Mariano dan Kisah Nomor 7 di Real Madrid

Saat Cristiano Ronaldo hengkang dari Santiago Bernabeu untuk Juventus, publik Kota Madrid menunggu pengganti sepadan. Eden Hazard, Kylian Mbappe, serta Neymar diisukan akan menjadi pengganti Cristiano di Bernabeu. Tapi, pada akhir bursa transfer musim panas 2018, Los Blancos tak mendaratkan pemain dengan status bintang. Pemain yang mendarat adalah mantan pemain akademi El Real, Mariano Diaz.

Mariano baru pergi meninggalkan Real Madrid pada musim lalu (2017/2018). Saat itu, Zinedine Zidane yang menyarankan dirinya untuk pergi. “Saya bertanya kepada Zidane, meminta saran. Dia mengatakan dengan kondisi Lyon yang kehilangan Lacazette akan menjadi kesempatan bagus bagi saya membuktikan diri.”

“Andai dirinya meminta saya tetap di Real Madrid, pasti akan menolak Lyon,” akunya seperti dikutip Tribal Football. Namun, saran Zidane itu tidaklah salah. Mariano Mariano berhasil mencetak 18 gol selama membela Les Gones –julukan Lyon-. Lebih produktif ketimbang Mbappe ataupun pemain baru FC Barcelona, Malcom.

Mariano kemudian dipulangkan Real Madrid. Sayangnya, kepulangannya itu ditolak oleh para pendukung Los Blancos. Menyebut Mariano tak layak untuk mengenakan nomor punggung tujuh. Nomor punggung keramat yang diwariskan oleh Cristiano dan Raul Gonzalez.

Keputusan Real Madrid memberikan Mariano nomor punggung tujuh memang dapat dikategorikan sebagai hal kontroversial. Mariano adalah pemain yang lahir di daerah Catalunya. Ini pertama kalinya nomor punggung tujuh diberikan kepada pemain asal Katalan, setidaknya sejak 1980-an, karena sulit untuk mencari daftar nomor punggung sebelum itu.

Mariano juga pemain non-Eropa pertama yang mengenakan nomor punggung tujuh. Meski lahir di Spanyol, dia adalah pemain Republik Dominika. Membela negara dari Kepulauan Karibia itu sejak 2013. Akan tetapi, menjelang Piala Dunia 2018, Julen Lopetegui mengaku tetap memonitor Mariano.

“Ya, Mariano ada di radar kami. Tidak banyak orang mengetahui bahwa Mariano masih bisa dipanggil Spanyol. Dirinya baru membela Republik Dominika di laga non kompetitif. Dominka juga membiarkan penduduknya memiliki dua paspor. Ini berbeda dengan di mayoritas negara Eropa,” jelas Lopetegui kepada AS.

Real Madrid Panik?

Mariano Diaz sebenarnya tidak dibutuhkan oleh Real Madrid. Lyon siap menjual jasanya, tapi ke Sevilla. Bukan Real Madrid. “Saya berbicara ke Florentino Perez soal ini. Dia mengatakan Mariano bukanlah pemain yang dicari Real Madrid. Tapi kemudian tawaran itu datang,” aku Presiden Lyon, Jean-Michel Aulas.

“Mariano sebelumnya sudah mengatakan terlebih dahulu kepada saya bahwa dia memilih Real Madrid ketimbang Sevilla,” lanjut Aulas seperti dikutip ESPN. Pihak Sevilla sendiri kesal dengan keputusan Mariano. “Dia mengaku ingin kembali ke Spanyol dan bermain dengan Sevilla, tim yang memenangkan banyak gelar Liga Europa. Tapi setelah isu Real Madrid, kami tak mendengar apapun lagi darinya,” kata Presiden Sevilla Pepe Castro.

Real Madrid kemudian disebut panik karena pernyataan dari kedua presiden di atas. Gagal mendaratkan pengganti Cristiano Ronaldo seperti keinginan mereka, Mariano Diaz akhirnya dipulangkan dengan 30 juta Euro.

Tapi, di sisi lain, Julen Lopetegui bukanlah sosok yang asing dengan permainan Mariano Diaz. Seperti yang ia ungkapkan kepada AS, dirinya mematau Mariano saat sedang membela Lyon.

Cristiano Mengubah Makna Nomor 7

Nomor punggung tujuh selalu keramat bagi Real Madrid. Sama halnya dengan kubu Manchester United di Inggris. Pemain yang pernah merasakan keduanya adalah Cristiano Ronaldo. Mewariskan nomor punggung tujuh Manchester United dari David Beckham, Cristiano hengkang ke Real Madrid setelah menjadi identik dengan angka tersebut selama lima tahun.

Ia pindah ke Real Madrid, mengenakan nomor punggung sembilan terlebih dulu sebelum dipercayakan untuk mewarisi kostum Raul Gonzalez. Sementara nomor punggung tujuh di Manchester United diberikan ke Michael Owen. Pemain yang sudah uzur dan merupakan mantan penyerang dari tim rival, Liverpool.

Hingga kini nomor punggung tujuh di Manchester belum menemukan kembali aura mistis yang dimiliki sebelum-sebelumnya. Sementara di Madrid, Cristiano melanjutkan tradisi. Memastikan bahwa warisan dari Raul tidak dirusak.

Namun kehadiran Cristiano ini mengubah makna nomor punggung tujuh. Dari nomor yang diberikan kepada pemain andalan menjadi milik seorang bintang. Padahal Raul, Butragueno, Juanito adalah pemain yang dipercaya bisa jadi pahlawan bagi klub. Mereka tidak serta-merta seorang bintang.

