Menunggu Gudjohnsen ikuti Jejak Maldini

Foto: El Espanol

(tautan akan dibuka di jendSekitar 10 tahun setelah Paolo Maldini gantung sepatu, nama salah satu bek terbaik Italia itu kembali muncul di susunan pemain AC Milan. Bukan menjaga pertahanan namun justru mengancam. Daniel, anak dari Paolo berdiri di antara Krzysztof Piatek dan Samu Castillejo, menyerang gawang Bayern Munchen.

Maldini dan kawan-kawan akhirnya harus mengakui keunggulan Die Roten setelah ditekuk 0-1. Akan tetapi, debutnya di laga uji coba itu sudah ditunggu penikmat sepakbola selama satu dekade. Sejak Sang Ayah mengatakan bahwa nomor punggung tiga di AC Milan hanya boleh digunakan oleh keturunan Maldini.

Awalnya, kakak dari Daniel, Christian Maldini disebut akan menjadi penerus Sang Ayah. Apalagi dia juga berposisi sebagai bek layaknya Paolo. Namun pada 2016, jasa Christian dilepas Rossoneri.

Daniel pun mulai menunjukkan batang hidungnya setahun kemudian. Tercatat sebagai topskorer Campionato Nazionale U17 B musim 2017/2018 dengan raihan sembilan gol. Dalam periode yang tak jauh berbeda, pemain generasi ketiga lainnya mencuri perhatian berbagai media. Berjarak 1.500 kilometer lebih dari Kota Milan, anak Eidur Gudjohnsen, Andri, menandatangani kontrak dengan Real Madrid.

https://www.instagram.com/p/BQJKeFrFX88/

Andri dan Daniel memiliki banyak kesamaan. Nama mereka mulai terdengar ke telinga publik ketika berusia 16 tahun. Keduanya digadang-gadang akan menjadi pemain besar karena produktivitas mereka di depan gawang. Juga merupakan pemain generasi ketiga, anak kedua.

Daniel lahir dari keturunan bek legendaris, Cesare dan Paolo Maldini. Adik dari Christian Maldini. Sementara Andri, adik dari Sveinn Aron Gudjohnsen mengikuti jejak ayah (Eidur) dan kakeknya (Arnor) sebagai penyerang.

“Saya tidak menjadi pesepakbola karena itu pekerjaan ayah. Tapi sepakbola turun secara genetik. Saya juga tidak bisa membayangkan melakukan pekerjaan lain,” kata Eidur pada FourFourTwo. DNA itu kemudian turun juga ke Andri dan Aron.

Bedanya, jika Daniel tetap setia dengan pilihan Sang Ayah membela AC Milan, Andri meninggalkan Barcelona untuk Real Madrid. Mengkhianati kesebelasan yang dibela oleh ayahnya lebih dari 100 kali.

Tapi mungkin itu juga genetik. Pasalnya, Eidur Gudjohnsen yang namanya dibesarkan oleh Chelsea mengaku senang saat membela Tottenham. “Suporter Chelsea tidak akan suka hal ini. Namun saya sangat menikmati masa-masa di Tottenham. Main bersama Niko Kranjcar, Gareth Bale, Luka Modric, Peter Crouch, Ledley King, dan Heurelho Gomes, mereka adalah pemain-pemain hebat,” aku Eidur.

Mulai Bersinar dengan Espanyol

https://www.instagram.com/p/BhM0MKcFLAn/

Andri tak hanya berkhianat sekali, tapi dua kali! Sebelum membela Real Madrid, dirinya pernah berkostum Espanyol selama tiga tahun. Bersama tim muda Pericos itulah ia mulai disebut-sebut akan mengikuti jejak Sang Ayah, jika tak melebihinya.

Andri berhasil memberikan gelar juara liga kepada Espanyol Cadete B (U16) dan mencetak enam gol dari delapan pertandingan. Bahkan berhasil membobol gawang lawan sampai 20 kali di musim terakhirnya berkostum Espanyol.

Performa itu pun membuat Barcelona ingin kembali menggenggam jasa Andri. Menurut Sport, Andri punya dua pilihan: Barcelona dan Real Madrid. Los Blancos akan jadi tempat yang lebih baik untuk Andri secara finansial. Sementara Barcelona lebih mendukung pada masalah olahraga. “Sangat senang dan bangga rasanya bisa mengumumkan bahwa saya resmi bergabung dengan Real Madrid! Tidak sabar menunggu masa depan,” tulis Andri.

Masa depan datang begitu cepat untuk Andri. Belum satu tahun menerima pinangan Real Madrid, dia sudah menjadi pahlawan tim asuhan Raul Gonzalez di kompetisi Mediterranean International Cup 2019. Dirinya juga mengakhiri musim 2018/2019 sebagai pemain Juvenil paling produktif di Real Madrid. Mencetak 31 gol untuk Juvenil C. Melebihi Sergio Arribas di Juvenil B (22) dan Pedro Ruiz di tim A (17).

Penyerang Terbaik di Juvenil Real Madrid

Andri dikenal sebagai penyerang dengan mobilitas tinggi. Aktif memberi dan mencari ruang untuk mencetak gol. Serta handal dalam duel udara. “Performa Gudji [panggilan Andri] di musim ini [2018/2019] sangat bagus. Dia sudah berevolusi menjadi pemain yang lengkap. Ia pintar dan rajin bergerak,” puji Manu Fernandez yang mengasuh Andri di Juvenil C.

Menurut ADN Blanco, nama Andri ‘Gudji’ Gudjohnsen sudah jadi bagian tim Juvenil A untuk musim 2019/2020. Namun jika melihat usia, pemain kelahiran 29 Januari 2002 itu masih bisa tampil untuk Juvenil C ataupun B. Fernandez, Raul, dan Dani Poyatos selaku nakhoda Juvenil A sepertinya sudah mengakui kemampuan Andri.

Hanya menunggu waktu hingga ia naik ke Castilla dan mungkin promosi ke tim senior Real Madrid. Keputusannya untuk mengkhianati Barcelona sepertinya terbukti tepat. Ia datang ke Kota Madrid bukan hanya karena uang seperti yang dilaporkan Sport. Namun, kondisi di Ibu kota Spanyol memang lebih mendukung pemain-pemain muda dalam beberapa tahun terakhir.

Lagipula, andai kata pada akhirnya Andri gagal mencapai ekspektasi, masih ada adiknya, Daniel Tristan Gudjohnsen!