Transformasi Peran Rooney di DC United

Foto: Iol.co.za

12 Agustus 2018, sebuah pertandingan klub papan bawah MLS wilayah Timur atau Eastern Conference, mempertemukan antara DC United menghadapi Orlando City. Memang tidak ada yang menarik dari pertandingan tersebut kecuali adanya Wayne Rooney yang dipasang untuk pertama kalinya sebagai starting line up. Rooney merupakan nama besar. Namun kehadirannya ke DC United belum memberikan dampak signifikan.

DC United kehilangan dua kali momentum ketika unggul hingga skor disamakan 2-2 dan sepertinya akan segera berakhir. Namun, skenario berubah setelah David Ousted, memutuskan maju untuk menyongsong sepak pojok terakhir. Rooney memutuskan keluar dari kotak penalti dan menjadi satu-satunya pemain DC United di luar kotak penalti. Ini dilakukan sebagai antisipasi serangan balik.

Sepak pojok dieksekusi dan gagal dimanfaatkan pemain DC United. Justru mereka harus menghadapi serangan balik dari Orlando. Will Johnson, pemain Orlando City, mengejar bola dan mengarahkan bola ke gawang yang kosong. Beruntung Rooney berhasil melakukan tekel bersih dan merebut bola.

Tidak berhenti sampai disana, visi Rooney yang terkenal luas dalam bermain,melihat gerakan Luciano Acosta ditiang jauh, Rooney melepaskan umpan lambung nyaris separuh lapangan, Acosta kemudian memenangi duel dan menanduk bola untuk menyegel kemenangan DC United atas Orlando City 3-2.

Rooney 2008

Ben Olsen, Pelatih DC United sudah memahami bagaimana menyediakan formasi yang tepat untuk mengakomodasi Rooney. 4-4-1-1 merupakan formasi yang dipilih. Alasannya sederhana, formasi ini punya banyak variasi yang bisa diterapkan. Formasi ini bisa berubah menjadi 4-2-3-1 atau 4-1-4-1 dan Rooney sangat tepat diposisi ini.

Rooney memang memiliki kemampuan luar biasa sebagai pesepakbola. Insting predator Rooney sudah melegenda di Manchester United. Kelebihan lainnya, Rooney memiliki keluwesan untuk bermain di bermacam posisi.

Masih kuat di ingatan kita pergeseran Rooney menjadi gelandang di era Moyes dan Van Gaal. Tentu tabu rasanya memiliki striker setajam Rooney yang diposisikan sebagai gelandang. Bamun mengutip apa yang dikatakan Ferguson di tahun 2009 mengenai Rooney bahwa ia memiliki nilai defensif yang sama baiknya dengan nilai menyerangnya, Rooney memiliki peran penting dibalik kesuksesan United meraih kejayaan pada musim 2007/2008.

Bersama DC United, Rooney diberikan peran persis dengan yang diberikan Ferguson musim 2007/2008. Bermain di posisi “Nomor 9”, Rooney sempat disebut oleh jurnalis Inggris, Sam Tighe sebagai “semi false nine”, karena Rooney lah yang menginisiasi serangan, membuat gelandang serang mereka, Luciano Acosta muncul sebagai pemain terdepan di lini serang.

Rooney akan turun membantu transisi serangan, ketika bola dialirkan dari para gelandang DC United seperti Russel Cannouse atau Zoltan Stieber Rooney akan diberikan bola pertama kali, sembari membaca permainan untuk kemudian menciptakan peluang bagi DC United.

Untuk mempermudah memahami peran Rooney di DC United, mari melihat gol ketiga United di Liga Champions musim 2008/2009 menghadapi Arsenal. Serangan balik cepat yang dilakukan United, lewat Ronaldo dan Park Ji Sung, Rooney merupakan pemain yang menarik pemain bertahan Arsenal untuk memberi ruang pada Ronaldo untuk berlari dan menusuk. Rooney kemudian memberikan umpan mendatar ke Ronaldo  dan mencetak gol ketiga United.

Pemanfaatan Ruang Rooney

Rooney memang sudah sedikit kehilangan kecepatan yang ia miliki. Namun ia juga bertransformasi untuk memanfaatkan ruang dan membaca permainan dengan apik. Di DC United, Rooney merupakan pusat permainan. Ia tidak akan terlalu sering berlari. Namun cara lain untuk membongkar pertahanan lawan adalah dengan menempatkan posisi di antara dua bek tengah dan gelandang bertahan lawan. Lawan akan kesulitan membagi peran untuk menjaga Rooney.

Sedangkan Luciano Acosta akan menusuk hingga ke dalam kotak penalti lawan begitu juga dengan penyerang sayap DC United, Yamil Asad dan Zoltan Stieber. Permainan seperti ini sangat efektif untuk membuat pertahanan lawan kocar-kacir. Atau ketika Rooney berada di kotak penalti, para pemain lawan juga akan kebingungan mencegah pergerakan Rooney, karena memang Rooney secara sukses menempatkan posisi yang sulit diprediksi lawan.

Pun dengan posisi bertahan, Rooney adalah pemain pertama yang akan menekan pemain lawan dan memberikan waktu pada para pemainnya untuk melakukan transisi ke bertahan. Kita akan melihat peran Rooney seperti yang ia lakukan dibawah Louis Van Gaal. Rooney tidak segan-segan mengejar pemain lawan hingga kedalam kotak penalti DC United, ia melakukannya beberapa kali, seperti ketika menghadapi Toronto FC atau Montreal Impact.

Kelebihan Rooney lainnya adalah kemampuannya untuk menyelesaikan bola mati dari tendangan bebas. Dari 10 gol yang dicatatkan Rooney sejauh ini, 4 di antaranya melalui bola mati, terkahir gol tendangan bebasnya menghujam gawang Toronto FC. Sebuah spesialisasi yang menjadi trade mark Rooney sejak awal kedatangannya di United.

Fleksibilitas Rooney berdampak positif terhadap posisi DC United di klasemen. Sebelum Rooney dimainkan, DC United ada di posisi buncit klasemen Eastern Conference kini menempati posisi keenam klasemen sementara untuk mengincar satu tiket play off. Permainan Rooney juga berdampak positif bagi kehadiran supporter yang datang ke stadion DC United.

Bila Anda berkesempatan melihat penampilan Rooney di DC United, mungkin Anda berpikir bahwa seharusnya Rooney dengan usia dan cara bermainnya yang berubah tentu akan menjadi keunggulannya tidak memperkuat DC United. Namun lebih pantas untuk memperkuat klub dengan nama akhir sama namun nama awalnya berbeda: Manchester United.