Juanito sudah membela Real Madrid sejak 1977, tapi baru dipercaya dengan nomor punggung tujuh pada 1980. Nomor punggung yang dibawa selama lima tahun olehnya. Kemudian masuklah Butragueno ke jajaran nomor tujuh El Real. Dia diorbitkan dari akademi Real Madrid, sama seperti Raul ataupun Mariano.

Tapi sejak Cristiano mendapatkan nomor tujuh di Manchester United. Makna dari nomor tersebut mengalami pergesaran. Nomor tujuh jadi identik dengan seorang sayap, pemain dengan kemampuan teknikal tinggi, dan berstatus bintang.

Sejak dirinya mendarat di Bernabeu, ia sudah diyakini akan menjadi penerus nomor punggung tujuh itu. Padahal dirinya bukanlah pemain akademi Real Madrid, tapi nomor punggung tujuh sudah begitu identik dengan dirinya.

Cristiano adalah alasan mengapa sebagian orang menganggap Mariano tidak layak mengenakan nomor tujuh. Dialah yang membuat orang-orang lebih siap menunggu Mbappe, Hazard, Neymar, atau pemain bintang lain untuk menjadi nomor tujuh berikutnya.

Bukan Michael Owen

Sejak Cristiano Ronaldo hengkang dari Manchester United, nomor keramat dari kubu Setan Merah tidak begitu terlihat pengaruhnya. Mariano yang mewariskan nomor punggung tujuh dari Cristiano di Real Madrid, ditakutkan memiliki peluang merusak kemagisan angka tersebut.

Bahkan banyak lebih memilih Marco Asensio untuk menggunakan nomor tujuh. Padahal, berbeda dengan Manchester United yang mulai menasbihkan angka tujuh sebagai nomor keramat karena George Best, Real Madrid merasakannya karena Juanito.

Best memang merupakan penyerang yang beroperasi di sayap. Itulah mengapa nomor tujuh di Manchester United identik dengan posisi tersebut. Eric Cantona dan Bobby Robson sebagai pengecualian. Sementara Juanito adalah penyerang tengah. Sama seperti Butragueno, Raul, dan Mariano. Sejauh ini, pemain seperti Butragueno, Raul, dan Juanito tak pernah mati di mata suporter Real Madrid.

Mereka adalah ujung tombak dan andalan klub. Juanito bahkan populer sebagai pemain yang sering mencetak gol krusial serta membalikkan keadaan saat Real Madrid tertinggal. Mariano punya peluang yang sama. Dia adalah penyerang dan pemain binaan akademi Real Madrid.

Dirinya mungkin bukan Cristiano Ronaldo, namun dia juga bukan Michael Owen. Sebagian pendahulu Mariano adalah penyerang tengah. Dirinya masih berada di usia produktif. Memang, ada potensi bagi Mariano gagal di Real Madrid. Namun, potensi yang sama besar juga ada terkait kesuksesannya di Los Blancos.

Sistem Lopetegui

Taktik yang dijalankan Lopetegui di awal musim 2018/2019 juga terlihat membantu Mariano jika dirinya diturunkan. Hingga jornada ketiga La Liga musim ini, Mariano belum mendapatkan kesempatan dari Lopetegui. Dia hanya jadi cadangan saat Real Madrid menang 4-1 melawan Leganes.

Namun, sistem permainan Lopetegui terlihat cocok dengan gaya main Mariano di Lyon. Ketika membela Lyon, Mariano adalah ujung tombak yang disokong oleh Nabil Fekir dan Memphis Depay. Ia kerap turun membantu pertahanan, menjadi awal dari sebuah serangan balik, dan selalu siap membahayakan gawang lawan.

Berbeda dengan Zidane yang memaksimalkan potensi terbaik pemain-pemain Real Madrid, Lopetegui sejauh ini terlihat meminta anak-anak asuhnya untuk lebih kolektif. Tiga partai pertama musim ini, Real Madrid memiliki rataan 73.8% pengusaan bola. Dengan akurasi operan mencapai 91.2%. Tertinggi di La Liga.

Rataan itu juga lebih tinggi dibandingkan Zidane musim lalu yang mencatat 59% penguasaan bola dan 89% akurasi operan di tiga laga pertama. Kunci dari sistem Lopetugui ialah Isco dan Benzema. Isco diberi kebebasan berdiri di belakang tiga penyerang, Asensio, Benzema, dan Bale.

Sementara Benzema berada lebih ke belakang, membantu pertahanan dan jadi pemain bertahan pertama ketika lawan menguasai bola. Berkat mentalitas Real Madrid yang lebih sering mendominasi laga, mereka mengunci lawan di daerah mereka sendiri. Hal ini membuat Benzema tak perlu terlalu jauh membantu dan siap untuk menjadi tumpuan saat mendapat kesempatan menyerang.

Pengaruh Benzema

Hal serupa bisa diterapkan ke Mariano Diaz yang memang memiliki karakter bermain seperti Benzema saat ini. Namun, Mariano masih harus menunggu. Benzema saat ini tengah kembali ke puncak performanya dan memberikan perlawan kuat kepada Mariano di persaingan lini depan.

Persaingan dengan Benzema hanya akan memperkuat Mariano. Benzema sendiri mengaku Mariano sebagai penyerang handal. Dialah yang memberikan saran kepada Lyon untuk membeli Mariano dari Real Madrid.

Dengan Benzema sebagai mentor sekaligus saingannya, Mariano hanya tinggal menunggu waktu agar bisa memberikan justifikasi kepada nomor punggung tujuh Real Madrid. Membawanya kembali ke era Raul, di mana nomor keramat itu jadi milik penyerang andalan yang berasal dari akademi Real Madrid.