Darwin Nunez menjadi bintang baru Eropa saat ini, setelah direkrut Liverpool menjelang awal musim 2022/2023. Dengan usia baru akan memasuki 24 tahun pada tahun 2023 ini, kariernya tentu masih panjang. Jika mampu mempertahankan konsistensi permainan dan ketajamannya di depan gawang lawan, bukan tak mungkin dia meraih banyak trofi di masa mendatang hingga jadi pemain terbaik.
Sama seperti kebanyakan pemain top dari Amerika Selatan, Darwin Nunez pun juga telah melewati periode berat di awal kehidupannya. Berasal dari keluarga miskin, perjalanannya dari kecil untuk jadi seorang pesepak bola besar tidaklah mudah. Bukan hanya soal finansial, dia juga sempat mengalami cedera berat di usia muda, sebelum sang kakak akhirnya berkorban demi perkembangan kariernya.
Anak Tukang Bangunan
Darwin Nunez lahir pada 24 Juni 1999 silam di Artigas, sebuah kota kecil di utara Uruguay, tepat di perbatasan dengan Brasil. Ayahnya, Bibiano Nunez dan sang ibu, Silvia Ribeiro memberinya nama lengkap Darwin Gabriel Nunez Ribeiro. Berasal dari keluarga dan lingkungan miskin, dia tumbuh di daerah kumuh kota kecil tersebut, dekat Sungai Cuareim yang memisahkan Uruguay dengan Brasil.
Bersama seorang kakak laki-laki, Junior Nunez, mereka pun bertahan hidup dengan ayahnya seorang tukang bangunan. Jika ayahnya tak mendapat pekerjaan, maka ibunya membantu dengan berjualan botol. Tak jarang Darwin Nunez dan kakaknya juga ikut mengumpulkan botol dari jalanan di kotanya untuk dijual agar bisa makan. Kalau tidak demikian, maka mereka akan tidur dengan perut kosong.
“Ya, saya pergi tidur beberapa kali dengan perut kosong. Tapi yang lebih sering tidur dengan perut kosong adalah ibu saya. Dia memastikan bahwa saya dan saudara laki-laki saya makan dulu. Ibu saya sering pergi tidur tanpa ikut kami makan. Saya tidak akan pernah lupa dari mana saya berasal,” ucap Darwin Nunez suatu ketika mengenang masa kecilnya, dalam sebuah wawancara dilansir Life Bogger.
Itulah yang membuatnya tak pernah berhenti berjuang sejak kecil, salah satunya melalui sepak bola. Bakatnya pun diasah dari jalanan bersama sang kakak, sebelum masuk ke akademi klub lokal.
“Jika terus bekerja, saya akan mencapai itu dan menyenangkan orang tua saya yang melakukan segalanya untuk saya ketika saya bahkan tidak memiliki sepasang sepatu sepak bola,” kata Darwin Nunez lagi.
Cedera di Usia Muda
Di usia enam tahun, dia bergabung ke akademi La Luz. Hanya dalam waktu singkat, Darwin Nunez jadi pemain terbaik akademi. Lalu, dia mencoba tantangan yang lebih kompetitif bersama San Miguel de Artigas. Inilah yang jalannya menuju kesuksesan. Pada 2014, seorang legenda sepak bola Uruguay yang berprofesi sebagai pencari bakat, Jose Perdomo menemukannya dalam sebuah pertandingan.
Sang striker muda pun diajak ke Montevideo, ibu kota Uruguay untuk bergabung dengan akademi Penarol; di usianya masih 14 tahun. Itulah pertama kalinya dia pergi ke ibu kota, hampir 700 km dari rumahnya. Karena tak sanggup jauh dari orang tuanya, bocah itu sempat pulang, sebelum kembali setahun kemudian. Hanya butuh setahun, dia akhirnya mendapat kontrak profesional dari Penarol.
Darwin Nunez juga sempat menghadapi momen paling sulit hingga berpikir untuk berhenti dari sepak bola. Ketika itu dia mengalami cedera di usia muda; cedera ligamen yang membuatnya menjalani dua kali operasi hingga istirahat selama setahun lebih.
“Saya ingat dalam bola split saya melompat dan saat jatuh, saya menekuk seluruh lutut dan rasa sakit hampir membunuh saya,” kenang sang pemain.
Pengorbanan Sang Kakak
Cedera parah tersebut pun telah mematahkan mental Darwin Nunez saat itu. Apalagi, kehidupan keluarganya kembali sulit, karena dialah yang diharapkan bisa membantu. Ketika itu, saudara laki-lakinya, Junior juga sudah bergabung dengan Penarol. Namun, kondisi sang adik akhirnya memaksa Junior harus mengambil sebuah keputusan besar; keluar dari klub dan bekerja untuk keluarganya.
“Kakak saya berlatih lebih dulu di Penarol. Suatu hari, saya pergi ke Artigas dengan rencana berhenti dari sepakbola ketika dia menelepon, menyuruh saya bertahan. Junior berkata saya memiliki masa depan di sepak bola, bahwa dialah yang akan meninggalkan sepak bola. Dia meninggalkan kariernya untuk saya, karena hal-hal menyedihkan yang terjadi dalam hidup kami,” sambung Darwin Nunez.
Itu adalah pengorbanan yang tak pernah dilupakan Darwin Nunez. Tapi itu pula yang memberinya kesempatan untuk melanjutkan karier, sementara kakaknya menghidupi keluarga. Tak lama, di usia 18 tahun dia pun menjalani debut profesional bersama Penarol pada 22 November 2017. Mereka sukses menjuarai liga domestik, juga musim berikutnya. Sejak itu, kariernya terus berlanjut ke Eropa; bersama Almeria di Spanyol (2019/2020), Benfica di Portugal (2020-2022), dan kini dengan Liverpool.
Sumber: Lifebogger, Wikipedia.