Kisah Thomas N’Kono, Kiper Legendaris Kamerun yang Jadi Inspirasi Gianluigi Buffon

Di balik sosok seorang legendaris, sering kali ada sosok lain yang menjadi inspirasi. Begitulah Thomas N’Kono, kiper Kamerun yang ternyata telah menjadi inspirasi bagi kiper legendaris Italia, Gianluigi Buffon. Bahkan, benar-benar tak disangka, mantan penjaga gawang Juventus itu memilih menjadi kiper karena melihat aksi pahlawannya itu di bawah mistar gawang beberapa tahun sebelumnya.

Bicara sosok Thomas N’Kono, awalnya dia bukanlah siapa-siapa. Malah Italia memiliki banyak kiper yang hebat pada masa itu. Ada Dino Zoff yang membawa Azzurri menjuarai Piala Dunia 1982 ketika Thomas N’Kono masih berkarier di Afrika hingga lolos dan pertama kali tampil di turnamen besar itu. Namun, saat itu Gianluigi Buffon mungkin belum mengerti sepakbola. Ia masih berusia empat tahun.

Awal Karier di Afrika

Lahir di Dizangue, Kamerun pada 20 Juli 1956, Thomas N’Kono mulai bermain sepak bola secara profesional saat berusia 18 tahun. Dia bergabung dengan klub lokal, Canon Yaounde, tak jauh dari kampung halamannya. Pada 1975, dia sempat bermain dengan klub sekota, Tonnere Yaounde, tapi kembali lagi ke Canon Yaounde setahun kemudian dan bertahan hingga pertengahan tahun 1982.

Pada masa itu, nama Thomas N’Kono mungkin masih terdengar asing bagi banyak orang di luar Afrika. Meskipun dia berhasil memenangkan banyak trofi bersama Canon Yaounde. Mereka lima kali juara Liga Kamerun, serta memenangkan trofi Liga Champions Afrika 1978 dan 1980. Barulah setelah tampil bersama Timnas Kamerun di Piala Dunia 1982, sosok Thomas N’Kono dikenal banyak orang.

Piala Dunia 1982 jadi penampilan pertama Kamerun di ajang itu. Thomas N’Kono tampil di bawah mistar gawang, sekaligus sebagai kapten tim. Hebatnya, mereka sukses mengimbangi lawan-lawan di fase penyisihan; Peru, Polandia dan Italia. Thomas N’Kono hanya kebobolan sekali lawan Italia. Tapi, mereka gagal lolos ke fase berikutnya, karena kalah jumlah gol dari Italia yang akhirnya jadi juara.

Meski begitu, performa Thomas N’Kono ternyata berhasil memukau klub-klub Eropa. Dia akhirnya memilih Espanyol di Liga Spanyol dan bertahan selama delapan tahun. Sempat gagal lolos ke Piala Dunia 1986, Kamerun akhirnya tampil lagi di Piala Dunia 1990 yang digelar di Italia. Thomas N’Kono kembali memimpin rekan-rekannya, dan harus langsung menghadapi juara bertahan Argentina.

Penampilan di Piala Dunia 1990

Menariknya, Kamerun kembali membuat kejutan. Argentina dikalahkan di laga pertama, sebelum menang atas Rumania. Meski kalah 0-4 dari Uni Soviet di laga terakhir, tapi mereka jadi juara grup. Hingga kini, Kamerun adalah satu-satunya tim yang memuncaki grup di Piala Dunia dengan selisih gol negatif, sekaligus tim Afrika pertama yang lolos ke fase gugur sebelum terhenti di perempat final.

Penampilan Thomas N’Kono di Piala Dunia 1990 itulah yang menjadi inspirasi bagi Gianluigi Buffon, yang saat itu berusia 12 tahun, hingga memilih jadi penjaga gawang. Padahal, awalnya dia bermain sebagai gelandang bertahan. Ketika kiper akademi Parma mengalami cedera, Gianluigi Buffon pun menawarkan diri sebagai pengganti dan beradaptasi dengan cepat, hingga akhirnya jadi kiper utama.

“Thomas N’Kono dan penyelamatan spektakulernya yang membuat saya jatuh cinta dengan posisi ini. Dia dengan cepat menjadi pahlawan saya, dan saya memanggil putra saya Louis Thomas untuk menghormatinya,” cerita Gianluigi Buffon dilansir situs resmi FIFA pada 2013.

Dia akhirnya menjalani debut sebagai kiper Parma di Serie A Italia musim 1995/1996 saat masih berusia 17 tahun 295 hari.

Thomas N’Kono pun merasa tersanjung diidolakan oleh salah seorang kiper terbaik di dunia pada masanya. “Suatu kehormatan bagi saya telah menginspirasi seorang pemain yang telah memberikan begitu banyak kegembiraan bagi para pecinta sepak bola, dan telah mempengaruhi kariernya,” kata Pemain Terbaik Afrika dua kali; 1979 dan 1982 itu pula, masih di situs resmi FIFA dilansir pada 2016.

Melahirkan Banyak Kiper

Tidak hanya berhasil menginspirasi Gianluigi Buffon, Thomas N’Kono juga telah menjadi idola banyak kiper terbaik Afrika. Bahkan, kiper yang selalu bermain mengenakan celana panjang itu ternyata juga telah melahirkan beberapa kiper ternama dari negaranya. Salah satunya adalah Carlos Kameni, kiper hebat lainnya dari Kamerun yang juga pernah membela Espanyol pada periode 2004-2012 silam.

Thomas N’Kono yang gantung sepatu pada 1997 menemukan bakat Carlos Kameni; saat itu masih berusia 16 tahun, ketika jadi pelatih kiper Timnas Kamerun di Olimpiade 2000 Sydney. Mereka sukses memenangkan medali emas cabang sepak bola. Empat tahun kemudian, dia pula mengembangkan bakat sang junior di Espanyol, hingga Carlos Kameni pun menjadi legenda klub, sama seperti dirinya.

Sumber: Football Italia, Caf Online, FIFA (1), (2), Goal.