Siapa yang tidak mengenal Harry Kane saat ini? Striker haus gol milik Tottenham Hotspur ini telah mencuri banyak perhatian selama beberapa musim terakhir. Kane merupakan striker yang sangat komplet: kuat di udara, tajam di depan gawang, dan kemampuannya untuk mengeksekusi peluang, itulah Harry Kane. Sulit membayangkan Spurs tanpa Kane. Tanpa menafikan peran pemain lain, Kane merupakan senjata utama bagi Spurs bersama Dele Alli dan Son Heung-min.
Sempurnanya lagi replikasi permainan Kane bersama Spurs dilakukan bersama Timnas Inggris. Di Inggris, bekerja sama dengan Alli, Jesse Lingard, dan Raheem Sterling, Inggris tampil ciamik di Piala Dunia 2018. Inggris setelah sekian lama akhirnya sukses ke semifinal Piala Dunia sebelum dihentikan oleh Kroasia.
Tidak salah ketika di awal 2019, Harry Kane dianugerahi gelar Member of Order British Empire (MBE) atas jasanya di bidang sepakbola. Tentu saja itu merupakan pencapaian bagi striker dengan tinggi 188 sentimeter ini.
Ketika dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Daily Mail, Kane menjelaskan mengenai tokoh inspiratifnya dalam karirnya saat ini. Ketika para pemain sepakbola lainnya terinspirasi dari pemain-pemain bintang sepakbola masa lalu, Kane dengan tegas menyebut satu nama: Tom Brady.
Tom Brady mungkin asing bagi penikmat sepakbola, namun tidak di American Football. Namanya sangat terkenal luas, sama seperti Kane, Brady merupakan salah satu pemain terbaik di olahraga American Football dan apabila dikulik lebih dalam mengenai karier keduanya, Anda akan menemukan persamaan yang sangat dekat.
Dibuang, Bangkit dan Memeroleh Peluang
Tom Brady adalah Quarterback yang sepanjang kariernya memperkuat New England Patriots sejak tahun 2000. Lalu apa hebatnya Tom Brady? Ia adalah sosok yang sukses membawa New England Patriots menjadi juara Superbowl 5 kali. Tidak hanya itu, kelima Superbowl tersebut adalah keseluruhan gelar Superbowl yang New England Patriots punya, dengan kata lain, klub yang tiga kali berganti nama ini, baru menjadi juara ketika diperkuat Tom Brady.
Tom Brady juga merupakan Quarterback terbaik yang dimiliki oleh American Football. Ia juga memegang rekor sebagai Quarterback dengan rasio kemenangan tertinggi dengan 77% kemenangan. Unggul jauh dari Peyton Manning yang pensiun bersama Denver Broncos beberapa tahun silam.
Tom Brady setara dengan Messi di sepakbola, kehadirannya di lapangan sangat berpengaruh bagi tim yang dibelanya. Kepemimpinan dan kecerdasan bermainnya membawanya menjadi pemain penting bagi New England Patriots.
Di tahun 2016, adalah momen yang mungkin tidak akan dilupakan oleh penggemar American Football, dimana Patriots saat itu tertinggal 9-28 dari Atlanta Falcons di akhir quarter ketiga sebelum secara dramatis membalikkan keadaan dan memenangkan Superbowl ke 51.
Aktornya jelas, Tom Brady. Intelegensianya membuat para pemain Falcons kesulitan. Lemparan dan visinya jelas kelas wahid dan menjadi faktor kemenangan bagi Patriots.
Meskipun dikaruniai talenta luar biasa, percaya atau tidak, saat NFL Draft Day, Tom Brady bahkan tidak masuk dalam draft pick pertama, melainkan draft pick keenam yang berarti draft terakhir bagi seorang pemain. Bukan hanya itu, Tom Brady bahkan masuk di urutan ke-199 draft pick keenam, alias benar-benar urutan terakhir sebelum draft day selesai!
Talentanya banyak tidak diakui oleh para pelatih NFL, mereka menganggap tidak ada yang istimewa dari alumnus University of Michigan ini. Pihak keluarga sempat marah karena Tom tidak dimasukkan di draft pick kedua atau ketiga.
Mungkin kisah tersebut sangat familiar dengan yang dialami Harry Kane. Dilepas dari akademi Arsenal karena dianggap terlalu gemuk dan kurang atletis kemudian ditolak berbagai akademi termasuk Watford dan Tottenham Hotspur di awal-awal. Talenta Kane dianggap kurang menjanjikan untuk menjadi pemain bola apalagi sebagai pemain depan yang tajam. Beruntung Tottenham Hotspur kemudian merevisi keputusannya dan menarik Kane.
Pembuktian bagi Kane dan Brady
Kane di awal karirnya pun kesulitan mendapatkan tempat, mirip seperti Brady yang menjadi cadangan. Bahkan Brady sempat akan di-trade ke tim lain sebelum keputusan itu urung terjadi. Kane pun demikian. Mungkin tidak ada yang lebih menyesal dibanding Nigel Pearson ketika membangkucadangkan Kane dan Vardy pada 2013.
Kesempatan yang keduanya miliki pun mirip. Brady mendapatkan tempat setelah penampilan buruk para quarterback Patriots pada tahun 2000 dan Kane mendapatkan tempat setelah buruknya penampilan striker Tottenham. Keduanya sukses membawa bukti dan berpengaruh besar bagi timnya masing-masing.
“Dia adalah inspirasi. Melihat bagaimana dia menjadi yang terbaik dari orang yang meragukannya. Dia 199 dalam draft. Ke-199! Itu menunjukkan bahwa dalam olahraga apa pun mungkin dan dalam hidup juga,” ujar Kane dikutip dari Bleacherreport.
“Itu memberi saya kepercayaan diri dan kepercayaan diri yang besar bahwa saya akan berhasil; Saya akan membuktikan diri di panggung besar. Karier saya sangat mirip. Mudah-mudahan sekarang saya bisa maju dan memenangkan beberapa trofi dan turun sebagai salah satu striker terbaik di dunia.” tutup Kane.
Sebenarnya selain Brady, Kane juga mengidolai satu pemain NFL lainnya yakni Russell Wilson, Quarterback milik Seattle Seahawks dengan karir yang sedikit mirip: kesulitan di awal dan menjadi pemain kunci kemudian.
Namun satu-satunya yang membedakan Kane dengan Brady dan akan sangat sulit dilakukan Kane apabila tetap bersama Tottenham adalah meraih trofi kejuaraan. Hal yang belum diraih Kane hingga kini.