Lucas Torreira, Maestro Muda Sampdoria

Pescara merupakan salah satu kesebelasan di Italia yang baik bagi pemain muda selain Sassuolo dan Torino. Sebut saja nama-nama seperti Bryan Cristante, Ciro Immobile, Gianluca Lapadula, Juan Quintero, Lorenzo Insigne, Mattia Perin, Marco Verratti, Rolando Mandragora, Vladimir Weiss, dan lainnya pernah mengembangkan karirnya di Pescara. Mungkin itulah yang membuat Lucas Torreira remaja memilih pindah akademi dari Montevideo Wanderers ke Pescara pada 2013.

Keputusan itu seperti meyakininya akan membuat karir sepakbolanya lebih cepat melesat. Betul saja, baru satu tahun di akademi Pescara, Torreira langsung dipromosikan ke skuat senior dalam usia 18 tahun pada musim 2014/2015.

Debutnya di Pescara dilakukan pada 16 Mei 2015 ketika menghadapi Varese dalam pertandingan Serie-B musim itu. Torreira bermain selama 58 menit sebelum digantikan Matteo Politano. Total, Torreira dimainkan lima pertandingan Serie-B 2014/2015. Hanya saja Pescara gagal ke Serie-A  musim selanjutnya meskipun sudah melangkah ke babak play-off promosi.

Kendati demikian, lima pertandingan yang dijalani Torreira seperti sudah menunjukan potensinya. Ia menunjukan konsentrasi yang baik sebagai gelandang bertahan melalui kemampuan memotong operan lawan, tekel dan memblok bola. Melihat hal itu, Sampdoria langsung bergerak cepat dengan membelinya pada bursa transfer musim panas 2015.

“Saya membelinya dari Pescara ketika tidak ada yang percaya kepadanya. Kami bertaruh kepadanya dan kami menang, membelinya hanya dengan 3 juta euro,” ujar Massimo Ferrero selaku Presiden Sampdoria, seperti dikutip dari Daily Mail.

Tapi Torreira tidak langsung pindah ke Sampdoria saat itu juga. Torreira diberikan kesempatan terlebih dahulu di Pescara selama satu musim lagi untuk mengarungi Serie-B 2015/2016 dalam status pinjaman. Waktu selama itu pun berhasil dimanfaatkan Torreira karena dijadikan gelandang bertahan reguler Pescara.

Total, Torreira dimainkan 29 kali dan 23 di antaranya dimainkan sejak awal pertandingan Serie-B 2015/2016. Bahkan empat gol berhasil disarangkannya ke gawang lawan sehingga turut membantu Pescara promosi ke Serie-A 2016/2017 melalui play-off. Sesuatu yang berhasil ditebus Torreira setelah gagal promosi pada musim sebelumnya.

Kendati demikian, Torreira tidak menikmati hasil jerih payahnya itu bersama Pescara karena sudah waktunya pindah ke Sampdoria pada bursa transfer musim panas 2016. Di sisi lain, kepindahannya itu tidak membuatnya menyesal karena Torreira langsung menjadi pemain inti Sampdoria.

Total, Torreira dimainkan 35 pertandingan Serie-A 2016/2017. Padahal terdapat gelandang yang jauh lebih senior pada skuat Sampdoria saat itu, seperti Agelo Palombo dan Luca Cigarini. Kedua pemain itu mendapatkan kesempatan bermain lebih sedikit sejak Torreira bergabung dengan Sampdoria kala itu.

Lebih Berkembang Bersama Sampdoria

Torreira pun mendapatkan pengalaman baru di lapangan. Ia dimainkan lebih bebas maju ke depan di lapangan tengah karena tidak sekadar menjadi gelandang bertahan. Sementara tugas bertahannnya di lini tengah terbagi dengan Edgar Barreto. Sejak itulah kemampuan tendangan jarak jauh dan operannya mulai terasah.

Gelandang bernomor punggung 34 itu juga mulai dipercaya mengeksekusi bola-bola mati meskipun masih belum berbuah menjadi gol maupun asis. Perkembangan-perkembangan Torreira itu mulai menarik kesebelasan-kesebelasan besar di Italia seperti AS Roma, Juventus dan lainnya.

Lucas Torreira pun lebih memilih bertahan di Sampdoria meskipun ada daya tarik dari kesebelasan-kesebelasan besar di Serie-A. Keputusannya itu membuatnya semakin diandalkan Sampdoria selama Serie-A 2017/2018. Sampdoria sendiri bermain dengan formasi berlian di mana Torreira sebagai basis kekuatan di lini tengah.

Ketika menyaksikan Sampdoria bermain, akan terlihat seberapa besar kekompakan yang ditekankan atas tingginya volume operan pendek pada build play kesebelasan tersebut. Sampai pada akhirnya pengembangan permainan mereka akan mengarah ke peluang mencetak gol. Lucas Torreira berperan penting dalam fase pembangunan serangan Sampdoria itu.

