Selamat Datang Kembali, Tsubasa Jogja!

Foto: Liga 2

Bogor FC terus menambah amunisi mereka untuk menjalani Liga 2 2019. Setelah Ngurah Nanak, Herry Susilo, Aditya Putra Dewa, Adsi Noprihanis, dan Hisyam Tolle direkrut Laskar Kujang, giliran mantan kapten PSIM Yogyakarta, Hendika Arga Permana mendarat di Kota Hujan.

Keberhasilan Bogor FC mendaratkan Arga cukup membuat publik sepakbola Indonesia tercenggang. Pasalnya, Arga sudah pensiun sejak Oktober 2018. Tapi, tim promosi dari Liga 3 yang diasuh mantan bek Persib Bandung, Vladimir Vujovic berhasil meyakinkan pemain kelahiran November 1993 itu untuk kembali merumput.

“Saya sangat bersyukur dengan hal ini. Bergabung dengan Bogor FC seperti sudah menjadi jalan yang diberikan oleh Tuhan. Butuh pertimbangan dan pemikiran yang matang sebelum memutuskan merumput. Tapi semua saya serahkan kepada yang di atas,” kata Arga.

“Sekarang targetnya adalah membawa Bogor FC lolos ke Liga 1,” tambahnya.

Keputusan Arga untuk pensiun pada Oktober 2018 sebenarnya membuat banyak orang terkejut. Ketika itu usianya masih 25 tahun dan dirinya baru saja menandatangani kontrak bersama PSS Sleman.

“Tentu kaget mendengar keputusannya, karena Arga sebenarnya bisa bicara banyak di sepakbola. Tapi dia yang tahu situasinya, semoga hal tersebut dapat diubah,” kata Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantara.

Keputusan yang diambil Arga sebelum fase delapan besar Liga 2 2018 itu kabarnya merupakan buah dari ancaman suporter PSIM. Pasalnya, Arga yang merupakan kapten, tiba-tiba meninggalkan Laskar Mataram untuk tim rival. Namun, gelandang kelahiran Bantul itu menampik langsung rumor tersebut.

“Suara-suara miring suporter sebenarnya bukan masalah. Tak ada teror dan ancaman,” tulis Arga di akun instagram pribadinya.

Seto sebagai pelatih Arga ketika itu juga tidak tahu mengapa pemain anyarnya tiba-tiba memutuskan untuk pensiun. Menurutnya hal tersebut merupakan privasi Arga. “Dia memang pamit, tapi tak cerita kenapa. Kami profesional saja,” aku Seto.

Ermy, ibunda Arga juga kebingungan melihat keputusan anaknya. “Tidak tahu kenapa, tiba-tiba dia bilang mau berhenti main sepakbola. Sebenarnya sangat sayang dengan hal itu. Main bola bukan sekedar cari uang, tetapi juga prestasi, dan pengalaman. Main di fase delapan besar, dia mungkin mencari pengalaman lebih,” kata Ermy.

“Namun Arga sudah mengambil keputusan. Sebagai orang tua hanya bisa mendoakan,” tutupnya. Entah apa doa dari Ermy, tapi anaknya kini kembali merumput seperti harapan Seto Nurdiyantara.

Arga Bukan Satu-Satunya

Foto: Twitter / @sepakbolasleman

Mungkin tak bersama PSS Sleman, namun Arga bisa mewujudkan mimpinya untuk bermain dimanapun ia mau. Sebelumnya dalam unggahan tentang keputusan pensiun Arga, ia juga menulis tentang mimpi melihat talenta Jogja bermain di luar daerah kelahiran mereka.

“Harapan saya, teman-teman generasi mendatang terutama ‘talenta-talenta Jogja’ bisa menikmati sepakbola di mana saja mereka membela tim”. Hampir lima bulan kemudian, Arga berhasil mendapatkan hal itu bersama Bogor FC.

