Lincah dan kreatif adalah kata yang tepat untuk menggambarkan salah satu pemain terbaik Inggris di masanya, Joe Cole. Tepat 14 tahun silam, Joe Cole menandatangani kontrak untuk bergabung dengan tim rival Arsenal dan Tottenham itu dalam kesepakatan biaya sebesar 6,6 juta paun, setelah ia menolak perpanjagan kontrak baru dari West Ham United.
Pemain kelahiran Inggris itu menjadi salah satu bintang Chelsea setelah mengenakan nomor keramat “10” di punggungnya. Selama berkarir di Chelsea, Cole menjadi yang tak tergantikan di dalam skuat utama. Pasalnya, ia menjadi salah satu dari para pemain yang membuat Chelsea sukses merengkuh gelar domestik dan sempat menjadikan tim yang bermarkas di Stamford Bridge itu tak tertandingi dari para tim pesaing ‘Big Four’ kala itu.
Pada 6 Agustus 2003, Joe Cole menjadi pemain keenam yang didatangkan ke Stamford Bridge setelah Chelsea di akuisisi oleh taipan minyak asal Rusia Roman Abramovich. Selain membawa Cole, Chelsea juga menggaet rekan setimnya di West Ham, Glen Johnson. Manajer The Blues saat itu, Claudio Ranieri, melihat jika Cole adalah pemain yang tepat sebagai pengganti untuk Gianfranco Zola yang hengkang dari klub London Biru itu pada akhir musim sebelumnya.
Seminggu setelah menandatangani kontrak dengan klub, Cole melakoni debut di Liga Champions pada kualifikasi grup melawan MSK Zilina. Ia datang sebagai pemain pengganti Damien Duff saat waktu pertandingan tinggal 21 menit lagi. Cole mampu mengobrak-abrik pertahanan tim lawanannya itu, ia sempat menyebabkan Michal Drahno mencetak gol bunuh diri untuk mengunci kemenangan 2-0. Pada tanggal 17 Agustus, ia berhasil memainkan pertandingan pertamanya di Premier League, sekali lagi ia datang untuk menggantikan Duff di 15 menit terakhir pertandingan dalam kemenangan menggairahkan 2-1 atas Liverpool di Anfield.
Joe Cole agak butuh waktu lama untuk ‘memecahkan telur’ golnya itu untuk Chelsea. Ia berhasil mencetak gol pertamanya pada tanggal 29 Oktober saat Chelsea berlaga di Piala Liga melawan Notts County, kembali ia masuk sebagai pemain cadangan dengan menggantikan Jesper Grønkjær di menit ke-70. Sumbangsih golnya mengunci kemenangan 4-2 Chelesa atas lawannya tersebut dan The Blues berhasil masuk ke babak 16 besar.
Kursi kepelatihan musim 2004-2005 jatuh ke tangan bos asal Portugal, Jose Mourinho. Joe Cole yang memasuki musim keduanya itu merasa beruntung karena ia bisa dengan udah mengambil keuntungan dari cedera pemain sayap Chelsea Damien Duff dan Arjen Robben. Pasalnya, cedera kedua pemain sayap Chelsea kala itu sempat menjadikan dirinya sebagai pemain reguler pada tim utama. Ia juga berkontribusi penuh membawa gelar Premier League ke Stamford Bridge, setelah Chelsea berhasil membuat berbagai catatan yang impresif di musim 2004/2005.
Di paruh pertama musim 2005/2006, Joe Cole dijamin dirinya tetap berada pada tim utama Chelsea, mengalahkan pamor Shaun Wright-Phillips dan Damien Duff. Cole juga memperpanjang kontraknya dengan Chelsea selama empat musim.
Ia mengakhiri musim tersebut dengan manis. Pasalnya ia mencetak satu gol dalam kemenangan mengesankan 3-0 atas Manchester United, dan kemenangan tersebut menjadikan Chelsea mempertahankan gelar juara Premier League. Cole kemudian masuk dalam PFA Team of the Year.
Pada Januari 2007, Joe Cole menjalani operasi untuk patah tulang di kakinya yang ia derita di akhir tahun 2006. Walaupun penyembuhan cederanya terasa lama, ia berhasil kembali untuk Chelsea pada leg pertama perempat final Liga Champions saat Chelsea ditahan imbang 1-1 atas Valencia.
Cole kemudian mengembalikan kondisi penuhnya dan membantu Chelsea dalam kemenangan mereka atas Manchester United di Final Piala FA 2007. Ia pun kembali merasakan akhir musim yang begitu mengesankan karena kembali Chelsea berhasil mendapat satu gelar domestik di musim tersebut.
Salah satu momen emosional teringat saat Joe Cole mencetak gol sat Chelsea berhadapan dengan mantan timnya West Ham pada musim 2007/2008. Ia memilih tidak merayakan golnya itu, dan mengangkat tangan ke atas untuk menandakan permohonan maaf atas golnya ke gawang tim masa kecilnya itu.
Entah mengapa, Cole terlihat sangat ciamik dan kembali membwa Chelsea masuk ke final Piala FA. Ia menyumbang satu gol dan sekali lagi, gelar piala tertua di Inggris itu kembali jatuh ke tangan Chelsea setelah berhasil mengalahkan Everton pada partai puncak. Cole juga bermain di final Liga Champions 2008, saat Chelsea kalah pada babak adu penalti dari Manchester United.
Musim 2008/2009 mungkin selalu teringat dibenak Joe Cole. Pasalnya, cedera ligamen parah pada lututnya mulai menyerang karir berharganya di Chelsea pada musim tersebut. Cole tidak bermain untuk Chelsea sejak awal tahun 2009 dan absen selama tur pra-musim. Ia masih mengalami kerusakan pada ligamen di lututnya. Cole membuat debut pertama di musim 2009/2010 saat Chelsea melawan Blackburn Rovers. Ia kembali bermain di lini tengah Chelsea setelah berhasil sembuh dari cedera parahnya dan berhasil membantu timnya itu meraih kemenangan besar dengan skor 5-0.
Pada tanggal 8 November 2009, Joe Cole memainkan pertandingan ke-250 nya untuk Chelsea. Ia datang sebagai pemain pengganti untuk Deco saat melawan Manchester United di menit ke-62. Pertandingan itu tepat terjadi di ulang tahunnya yang ke-28.
Cole diigambarkan sebagai ‘kunci utama’ dari bangku cadangan setelah membantu Chelsea terus meraih kemenangan dan menyalip Manchester United di puncak klasemen pada akhir musim. Ia kembali datang sebagai pemain pengganti saat Chelsea memenangkan final Piala FA 2010, penampilan kedua dalam karirnya di final Piala FA untuk Chelsea.
Kontrak Joe Cole dengan Chelsea akhirnya berakhir pada 30 Juni 2010, dan membuat statusnya menjadi pemain bebas transfer. Cole mengakhiri karirnya di Chelsea dengan catatan yang memuaskan. Ia berhasil memenangkan tiga gelar Premier League, tiga Piala FA dan dua Piala Liga selama karirnya untuk Chelsea.