Ditebus seharga 20 juta Euro oleh kesebelasan asal Tiongkok, Dalian Yifang, Marek Hamsik resmi meninggalkan Napoli. Menghabiskan 11 1/2 musim membela I Partenopei, gelandang asal Slovakia itu pergi dengan status legenda di mata ultras Napoli.
Bagi Hamsik, tidak ada kesebelasan lain di Eropa yang akan ia bela selain Napoli. “Napoli akan selalu ada di hati saya. Saya ingin meminta maaf kepada semua pendukung Napoli. Saya ingin tampil di tengah-tengah kalian dalam mengucapkan selamat tinggal dengan diiringi tepuk tangan dari publik San Paolo. Semoga kalian memberi kesempatan itu,” tulis Hamsik dalam surat perpisahannya.
“Saya ingat bagaimana kita memenangkan Coppa Italia untuk pertama kalinya dalam 25 tahun. Momen-momen saat saya menjadi pemain dengan penampilan terbanyak bagi klub, mengalahkan [Giusseppe] Bruscolotti. Ataupun ketika memecahkan rekor gol milik [Diego] Maradona. Kota ini tidak akan terlupakan apalagi ketiga anak saya lahir di sini,” lanjutnya.
Tampil sebanyak 520 kali untuk Napoli, Hamsik terlibat dalam 232 gol I Partenopei dalam 11 1/2 musim. Nomor punggung 17 yang sebelumnya hanya seperti angka transisi bagi pemain-pemain Napoli memiliki makna baru berkat dirinya.
Melihat semua itu, aneh rasanya mengingat masa-masa ketika kedatangan Hamsik ditolak oleh ultras Napoli.
Mendarat di Kota Naples pada 28 Juni 2007, Hamsik diperkenalkan ke publik bersamaan dengan Ezequiel Lavezzi. Pada saat bersamaan, suporter Napoli melakukan demonstrasi di depan kantor klub karena menganggap pembelian Presiden Aurelio De Laurentiis kurang mencerminkan ambisi Napoli.
“Cukup dengan ilusi menjadi miliarder,” tulis pihak ultras pada spanduk mereka. Semua memang membutuhkan waktu. Namun pada akhirnya Laurentiis bisa membuktikan bahwa uang ia keluarkan tidak sia-sia. Hamsik adalah legenda Napoli dan sudah disiapkan untuk menjadi seperti itu sejak pertama didaratkan dari Brescia.
Tanpa Tekanan
“Napoli resmi memboyong pemuda Slovakia, Marek Hamsik dari Brescia sebagai pembelian pertama klub. Pihak Brescia awalnya meminta tujuh juta euro untuk Hamsik. Dana 5,5 juta euro akhirnya disepakati. Ia diikat hingga 2012 oleh pihak klub,” tulis Tutto Napoli.
Dana 5,5 juta euro untuk pemain berusia 19 tahun tidaklah murah. Sebagai perbandingan, pada bursa transfer yang sama, Martin Petrov didatangkan Manchester City dengan dana 4,7 juta pauns. Sementara Atletico Madrid mendapatkan Luis Garcia dari Liverpool dengan dana lebih murah, empat juta pauns.
Namun Hamsik tidak merasa tertekan dengan dana tersebut. Baginya, Napoli bukanlah kesebelasan yang mengintimidasi. “Saya tidak merasakan tekanan saat melawan Napoli. Apalagi jika menjadi salah satu dari mereka,” kata Hamsik.
Nedved dari Slovakia
Ucapan Hamsik saat diboyong ke Napoli mungkin terdengar seperti merendahkan klub. Tapi kondisi Napoli pada 2007 berbeda dengan era Higuain dan seterusnya. I Partenopei adalah tim promosi di Serie-A 2007/08. Sudah enam musim absen dari divisi tertinggi Italia dan sempat mengalami krisis ekonomi.
Sementara Hamsik merupakan salah satu pemain muda terbaik di sepakbola Italia. Dirinya didekati oleh agen super Mino Raiola, diminati AC Milan, Juventus, dan Arsenal. Wajar jika Napoli disebut tidak memberikan tekanan kepada dirinya.
Hamsik sempat memberikan mimpi buruk pada Juventus dan AC Milan ketika masih berseragam Brescia. Kemampuannya di lini tengah Rondinelle membuat publik Italia teringat pada gelandang Juventus, Pavel Nedved.
“Marek [Hamsik] memiliki kemampuan teknis yang bagus. Dirinya juga dewasa di usia muda. Mungkin itu sudah mental dari Eropa Timur, tapi dia sedikit mengingatkan saya kepada Pavel Nedved,” kata pelatih Hamsik di Brescia, Mario Somma.
“Marek memang menjadikan Pavel Nedved sebagai panutannya. Saya ingat waktu Brescia menang 3-1 melawan Juventus. Rekan satu timnya kemudian berbicara dengan Nedved untuk bertukar seragam dengan Marek. Ia akhirnya mendapatkan seragam idolanya,” kata ayah Hamsik.
Uji Loyalitas
De Laurentiis sudah mengatakan ambisinya sejak mendaratkan Hamsik. “Kita harus melihat kondisi di seluruh dunia. Kita tak mengenal sepakbola karena David Beckham, walaupun mungkin banyak mengira sepakbola harus bertabur bintang”.
Hamsik yang masih berusia belasan tahun dijadikan tulang punggung baru Napoli oleh De Laurentiis. Sejauh pemikiran De Laurentiis, Hamsik adalah Beckham milik Napoli dan hal itu benar-benar terjadi.
Hamsik langsung berperan krusial bagi Napoli. Ia mencetak sembilan gol dan arsiteki empat lainnya untuk Napoli di musim pertamanya. I Partenopei kemudian mengakhiri musim di peringkat delapan klasemen Serie-A 2007/08.
Seiring waktu, performa Hamsik terus melonjak dan menarik minat kesebelasan-kesebalasan lain. Pada 2013, kesabaran Hamsik di Napoli mulai diuji. Dirinya menjadi korban pencurian. Seseorang menondong pistol ke kepala Hamsik dan mengambil jam tangan rolex miliknya.
Hamsik diisukan hengkang dari Napoli karena masalah itu. Tapi alih-alih pindah, setahun kemudian dirinya didapuk jadi kapten tim menggantikan Paolo Cannavaro. Rasa hormat dari Ultras Napoli mulai terasa.
Saat ada rumor salah satu dari pendukung Napoli menjadi korban penembakkan di Kota Florance, pihak ultras sudah siap membuat kerusuhan ketika bertamu ke Artemio Franchi. Tapi Hamsik berhasil menenangkan mereka dan mengatakan Fiorentina tak ada hubungan dengan insiden tersebut.
Sebelum pergi ke Tiongkok, Hamsik membersihkan semua anggapan yang ada di tengah suporter Napoli. Anggapan bahwa dirinya pernah berniat hengkang dari San Paolo.
“AC Milan menginginkan saya lima tahun lalu. Begitu juga dengan Juventus. Tapi saya lebih memilih memenangkan satu piala dengan Napoli dibanding 10 gelar bersama kesebelasan lain,” katanya.
Dulu Hamsik memang dicaci, dianggap tak sesuai dengan ambisi Napoli. Tapi kenyataannya hingga 2019, tidak ada pemain Napoli yang lebih baik dibandingkan Marek Hamsik.