Sebenarnya ia juga bukan satu-satunya pemain yang ‘mengkhianati’ PSIM. Muhammad Rifky dan Wawan Samma juga menyebrang dari Jogja ke Solo. Namun, mereka tak gentar dengan celotehan suporter yang mengecam.

“Saya belajar dari Rangga Muslim (mantan PSIM yang hengkang ke PSS), dia tetap coba peruntungan di PSS meski tahu ada risiko. Jadi sekarang tetap ikut seleksi di Solo karena menurut media PSIM tidak akan mempertahankan saya,” jelas Rifky.

“Saya tidak lupa dengan PSIM. Kesebelasan itu selalu menjadi bagian dalam diri saya. Tapi ini adalah langkah yang diambil untuk melanjutkan karir profesional saya,” ungkap Rangga saat ditanya tentang kepindahannya ke PSS sebagai pemain pinjaman Persebaya Surabaya.

Menanti Kembalinya Si Tsubasa

https://www.instagram.com/p/Bo6iysYAs1p/

Musim 2019, giliran Hendika Arga Permana mengikuti jejak Rangga Muslim dan lain-lain. Ia mungkin tidak lagi bermain untuk tim rival PSIM. Namun, dia tetap memiliki peluang untuk kembali tampil di Jogja.

Walaupun Bogor FC dan PSIM Yogyakarta kemungkinan besar berada di zona kompetisi yang berbeda, keduanya bisa saja bentrok di ronde kedua ataupun delapan besar Liga 2 2019.

Menarik untuk menanti kepulangan Arga ke Jogja. Pasalnya, terlepas dari rumor dan kontroversi yang ada, Arga seharusnya dikategorikan sebagai pahlawan oleh Laskar Mataram.

Ketika dirinya ditunjuk sebagai kapten PSIM pada Liga 2 2018, dirinya sadar betul tentang kebesaran sepakbola di Kota Pendidikan. “Saya main untuk PSIM sejak 2014 setelah masuk dari kompetisi lokal. Main untuk tim ini adalah mimpi saya sejak kecil. Dipercaya menjadi kapten saya tentu harus tanggung jawab sebagai pemain lokal, menjaga nama Jogja,” kata Arga.

Kepercayaan itu kemudian dibayar oleh gelandang tengah andalan Bona Simanjuntak dengan mencetak gol kemenangan di Derby DIY melawan PSS. Ia menjadi otak dibalik ketajaman PSIM yang sempat kesulitan cetak gol sepanjang musim 2018, sampai-sampai menjadi topskorer klub di putaran pertama liga.

“Saat sayap kami kesulitan, saya mengandalkan gelandang di belakang penyerang. Arga menjalankan tugas itu dengan sangat baik. Saya memang mengharapkan ada sosok yang bisa melapisi penyerang dan Arga berhasil melakukan itu,” puji Bona.

Sosok Arga dengan permainannya mengingatkan jurnalis KRJogja, Ivan Aditya dengan Ozora Tsubasa, tokoh fiktif dari manga sepakbola populer dunia. Apalagi setelah Ivan tahu bahwa Arga memiliki kebiasaan unik sebelum bertanding.

Alasan Arga bisa menjadi pemain paling subur PSIM di putaran pertama liga 2 2018 adalah mengajak sepatunya untuk berbincang sebelum pertandingan. Layaknya ungkapan populer Tsubasa: ‘Bola adalah teman’, Arga melakukan hal itu ke sepatunya.

“Saya selalu ajak sepatu yang digunakan mengobrol terlebih dahulu sebelum pertandingan. Jadi kita ada chemistry dan tidak tegang saat di lapangan,” kata Arga.

Kembalinya Arga ke lapangan menambah daya tarik Liga 2 secara instan. Bahkan manajer PSIM Erwan Hendarwanto juga tidak sabar melihat kiprah Tsubasa Jogja di Bogor FC.

“Saya sangat senang mendengar Arga kembali bermain. Semoga dia dapat berkembang jadi lebih baik lagi. Melihat Arga kembali bermain sepakbola adalah harapan kita semua,” kata Erwan.