Mengenang Jimmy Hill, Tokoh Revolusioner Sepakbola Inggris

Dua tahun lalu, masyarakat sepakbola Inggris kehilangan salah satu insan terbaik mereka. Jimmy Hill saat itu berpulang dalam usianya ke-87 akibat penyakit Alzheimer yang dideritanya sejak 2008.

Kematian Jimmy saat itu menimbulkan duka yang sangat mendalam. Tercatat nama-nama seperti Alan Shearer, Gary Lineker, Football League,  Federasi Sepakbola Inggris (FA), seluruh klub Premier League mengirimkan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Jimmy.

Jimmy sendiri adalah mantan pemain sepakbola yang berposisi sebagai striker. Hanya saja awal karirnya saat itu tidak berjalan dengan cemerlang. Ia hanya mencetak 10 gol ketika memperkuat Brentford. Ketika hijrah ke Fulham pada 1952, ia hanya menyumbang 52 gol meski membuat 300 penampilan.

Nama Jimmy baru melejit ketika ia menjadi manajer Coventry City pasca pensiun pada 1961. Akan tetapi, ia saat itu bukan dikenal melalui prestasinya melainkan dengan keputusan revolusionernya. Ia mengubah kostum Coventry menjadi biru muda. Ia juga yang memberikan julukan “The Sky Blue” terhadap Coventry.

Pria kelahiran 1928 ini memberikan prestasi berupa gelar divisi tiga pada 1964 dan gelar divisi dua pada 1967. Jimmy memutuskan keluar dari Coventry sebelum musim 1967/1968 digelar yang merupakan penampilan pertama Coventry di kompetisi tertinggi sepakbola Inggris.

Selain kemampuannya di atas lapangan, Jimmy dikenal sebagai pria yang memiliki banyak keahlian di luar lapangan. Ketika masih menjadi pemain pada tahun 1957, ia sudah diangkat menjadi chairman Asosiasi Pesepakbola Inggris (PFA). Ia menjadi orang yang mengeluarkan kebijakan berupa pembatalan pembatasan gaji para pemain di Football League yang saat itu dibatasi hanya 20 pounds. Kebijakan ini menghasilkan Johny Hayes sebagai pesepakbola pertama yang mendapatkan upah 100 pounds per minggunya (Tertinggi pada saat itu).

Seakan sudah jatuh cinta terhadap Coventry City, Jimmy kemudian kembali ke Coventry pada tahun 1975 sebagai managing director sebelum akhirnya dia menjadi chairman bagi klub tersebut pada tahun 1980 hingga 1983. Jimmy pun menjadi ikon bagi Coventry. Ia sangat dicintai di klub tersebut sampai sebuah bar di dekat stadion Ricoh Arena merubah namanya menjadi “Jimmy’s” sebagai bentuk penghormatan terhadap Jimmy. Selain itu pada 2011 dibangun patung Jimmy di luar stadion Ricoh Arena. Selain bersama Coventry, jimmy pernah menjadi chairman dan penyelamat bagi beberapa tim seperti Charlton Athletic, Fulham, dan Queens Park Rangers.

Selain kontribusinya dalam pembatalan pembatasan gaji tadi, jimmy dikenal juga sebagai penggagas hal-hal lain seperti mengharuskan semua tribun di seluruh stadion Inggris menjadi all seater, mencabut larangan interview media, memperkenalkan papan skor elektronik pada 1964, serta memperkenalkan matchday programme berwarna pada 1965. Jimmy juga dikenal sebagai orang yang memperkenalkan sistem perhitungan tiga poin kepada FA pada 1981.

Salah satu cerita menarik yang pernah dimiliki oleh Jimmy adalah dia pernah berkarir sebagai Linesman atau asisten wasit. Hal ini terjadi ketika lanjutan liga inggris musim 1972 antara Arsenal melawan Liverpool. Saat itu linesman Dennis Drewitt mengalami cidera dan tidak bisa melanjutkan pertandingan. Peraturan FA saat itu adalah apabila dalam pertandingan tidak bisa diselesaikan tanpa wasit dan dua asisten wasit maka permainan akan ditunda. Pada saat itu announcer pertandingan mengatakan apabila ada seseorang yang memiliki kemampuan sebagai seorang wasit dan mau menjadi sukarelawan diharapkan utnuk turun ke lapangan. Tak ayal Jimmy pun turun ke dalam lapangan dan mengganti baju yang dipakainya dan masuk menggantikan Drewitt.

Kata multi talenta pantas disematkan kepada Jimmy. Tidak puas sebagai pemain dan chairman, Jimmy pun sempat melebarkan sayapnya ke dunia Broadcasting. Karirnya di dunia media dimulai dengan menjadi kepala bagian tayangan olahraga di ITV pada 1967, sebelum pindah ke BBC enam tahun kemudian. Di stasiun BBC, Jimmy menjadi presenter tayangan olahraga terkenal Match Of The Day selama 15 tahun dan mencatatkan hampir 600 penampilan bersama MOTD sebelum akhirnya digantikan oleh Des Lynam. Des saat diwawancarai oleh BBC mengatakan bahwa Jimmy merupakan harta yang tak ternilai yang pernah dimiliki oleh BBC.

Jimmy adalah ikon bagi BBC terutama bagi Match Of The Day (MOTD). Bahkan dalam acara MOTD sesaat setelah dia meninggal, pembawa acara saat itu Dan Walker mengucapkan sebuah kalimat yang berbunyi

“Sepakbola kehilangan icon favoritnya hari ini. Jimmy Hill meninggal dunia di usia yang ke 87 tahun. Dia juga pernah berada di acara ini selama 15 tahun. Dia adalah seorang pemain, pemimpin, manager, director, chairman, presenter, eksekutif, pundit, dan Linesman, dan seorang innovator. Dia melakukan hal itu semuanya. Dan dia melakukan hal itu semua dengan sangat baik.”

Jimmy terkena Alzheimer pada tahun 2008. Dan setelah tujuh tahun perjuangannya terhadap penyakit tersebut dia meninggal dunia. Sepakbola kehilangan sosok Pria yang memiliki ide-ide brilian. Sosok yang membuat permainan ini menjadi lebih enak dilihat pada saat ini.