Lantas, penyebut teknik ini diambil dari nama raja Hawaii yang berarti “Satu yang Penyepi” atau “Satu yang Berbeda”. Mirip seperti peran yang dilakoni Achraf Hakimi. Dia menempuh jalan sendiri dalam usia kariernya yang muda.

Lahir di Madrid, Hakimi beruntung bisa berada di akademi Real Madrid dan sukses menembus tim utama musim lalu. Kemampuan bertahan yang disertai kecepatan dan kekuatannya menjanjikan masa depan cerah untuk pemuda berusia 20 tahun ini. Bukan tidak mungkin, posisi bek sayap Spanyol dan Real Madrid dalam beberapa waktu ke depan bakal dia segel.

Hakimi justru memilih tim nasional Maroko, mengukuti latar belakang kedua orang tuanya. Maroko semacam raksasa yang tertidur lelap di sepak bola antarnegara. Sejak 1976, Tim Singa Atlas belum lagi jadi juara di Piala Afrika. Mereka absen 20 tahun dari Piala Dunia sebelum Hakimi, dkk. sukses mentas di Piala Dunia Rusia tahun lalu. Maroko kalah reputasi dari tetangganya seperti Mesir atau Aljazair yang eksis dengan prestasi dan deretan nama-nama elite.

Dalam debutnya di Piala Dunia, Hakimi menampilkan performa solid. Sekalipun berada di posisi buncit grup B yang dihuni Spanyol dan Portugal, hasil seri 2-2 versus La Furia Roja dan kekalahan tipis dua laga lainnya patut dijadikan modal untuk pentas internasional lainnya. Sejauh ini Hakimi telah menyabet Pemain Muda Terbaik Afrika 2018.

Dipinjam Sampai 2020

Hakimi yang baru menembus tim senior Madrid musim lalu sebagai serep Dani Carvajal dan Nacho, memutuskan hengkang ke Dortmund sebagai pemain pinjaman. Dia bakal berseragam kuning-hitam sampai tahun 2020.

“Langkah lain untuk pergi ke negara berbeda di mana ada perbedaan bahasa dan budaya. Namun saya harus membuat keputusan dan langkah tepat untukku… sebagai pemain muda, tentu penting mendapatkan waktu bermain dan tampil tiap akhir pekan. Bersama Dortmund, saya punya kesempatan itu,” ungkap pengidola Marcelo kepada Reviersport.

Dortmund memenangkan 13 laga dan sekali seri saat Hakimi berada dalam susunan pemain awal. Tanpanya, tim asuhan Lucien Favre malah sekali seri, dua kali imbang, dan hanya dua kali menang.

Total dua gol dan tujuh asis dia bukukan untuk kesuksesan sementara Dortmund di liga dan Eropa. Cukup tinggi untuk seorang defender. Ketika Dortmund bantai Atletico Madrid 4-0 di babak grup Liga Champions, Hakimi torehkan hat-trick asis. Seakan menegaskan statusnya yang berasal dari klub rival tim ibu kota.

Determinasi, energi, dan kelincahan pemain setinggi 29 cm memberi warna baru di tepi lapangan Dortmund. Terlebih, Schmelzer dan Piszczek sudah berkepala tiga. Tinggal mereka berdua yang tersisa dari tim Dortmund yang juara liga secara beruntun di awal 2010-an tanpa disela perpindahan ke klub lain. Maka, hadirnya Hakimi sangat membantu proses regenerasi.

Masa peminjaman dua musim cukup lumayan tepat, syukur-syukur performanya meningkat dan perlahan jadi bagian permanen di Westfalenstadion. Musim ini, metode seperti itu sukses diterapkan Dortmund dengan mengikat Paco Alcacer setelah niat awalnya hanya pinjam dari Barcelona.

Kiprah Hakimi termasuk salah satu sensasi mengasyikkan Dortmund era Favre. Selain gelontoran gol dari Paco yang datang dari bangku cadangan, kemesraan Reus-Goetze yang terbangun lagi, Jadon Sancho yang gemilang meski diabaikan City, Axel Witsel tampil seperti jenderal untuk klub besar pertamanya, dan waktu-waktu mengesankan Schmelzer/Piszczek yang tampaknya sebentar lagi berakhir karena ada penggantinya.

Hakimi siap mengeluarkan energi super lagi untuk membantu Dortmund juara Bundesliga. Kamehameha, Hakimi!

Biodata Diri

Nama: Achraf Hakimi

Tempat, tanggal lahir: Madrid, 4 November 1998

Tinggi dan berat: 179 cm/65 kg

Posisi: Bek kanan/kiri

Karier klub:

2016-17 : Real Madrid Castilla

2017-… : Real Madrid

2018-… : Borussia Dortmund (pinjam)

Timnas

2016-… : Maroko (14 penampilan dan satu gol)

Sumber: Bundesliga.com/Whoscored.com/Football-Espana