Selamat Datang di Bayern Munich, Niko Kovac!

Keberhasilan Bayern Munich meraih gelar Bundesliga-nya yang ke-28, diiringi dengan kebingungan. Mereka gagal meyakinkan Jupp Heynckes untuk tetap bertahan hingga musim depan. Bayern juga gagal mendapatkan tanda tangan Thomas Tuchel yang hijrah ke Paris Saint Germain. Secara mengejutkan, Bayern malah mendatangkan, Niko Kovac.

***

Bayern Munich berpesta. Mereka sukses meraih gelar ke-28 Bundesliga. Perolehan poin mereka hingga pekan ke-30 mencapai 75. Angka ini tidak mungkin dikejar pesaing terdekat mereka, Schalke 04 dengan perolehan poin 55. Padahal, Bundesliga tinggal menyisakan empat pertandingan lagi.

Di balik meriahnya perayaan juara Bayern Munich, Uli Hoeness dan Hasan Salihamidzic dilanda kepanikan. Pasalnya mereka berdua gagal meyakinkan Jupp Heynckes untuk menangani Bayern Munich musim depan.

Beberapa nama sempat diisukan merapat. Di awal musim sempat ada nama Manajer Hoffenheim, Julian Nagelsmann. Kala itu Nagelsmann diisukan untuk menggantikan Carlo Ancelotti yang sempat terseok-seok di awal musim, sebelum akhirnya jajaran direksi memutuskan menunjuk Heynckes. Setelah sempat mendekati Thomas Tuchel, Bayern akhirnya menunjuk Niko Kovac, mantan pemain Bayern Munich pada periode 2001-2003.

Uli Hoeness sendiri menyatakan bahawa sosok Niko Kovac bukanlah pilihan pertama untuk menangani Munich. “Saya dan Hasan (Salihamidzic) berusaha sejak sangat lama untuk membujuk Jupp. Ketika kami akhirnya mencapai pembicaraan di mana kami meyakini, bahwa pembicaran final sudah terjadi dan dia (Jupp Heynckes) tidak akan bersama kami.”

“Kami berdua kemudian mencari sosok pelatih yang bebas dan tanpa kontrak, kemudian kami sepakat mendekati Thomas Tuchel. Tuchel kemudian menyatakan memiliki keputusan untuk bergabung dengan klub lain. Kami menyayangkan itu tapi tidak terkejut. Kami kemudian membahas ini dan muncul nama Niko Kovac. Kami kemudian sepakat dan sekarang seperti yang anda ketahui,” cerita Uli Hoeness dikutip dari The Sun.

Karier Niko Kovac

Pemilihan Niko Kovac memang sedikit mengejutkan. Dibandingkan deretan mantan manajer Bayern Munich, secara pengalaman, Kovac masih kurang. Track record pelatih berusia 46 ini baru menangani satu klub, yakni Eintarcht Frankfurt.

Karier Kovac dimulai ketika ia ditunjuk menjadi Manajer Akademi Red Bull Salzburg. Ia kemudian mendapatkan kesempatan menjadi Asisten Pelatih Red Bull Salzburg di level senior.

Kroasia U-21 kemudian membuka kesempatan bagi Kovac menangani Tim Nasional. Baru menjalani lima pertandingan, Kovac kemudian didaulat sebagai Manajer Tim Nasional Kroasia, menggantikan Slaven Bilic. Meksipun gagal membawa Kroasia bicara jauh di Piala Dunia 2014, beberapa klub sempat mendekati sosoknya. Eintracht Frankfurt kemudian menjadi klub yang beruntung mendapatkan jasanya di 2016 lalu.

Awal kedatangannya di Eintracht Frankfurt pada akhir musim 2015/2016. Kovac kala itu diberikan tugas cukup berat. Pasalnya Frankfurt kala itu berada di posisi 16 klasemen, yang berarti rawan untuk degradasi.

Kovac yang hadir bertepatan dengan hari ulang tahun klub ke-117, kemudian menyelamatkan Frankfurt dari degradasi setelah melalui playoff. Semusim setelahnya, Frankfurt dibawanya menempati papan tengah Bundesliga setelah menempati posisi ke-11 klasemen akhir. Ini adalah pencapaian yang membuat klub-klub Bundesliga memperhitungkan Frankfurt sebagai klub yang berbahaya.

Benar saja, musim ini Eintracht Frankfurt duduk nyaman di posisi ketujuh klasemen sementara Bundesliga. Frankfurt pun membuka kemungkinan untuk berkancah di kompetisi Eropa musim depan. Mereka hanya tertinggal lima angka dari Borussia Dortmund  di peringkat keempat. Bersama Niko Kovac, Frankfurt bahkan bersaing ketat dengan TSG Hoffenheim dan RB Leipzig untuk bermain di Europa League musim depan. Pencapaian inilah yang dianggap beberapa pihak menjadi acuan Munich untuk memilih Kovac untuk menjadi Manajer musim depan.

Taktikal Bayern Munich di Bawah Kovac

Secara taktik, Kovac yang mengusung 3-1-4-2, kemungkinan akan sangat pas diterapkan di Munich. Bukan rahasia bahwa deretan pemain Munich memiliki kualitas mumpuni, terutama di lini depan mereka.

Dengan dua pemain depan, Kovac bisa mengakomodasi duet Muller-Lewandowski, atau Wagner-Muller. Sedangkan empat pemain di lini tengah bisa membuat James Rodriguez,  apabila dipermanenkan, bisa berkreasi lebih nyaman. Jangan lupakan bahwa Munich juga akan kedatangan Leon Goretzka. Dua pemain ini bisa menjadi nyawa baru bagi Munich, sedangkan satu gelandang bertahan di tengah kemungkinan ditempati Arturo Vidal. Kemungkinan kerja Vidal sedikit lebih berat dengan formasi ini karena dia harus menjadi penghubung antarlini tengah dan belakang.

Kovac kini tinggal membuktikan kapasitasnya sebagai manajer kelas atas yang akan menangani, salah satu klub besar Jerman bahkan Eropa. Tekanan yang diterima Kovac jelas sangat besar, belum lagi ego pemain yang kadang menjadi masalah bagi beberapa klub besar. Namun demikian optimisme hadir seiring kedatangan Kovac.

“Pilihan yang tepat, semua akan baik-baik saja”, ujar Jupp Heynckes dikutip dari The Guardian.

Optimisme inipun diamini oleh Kovac sendiri. “Kesempatan itu datang untuk saya, sebuah keputusan yang sulit meninggalkan Frankurt, tapi ketika satu pintu tertutup, pintu lainnya akan terbuka,” ungkap Kovac di The Sun.

Jadi siapkah Anda para penggemar Bayern Munich menyambut manajer baru musim depan? Atau akan ada ketakutan seperti era Jurgen Klinsmann akan terulang kembali?