Pablo Vercellone, Alasan Atletico Madrid Tak Perlu Risau di Posisi Penjaga Gawang

Mungkin semua penikmat sepakbola sepakat mengenai lini depan Atletico Madrid adalah salah satu yang terbaik dalam beberapa musim terakhir. Nama-nama besar selalu menghiasi lini depan Los Rojiblancos secara konsisten. Atletico Madrid pun bukan lagi klub yang bisa dianggap sebelah mata di peta persepakbolaan Eropa. Garangnya lini depan Atletico Madrid ini masih bertahan hingga musim ini.

Namun lini depan yang produktif tidak ada artinya apabila lini pertahanan dibuat rapuh. Dalam hal ini, pos penjaga gawang. Sama seperti lini depan Atletico Madrid yang dikenal tajam, pos penjaga gawang Atletico Madrid selalu dijaga nama-nama berkualitas dan kelas wahid.

Sejak 2010, ada nama David De Gea yang merupakan andalan sekaligus pemain terbaik Manchester United dalam lima musim terakhir. Thibaut Courtois yang dipinjam Atletico dari Chelsea sejak musim 2011-2012, sudah menjadi andalan Chelsea musim lalu. Courtois kini memperkuat Real Madrid yang juga dikenal memliki penjaga gawang terbaik. Kini Atletico Madrid memiliki Jan Oblak, meskipun kiper asal Slovenia ini masih berseragam Atletico, Oblak secara rutin menjadi incaran klub-klub besar karena kualitas yang dimiliki.

Baca juga: Profil Unai Simon, Kiper Bilbao yang Kisahnya Mirip David De Gea

Kiper-kiper cadangan Atletico Madrid pun juga penjaga gawang sembarangan. Sergio Asenjo yang menjadi deputi Courtois, kini menjadi pilihan utama Villareal sejak dua musim lalu. Miguel Angel Moya yang dua musim lalu menjadi pengganti Oblak, sudah menjadi kiper utama Getafe dan Valencia sebelum berlabuh ke Atletico Madrid. Musim ini, Atletico Madrid membeli Antonio Adan yang menjadi pilihan utama Real Betis musim lalu.

Di balik apiknya penjaga gawang anak asuh Diego Simeone tidak lepas dari adanya sosok Pablo Vercellone, Pelatih kiper Atletico Madrid yang sudah bersama Atletico sejak 2011 lalu. Sosoknyalah yang menjaga kualitas kiper Atletico Madrid agar tetap konsisten di level teratas.

Tidak hanya menjaga kualitas kiper utama, Pablo Vercellone juga berperan dalam regenerasi kiper Atletico Madrid. Kini kiper muda Atletico Madrid, Alejandro Iturbe, di usia 14 tahun sudah menjadi incaran klub-klub besar seperti Liverpool, Tottenham Hotspur, hingga Barcelona. Ini tidak lepas dari polesan Pablo Vercellone yang membawa Iturbe masuk ke akademi Atletico.

Menjaga Persaingan

Dikutip dari gazetta.it, Cara paling efektif dalam menjaga level pos kiper adalah dengan memiliki dua pemain berkualitas sama. Bahkan bisa dibilang, Atletico Madrid adalah pionir dari adanya dua penjaga gawang kelas dunia dalam satu tim.

Sejak akhir 2011, Atletico setidaknya punya 2 kiper dengan kualitas yang nyaris setara. Bahkan di awal kedatangan Simeone dan Vercellone, Atleti punya empat kiper dengan kualitas serupa: Joel Robles, Sergio Asenjo, De Gea dan Roberto. Pun ketika akhirnya De Gea hengkang ke Old Trafford, Atleti tidak risau, karena Sergio Asenjo saat itu merupakan kiper utama Spanyol U-23, ditambah kedatangan Courtois yang sebenarnya saat itu tidak penting-penting amat bagi Vercellone.

Namun persaingan kiper utama di sebuah tim, kerap menimbulkan masalah, apalagi dengan kualitas yang sama apiknya. Keduanya akan bersaing secara ketat dan bisa berdampak negatif bagi salah satunya. Sedangkan pos penjaga gawang adalah pos yang jarang sekali melakukan pergantian atau rotasi.

Di sinilah Vercellone melakukan keahliannya, ia menjaga iklim persaingan pos penjaga gawang untuk tetap positif. Ia meniru apa yang dilakukan Ancelotti dengan memberi porsi masing-masing bagi kiper untuk bertanding. Pengecualian ada di era Courtois, karena Sergio Asenjo cedera.

Namun selain itu tiap kiper selalu diberikan kesempatan bermain. Misalnya Courtois bermain untuk Atleti di La Liga dan Champions League, sedangkan Sergio Asenjo akan tampil di Copa Del Rey dan beberapa match La Liga.

Ini menjaga iklim persaingan kiper tetap positif, sekaligus menjaga performa kedua klub. Bahkan pada musim 2014/2015, Miguel Angel Moya dan Jan Oblak secara rutin akan bergantian mengisi pos kiper Atletico Madrid. Moya yang lebih senior diberikan kesempatan lebih banyak dibanding Oblak. Tujuannya, memberikan waktu Oblak beradaptasi dan mempersiapkan diri. Semusim setelahnya Oblak nyaris sulit tergantikan.

Strategi Berawal dari Belakang

Varcellone juga memiliki pengamatan yang juga apik. Ia bisa mengenal potensi-potensi yang dimiliki seorang penjaga gawang. Tiap kiper jelas memiliki karakternya masing-masing. Ini juga memengaruhi susunan 11 pemain yang diturunkan Semione.

Misalnya, ketika Courtois bermain, Courtois merupakan kiper yang lebih suka menyapu bersih dibanding bermain bola dengan bek atau gelandang. Maka Atleti akan bermain dengan 1 pemain depan yang siap menerima sapuan untuk membangun serangan. Berbeda dengan Oblak dan Moya yang lebih suka bermain dengan pemain belakang dan sedikit melakukan penguasaan, maka Antoinne Griezmann akan bermain kedalam untuk menjemput bola dan membantu Saul atau Koke mendistribusikan bola.

Ini juga menjadi keunggulan Atleti, klub yang berhadapan dengan Simeone akan kebingungan dengan susunan pemain yang diturunkan, karena strategi Atleti juga ditentukan dari pos penjaga gawang. Karena Simeone adalah manajer yang berperinsip, membangun tim dari lini bertahan, maka pos Kiper adalah fondasi awal untuk membangun sebuah kesebelasan dan Varcellone adalah sosok penting di baliknya.

Kini Alejandro Iturbe yang masih berusia 14 tahun, menjadi rebutan sejumlah klub. Ini tidak lepas dari peran Pablo Vercellone, bahkan Pablo Vercellone mempromosikan Iturbe berlatih dengan tim utama. Segera setelahnya Iturbe mendapat julukan “The New Jan Oblak”. Jadi apabila memang Oblak memutuskan pindah, Atleti sudah memiliki pengganti yang dalam 3 tahun lagi siap mengawali debutnya bersama Atletico Madrid. Dan mari berterima kasih kepada sentuhan midas Pablo Vercellone di Atletico Madrid.