Sebelum Jurgen Klopp mendarat di Anfield, nakhoda Jerman bukan komoditas populer di Inggris. Bukan hanya Inggris, liga-liga top Eropa lain juga kurang memandang juru taktik asal Jerman.
Serie-A (Italia) misalnya, hingga 2018/2019 hanya Rudi Voller pelatih Jerman yang pernah merasakan atmosfer divisi sepakbola tertinggi Negeri Pizza. La Liga (Spanyol) biasa jadi tempat singgah talenta pinggir lapangan asal Jerman. Mulai dari Udo Latek di Barcelona hingga Bernd Schuster yang menangani Levante, Malaga, dan Real Madrid. Namun, sejak 2014 tidak ada lagi nakhoda Jerman yang mengasuh kesebelasan La Liga.
Setelah Klopp menangani Liverpool, pamor nakhoda Jerman ikut naik. Julian Nagelsmann juga pernah diincar Real Madrid dan Chelsea sebelum memilih RB Leipzig. Huddersfield mengganti sosok David Wagner yang punya kewarganegeraan ganda Amerika Serikat dan Jerman dengan Jan Siewart.
Wagner dan Siewart memiliki latar belakang yang dekat dengan Klopp. Wagner merupakan mantan rekannya di Mainz, dan mengasuh Borussia Dortmund II saat Klopp melatih Marco Reus dan kawan-kawan. Siewart juga menangani Dortmund II sebelum menjadi pengganti Wagner di Kirkless Stadium.
Dengan performa apik Norwich City di divisi dua Inggris, Championship, talenta kepala pelatih dari tim muda Dortmund mungkin akan kembali diincar kesebelasan Premier League. Pasalnya Norwich saat ini ditangani oleh Daniel Farke, nakhoda Dortmund II setelah Wagner, sebelum Siewart.
Pencarian manajer bertalenta Jerman seperti terbatas dengan Jurgen Klopp dan Dortmund sebagai indikator. Setidaknya itulah yang terjadi di Premier League. Liga yang sebelumnya hanya mengenal Felix Magath sebagai manajer Jerman yang berkualitas. Padahal, Jerman punya talenta-talenta pinggir lapangan lain. Misalnya, Ralf Rangnick dan Florian Kohfeldt.
Namun, satu talenta jenius yang belum tercium oleh kesebelasan Premier League atau liga top Eropa lainnya ada di 2.Bundesliga. Ia pernah mencicipi 1.Bundesliga sebagai punggawa Fortuna Dusseldorf dan Kaiserslautern. Untuk sementara tengah menduduki puncak divisi dua bersama 1.FC Koln dengan 54 poin dari 26 pertandingan: Markus Anfang.
Wariskan Mental Juara Untuk Holstein Kiel
Foto: Tek Portal
Reputasi Anfang memang belum seperti Rangnick, Nagelsmann, apalagi Klopp. Akan tetapi hanya dalam delapan tahun, dirinya telah memberikan berbagai kejutan di Jerman.
Mulai dari kesebelasan divisi tiga, SC Kapellen-Erft, Anfang kemudian menarik minat akademi Bayer Leverkusen. Tak lama di Leverkusen, ia ditunjuk sebagai pelatih kepala Jerman U-17 sebelum akhirnya mengantar Holstein Kiel promosi ke 2.Bundesliga pada 2017/2018.
Sejak awal, Holstein Kiel sadar Anfang adalah sosok yang tepat untuk membangkitkan gairah sepakbola Die Störche -julukan klub-. Dengan pengalamannya mengasuh talenta muda, Anfang bisa memberikan penyegaran dalam tubuh klub.
“Markus Anfang adalah kandidat ideal bagi kami. Klub tengah mencari guru sepakbola yang penuh ide dan bisa memberikan kehidupan baru, dan Anfang bisa memberikan itu,” ungkap Direktur Manajer Holstein Kiel Ralf Becker.
Die Storche pun hanya kalah tujuh kali sepanjang musim 2016/2017. Untuk pertama kalinya mereka naik ke 2.Bundesliga setelah mengoleksi 67 poin dari 38 laga. Hanya kebobolan 25 gol sepanjang musim, Holstein Kiel menjadi kesebelasan paling jarang kebobolan di 3.Liga 2016/2017.
Lee Scott dari Fussball Stadt menjelaskan bahwa Anfang merupakan sosok pelatih yang gemar membangun serangan dari belakang dan selalu memaksimalkan talenta yang ia miliki. “Anfang memberi sebuah tradisi untuk sukses untuk Kiel. Terlepas dari kegagalan mereka promosi ke 1.Bundesliga, sistem 4-3-3 yang diterapkan Anfang jadi poros utama Kiel. Tepat dalam memilih pemain dan sabar membangun serangan di atas lapangan,” jelas Scott.
Hengkang ke Koln untuk musim 2018/2019, Anfang mengaku Holstein Kiel akan selalu jadi rumah keduanya. Wakil Presien Holstein Kiel Wolfgang Schwenke juga tidak memiliki dendam pada Anfang. “Kami sangat senang bisa melihatnya kembali ke sini. Ia datang sebagai sahabat dan suporter tahu itu,” kata Schwenke jelang pertemuan Holsten Kiel melawan Koln.
“Kami memberi landasan yang kuat untuk klub. Itu cukup bagi mereka untuk berkembang. Saya sangat senang bisa menjadi bagian keluarga ini,” kata Anfang sebelum pertandingan.
Tinggal Menunggu Waktu
Foto: Sports-Chau
Bersama Koln, Anfang tidak mengubah gaya permainannya. Tetap membangun serangan dari belakang, memaksimalkan tiap pengusaan bola yang didapat. Salah satu keuntungan Anfang bersama Koln adalah kehadiran Simon Terrode, salah satu, bahkan dapat disebut penyerang terbaik sepanjang sejarah 2.Bundesliga.
“Sistem permainan yang diterapkan pelatih [Anfang] sangatlah ofensif. Kami dituntut untuk terus membuat peluang. Dengan begitu kesempatan kami untuk mencetak gol akan lebih banyak. Saya sangat terbantu dengan gaya permainan seperti ini,” puji Terrode yang telah mencetak lebih dari 100 gol di 2.Bundesliga.
Hingga pekan ke-28, Koln memimpin klasemen 2.Bundesliga dengan 54 poin. Unggul tiga poin dari Hamburg SV, tapi juga masih menyimpan dua pertandingan atau satu lebih banyak dari Der Dino. Sementara Holstein Keil sementara duduk di peringkat lima klasemen, hanya terpaut dua poin dari penghuni zona play-off 1.FC Union Berlin.
Koln memang sejatinya adalah penghuni 1.Bundesliga dan Anfang akan membawa mereka kembali ke habitat. Sementara bagi Holstein Kiel, divisi tertinggi sepakbola Jerman kini jadi tujuan realistis. Bisa atau tidak mereka mencapai dan bertahan di liga tersebut semua tergantung penerus Markus Anfang.
Namun berkat Anfang semua itu menjadi realistis. Jangan heran bila satu atau dua musim lagi namanya masuk ke dalam pembicaraan kesebelasan-kesebelasan populer Eropa. Dirinya tidak memiliki koneksi dengan Jurgen Klopp, tapi ia tetap jenius sepakbola Jerman.