Obat Anti Pusing Aston Villa, Tyrone Mings

Foto: Nottingham Post

Sekalipun berstatus tim promosi Premier League 2019/2020, Aston Villa punya reputasi mentereng. Sebelum terdegradasi pada empat musim silam, Villa tergolong tim tradisional yang sempat bergelimang kejayaan. Satu trofi Liga Champions, tujuh gelar Liga Inggris, tujuh Piala FA, dan lima Piala Liga.

Sekarang, status mereka tidak lain sebatas tim promosi yang sepanjang tiga tahun berkutat di Divisi Championship. Untuk bisa stabil, tim asal Birmingham ini wajib mematok target bertahan musim depan. Tidak apa sepanjang musim duel di papan bawah. Bisa bertengger di papan tengah jelas anugerah. Bisa berjarak tipis dari tim enam besar? Wah, imajinasi mewah.

Oleh sebab itu, The Villans memperkuat tim supaya bisa bertahan di habitat asli mereka ini. Mereka aktif bergerak di bursa transfer. Dibanding dua tim baru lain, Villa lebih aktif memborong pemain. Meski banyak mendatangkan wajah anyar yang kiprahnya patut dinantikan, tapi ada satu muka lama yang sangat melegakan bisa dikontrak Aston Villa. Dialah, Tyrone Mings.

Pada paruh musim lalu, Mings yang dipinjam dari Bournemouth menjadi tulang punggung pertahanan tim. Perannya krusial menentukan kesuksesan Jack Grealish, dkk., promosi via jalur play-off. Tatkala Villa sukses mengontrak Mings secara permanen lewat ongkos 22 juta paun, tentu optimisme patut berhembus di daerah Midlands Barat.

Kehadiran bek berusia 26 tahun itu teramat sentral menentukan hasil pertandingan The Lions di Divisi Championship. Data situs statistik Whoscored menegaskan, Villa meraup 11 kemenangan, 4 seri, dan hanya 3 kali kalah saat dia tampil. Berbanding terbalik sebelum Villa merekrutnya.

Sebab, dalam 31 pertandingan, anak asuh Dean Smith tumbang 12 kali kali, 8 kali imbang, dan sebelas kali menang. Persentase Villa meraih kemenangan meningkat tajam tatkala lini pertahanan solid melibatkan Mings

Bek berpostur badan 191 sentimeter ini menggaransi ketenangan lewat tampilan yang beringas dan performa tanpa kompromi. Rasio kebobolan tim juga menurun dari 1,58 gol perlaga sampai 0,83 gol perlaga setelah dia bergabung. Pemain yang punya darah Barbados ini juga punya catatan apik terkait tugas defensif. Menorehkan rataan satu tackle, 4,5 kali sapuan bola, tiga kali memenangkan duel bola atas, dan melepaskan 6,2 kali operan lambung akurat. Sumbangan dua gol menambah kelengkapan sebagai bek mumpuni.   

Apresiasi klub pun sangat tinggi atas kinerjanya. Tampak pada sikap Villa yang memperkenalkan Mings bersamaan dengan perilisan seragam baru. Lewat video promosi yang mengambil tempat di stasiun kereta, Mings tampil ramah tapi garang sembari berkata, “Come on!”

“Luar biasa! Saya jelas bahagia bergabung kembali. Setelah perjalanan pada paruh kedua musim lalu, ini seperti kecocokan alamiah untuk saya balik lagi sebagai pemain permanen,” ungkap Mings kepada situs resmi klub.

Jelas, ini memang kecocokan alamiah yang saling menguntungkan Aston Villa, Mings, juga Bournemouth. Untuk Villa, mereka mendapati seorang bek tangguh yang meningkatkan kualitas tim yang tiga musim teronggok di level dua sepak bola Inggris. Untuk Mings, dia akhirnya mendapatkan kesempatan menghuni pos utama pertahanan sebuah klub. Sebab, Bournemouth pun kadung penuh dengan bek-bek tangguh seperti kapten Steve Cook, Nathan Ake, dan duo bek muda Chris Mepham atau Jack Simpson.

Mings sebetulnya diproyeksikan menjadi penjaga lini belakang masa depan Bournemouth sejak direkrut dari Ipswich Town tahun 2015. Saat diboyong, dia berstatus pemain termahal The Cherries yang baru promosi dengan harga 8 juta paun.