Dialah pemain yang beroperasi dan menempatkan dirinya di dekat bek tengah atas kemampuan tetap dingin walau di bawah tekanan. Situasi itu tetap membuatnya meneruskan bola kepada rekan terdekatnya atau melepaskan umpan panjang ke penyerangnya.  Saat tidak memegang bola, Torreira cukup pintar bermanuver untuk membuka ruang di lapangan.

Tidak Hanya Bertahan, Lucas Torreira Juga Bagus Ketika Menyerang

Ia merupakan pemain inti Sampdoria ke empat yang paling sering melepaskan umpan panjang dengan rataan 2,5 per laga. Torreira mampu melakukan berbagai macam umpan panjang ketika punya banyak ruang maupun sedang ditekan oleh lawan. Itulah keserbagunaan yang membuatnya menjadi gelandang menarik.

Lucas Torreira mampu membawa bola ke area yang lebih jauh di lapangan melalui kemampuan-kemampuannya itu. Sampdoria menggunakan gaya counterpressing ketika kehilangan penguasaan bola di area tengah lapangan. Para pemainnya akan cepat berburu bola seperti hyena untuk kembali menguasai pertandingan.

Salah satunya adalah Torreira yang kontribusi tekel bersihnya pun tetap konsisten di angka 2,5 per laga dalam dua musim beruntun. Ada banyak hal yang disukai dari permainan gelandang asal Uruguay ini. Tapi ada beberapa lagi yang menunjukan kekurangannya karena badannya tidak terlalu tinggi sehingga lemah dalam duel udara.

Lucas Torreira adalah pengadil dalam transisi permainan transisi Sampdoria. Ia bisa menahan laju bola,memperlambat tempo permainan atau dengan cepat membangun serangan. Perkembangan gelandang 22 tahun itulah yang membuatnya mulai dipanggil Uruguay pada Maret lalu.

Tidak hanya bertahan dan membantu serangan, Torreira mulai berkontribusi menyumbangkan gol dan asis bagi Sampdoria. Total, empat gol dan satu asis disumbangkannya untuk Sampdoria selama musim lalu tersebut. Akurasi umpannya meningkat dari 85 persen pada musim 2016/2017 menjadi 87 persen pada musim 2017/2018.

Begitu pun tendangan yang mengarah ke gawang dari rataan 0,5 meningkat jadi 0,9 per laga.  Torreira benar-benar berbakat. Dapat dikatakan bahwa ia adalah salah satu gelandang terbaik di Eropa dalam kolompok usia 22 tahun dan dibanding-bandingkan dengan Verratti.

Ke Manakah Torreira Setelah Piala Dunia?

Tidak akan banyak menemukan gelandang bertahan dengan mobilitias dan kordinasi tinggi bersama bola dalam usia yang masih muda. Kesebelasan mana pun akan tambah menarik jika memiliki seseorang seperti Torreira. Sejauh ini, Arsenal, Manchester United dan Napoli, tertarik untuk membeli Torreira.

Torreira sendiri punya klausul pelepasannya seharga 25 juta euro. “Torreira pergi untuk 30 juta euro,” tegas Ferrero. “Uang yang kita hasilkan diperlukan untuk meningkatkan modal klub kami. Jika kami mendapatkan tawaran besar untuk seseorang, saya akan menerimanya. Tapi kami tidak perlu menjual pemain kami dengan harga murah,” sambungnya.

Torreira ditakdirkan untuk hal-hal yang lebih besar dan lebih baik lagi. Seperti yang sedang dilakukannya bersama Uruguay pada Piala Dunia 2018 yang tengah berlangsung ini. Torreira sudah dua kali dimainkan menggantikan Vecino ketika melawan Arab Saudi dan Mesir pada pertandingan fase grup Piala Dunia.

Ajang itulah yang membuatnya tidak ingin memikirkan masa depan transfernya saat ini. “Saya tidak tahu. Saat ini yang paling penting adalah bermain untuk negara saya. Arsenal adalah tim yang bagus, salah satu yang paling penting di dunia. Tetapi pada saat ini saya fokus bermain untuk negara saya,” kata Torreira seperti dikutip dari Goal Internasional.

Torreira adalah nama yang mungkin belum pernah didengar kecuali bagi para penikmat Serie-A. Situasi itu akan berubah dalam waktu dekat karena namanya masuk ke dalam skuat Uruguay di Piala Dunia 2018 dan semakin dikaitkan dengan kesebelasan-kesebelasan besar Eropa. Tidak diragukan lagi bahwa Torreira adalah pemain multi aspek yang punya karir panjang dan sukses di masa depan.

Sumber lain: BBC, ESPN FC, Express, Medium, Metro