Juventus tidaklah sia-sia ketika mengonfirmasi bergabungnya Douglas Costa pada Juli tahun lalu. Costa didatangkan dari Bayern Munich dengan status pinjaman selama satu musim. Costa dihargai enam juta Euro yang bisa dipermanenkan dengan nilai 40 juta euro pada akhir musim 2017/2018.
⚡⚪⚫👀 #OneMore https://t.co/7LHdOstuMi pic.twitter.com/CuegOKS1LN
— JuventusFC (@juventusfc) July 12, 2017
Costa dikenal sebagai pemain sayap yang jago menggiring bola. Kakinya seperti menari-nari ketika menguasai bola dan berusaha melewati lawan-lawannya. Itulah yang membuat pemain asal Brasil ini selalu spesial ketika bola berada di kakinya.
Giringan bola sukses Costa merupakan paling banyak dalam dua musim bersama Munich di Bundesliga. Total, 148 giringan bola sukses berhasil dilakukannya sejak musim 2015/2016. Tidak berlebihan jika Costa adalah raja menggiring bola selama berseragam kesebelasan berjuluk The Bavarians tersebut.
Douglas Costa has completed more Bundesliga take-ons (148) than any other player since the 2015/16 season. 🇧🇷
King of the one-on-one. ⚡️ pic.twitter.com/EISNyFVf1u
— Squawka (@Squawka) July 11, 2017
Kuncinya karena Costa mampu mengkombinasikan kecepatan di setiap giringan bolanya. Kemampuan yang memenarkan bahwa Costa adalah rekrutan hebat Juventus pada musim ini. Hanya saja Costa gagal membawa Juventus melaju lebih jauh pada Liga Champions 2017/2018.
Costa cuma sanggup membawa Juventus sampai perempat final karena kalah agregat 3-4 dari Real Madrid. Padahal Juventus sempat unggul 3-0 pada pertandingan leg kedua sampai menit akhir. Tapi penalti yang diberikan wasit kepada Madrid pada menit 90+7′, membuat Juventus harus kalah agregat 4-3.
Costa pun tampak emosional atas keputusan wasit tersebut. Ia terlihat ikut memprotes dan mendorong wasit sampai harus terkena teguran dari Gianluigi Buffon. Di sisi lain, mantan kesebelasannya musim lalu justru melaju sampai semi-final. Tapi pilihan Costa bergabung ke Juventus tetaplah menjadi keputusan terbaik baginya.
“Saya merasa bangga dan terhormat bisa menjadi bagian dari keluarga Juventus. Hampir satu tahun saya memutuskan pindah ke Turin dan ini adalah pilihan terbaik dalam hidup saya,” tulis Costa pada unggahan Instagram setelah tersingkir dari Liga Champions.
Cepatnya Adaptasi Douglas Costa
Terhenti di Liga Champions pun tidak akan membuatnya kosong gelar bersama Juventus. Hal itu karena Juventus tinggal selangkah lagi mengawinkan gelar Coppa Italia dengan Serie-A musim ini.
Amuk Costa terbukti ketika menyambut kembali Serie-A setelah tersingkir dari Liga Champions. Pemain 27 tahun itu langsung menyumbangkan tiga asis ketika mengalahkan Sampdoria. Tiga asisnya itu membantu Juventus untuk terus bergerak maju ke gelar juara Serie-A musim ini.
Pada laga terakhir Juventus di Serie-A, Costa memberikan dua asis ketika melawan Bologna. Alhasil, Costa telah menciptakan enam asis dalam lima penampilan terakhirnya. Sementara secara total, Costa sudah mengoleksi 12 asis dari 29 penampilan bersama Juventus di Serie-A 2017/2018.
Jumlah asisnya itu merupakan yang terbanyak sejauh Serie-A musim ini. Torehan itu jelas menunjukan betapa Costa paham apa yang diinginkan rekannya untuk mencetak gol. Asisnya pun selalu dihasilkan dalam pertandingan yang penting dalam perebutan gelar domestik musim ini.
Tiga asis ketika melawan Sampodria jelas penting. Kemudian satu asis ketika diimbangi Crotone dan dua asis yang memastikan kemenangan atas Bologna. Mengapa asis melawan Bologna begitu penting? Hal itu karena Juventus tertinggal 0-1 terlebih dahulu sebelum berbalik unggul menjadi 3-1.
Mungkin Juventus akan kesulitan mengunci juara Serie-A dari Napoli jika tidak ada asis-asis dari Costa. Ia telah terbukti menjadi pembuat perbedaan dalam permainan Juventus. Costa tampak sudah beradaptasi dengan pola permainan Juventus dengan memanfaatkan kecepatannya dengan baik.
Ditambah dengan pergerakannya yang mengubah warna permainan Juventus. Hal ini bisa terlihat dari Costa yang turun sebagai pemain pengganti dan berhasil menyumbangkan tiga asis ketika melawan Sampdoria.
Costa mampu memamerkan visi permainannya. Ia juga memiliki kemampuan dan kecerdasan untuk menemukan ruang antar lini lawannya. Kemudian dieksploitasi olehnya dan berlari menuruk ke dalam kotak penalti lawannya itu.
Sudah 17 pertandingan ia dipercaya sebagai pemain inti. Pengalamannya di Eropa pun memberikan kesempatan kepada Costa diturunkan delapan kali sejak menit awal di Liga Champions musim ini. Kelebihan lainnya, Costa tidak hanya dimainkan sebagai pemain sayap kanan maupun kiri dalam formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3 Juventus, ia juga bisa dimainkan di posisi gelandang sentral.
Douglas Costa’s record for Juventus in 2017/18:
17 starts
4 goals
12 assistsInvolved in a goal once every 106 minutes. 💪 pic.twitter.com/vGpoMhvJnO
— Khaled Al Nouss (@khaledalnouss1) May 5, 2018
Costa telah memberikan pilihan rotasi bagi Massimilano Allegri sebagai Pelatih Juventus. Costa diperkirakan bakal menjadi pemain yang berbahaya bagi AC Milan dan berhasil dibuktikannya. Ia mencetak gol kedua Juventus yang diciptakannya pada menit ke-61 Costa berhasil mencetak gol setelah memanfaatkan umpan dari Juan Cuadrado.
Juventus pun berhasil meraih gelar Coppa Italia musim ini. Bukan tanpa alasan juga bahwa Costa merupakan salah satu aktor penentu untuk mempertahankan juara Serie-A. Penentuan itu bisa didapatkan apabila meraih hasil imbang melawan AS Roma di Stadion Olimpico, Senin (14/5) pada dini hari nanti.
Jika Roma sama-sama lengah menghadapi Costa seperti Milan, maka bersiaplah kandangnya kembali menjadi pesta scudetto Juventus seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Kemudian Costa sudah tidak diragukan lagi adalah aktor sekaligus rekrutan baru Juventus yang paling berpengaruh.
Sumber lain: 90 Mins, ESPN FC