Sayang, tidak banyak yang dia perbuat, karena kariernya terganggu cedera. Baru enam menit lakoni debut berseragam merah-hitam, dia alami cedera lutut yang memaksanya menepi lebih dari setahun. Dia sempat frustrasi, nyaris depresi, enggan melakukan apapun, sebelum akhirnya meminta pertolongan psikolog. Kelak, setelah sembuh pun Bournemouth tetap bukan jodoh untuknya.

Setidaknya ada satu pertandingan yang patut dikenang selama Mings membela tim arahan Eddie Howe. Ketika Bournemoth bertandang ke Stadion Old Trafford pada 2017, Mings menampilkan kesolidan tatkala berduel dengan penyerang sekaliber Zlatan Ibrahimovic. Pada laga tersebut, Mings tampak menunjukkan Premier League sebagai rimba yang tidak cocok untuk Ibrahimovic tua.

Ibra terpancing dengan kawalan ketat Mings. Bantingan dan sikutan Ibra kepadanya ‘dibalas’ injakan kaki di kepala oleh Mings yang mengaku tidak sengaja setelah terhalang Wayne Rooney. Puncaknya, Ibra yang kewalahan gagal mengeksekusi penalti. Menghasilkan skor imbang 1-1, satu-satunya poin yang pernah Bournmeouth raih di Old Trafford.

Penolong Berjiwa Sosial

Dampak instannya bagi Aston Villa terbukti juga saat Mings acap kali diberikan ban kapten setelah Jack Grealish digantikan di tengah-tengah pertandingan. Mentalnya yang tangguh bukan datang tiba-tiba.

Mings kecil yang lahir dari ayah pesepak bola amatir, pernah hidup di penampungan tuna wisma. Dia ingat betapa buruk kehidupannya saat tinggal di kawasan kumuh Chippenham. Meskipun pernah ditolak Akademi Southampton, tapi akhirnya sepak bola jugalah yang mengangkat derajat hidupnya.

Atas pengalamannya tersebut, Mings acap kali aktif terlibat di aktivitas sosial. Secara natural, dia turun ke jalan membantu orang-orang yang nasibnya pernah dia alami. Sejak masih membela Ipswich enam tahun silam, Mings rutin memberi bantuan kepada orang-orang miskin acap kali Natal tiba. Dia membelikan kantung tidur, makanan, selimut, dll. secara personal di kota tempat dia lahir, Bath.

“Saya tidak menengok ke belakang dengan negatif. Saya tersenyum, karena itu membuatku bisa terkait dengan orang lain dan merasa pengalaman itu tidak seburuk dengan apa yang orang lain kutemui alami, orang-orang yang tidur di jalanan.”

“Segala pengalaman yang kulalui, aku ambil nilai positifnya,” ungkap Mings kepada The Telegraph.

Kebaikan hati Mings yang publik ketahui lainnya, yakni dia pernah memberikan jatah tiket pertandingan kepada orang yang tidak mampu lewat Twitter. Ketika dia mendadak berganti nomor punggung dari nomor 15 ke nomor 3 di Ipswich, dia membelikan seragam baru kepada dua suporter yang kadung merogoh kocek untuk nama Mings bernomor 15.

Tentu, utang ibunya pun dia lunasi setelah menekan kontrak profesional. Sampai dia dipermanenkan Aston Villa dengan nomor punggung 40, Mings masih membawa keluarganya sebagai bentuk rasa syukur tak terpermanai.

Ternyata, jiwa penolong Mings bukan sebatas perkara di lapangan hijau. Soal kehidupan sehari-hari, tabiatnya gemar membantu. Musim lalu, Villa sukses dia tolong naik lagi ke Premier League. Musim depan, tugas Mings dan rekan-rekannya berseragam merah marun-biru muda jelas bahu membahu klub bisa bertahan.

“Dia ada di sini, dia di sana. Dia sungguh berada di mana-mana, Tyrone Mings.”

Begitu tulisan tato di bokong suporter Villa. Mings hanya tertawa, tanda kinerjanya terapresiasi abadi.

sumber: whoscored/theguardian/thetelegraph