Siapakah Sebenarnya Marina Granovskaia?

Peran besar perempuan tidak bisa dipisahkan dari sebuah kesuksesan seorang pria. Bahkan ada ungkapan yang mengatakan bahwa “di balik kesuksesan seorang pria, ada sokongan perempuan di dalamnya.” Mungkin hal inilah yang dadopsi oleh salah satu tim besar Inggris Chelsea, yang kerap kali memiliki perempuan hebat dalam membantu kesuksesan mereka selama ini. Dan yang paling terkenal belakangan ini adalah Marina Granovskaia.

Nama Granovskaia ini telah naik daun setelah menjadi salah satu wanita yang paling berpengaruh di Chelsea setelah ia menjabat sebagai kepala transfer klub. Gambarnya pun kerap kali muncul saat Chelsea meresmikan pemain baru mereka dalam bebera musim terakhir. Namun, sebenarnya siapakah perempuan berkewarganegaraan Rusia-Kanada tersebut?

Di sisi lain, pemilik Chelsea, Roman Abramovich, selalu menjaga pribadinya secara ketat. Ia tidak pernah memberikan wawancara kepada media dan bahkan berkomentar sesekali di situs web resmi Chelsea. Hal inilah yang menyebabkan Abramovic meninggalkan sedikit keraguan mengenai ruang lingkup otoritasnya. Maka jelas sekali bahwa kenyataan ini membuat Chelsea harus memiliki seorang yang mampu menghadirkan sedikit otoritas di ranah tersebut.

Marina Granovskaia pun dinilai sebagai orang yang tepat untuk itu. Oleh karenanya, Granovskaia diplot untuk mewakili otoritas kepemimpinan Abramovich untuk mengurusi dan bernegosiasi secara langsung dengan para pemain Chelsea. Dan pada kesempatan yang bersamaan, ia juga harus rela membuat dirinya menjadi pusat perhatian ketika ada sesuatu yang berujung kontroversi, seperti yang terjadi pada eks kiper The Blues, Thibaut Courtois, yang baru-baru ini mengungkapkan situasi antara dirinya dan Granovskaia.

Namun sebelum membahas ‘apa yang terjadi’ antara Marina Granovskaia dan Thibaut Courtois, berikut ini kami sajikan terlebih dahulu beberapa informasi dan fakta mengenai siapa sebenarnya Marina Granovskaia.

Pembuat rencana jangka panjang Chelsea

Marina Granovskaia telah menjadi ‘sekutu’ terdekat Roman Abramovich selama lebih dari 20 tahun. Mereka pertama kali berhubungan ketika Granovskaia bergabung dengan sebuah perusahaan minyak Rusia yang baru saja diambil alih oleh Abramovic pada 1997. Ketika Abramovich menjualnya tujuh tahun kemudian dengan harga hampir 250 kali lipat, ia akhirnya mengambil alih Chelsea, dan membawa serta Granovskaia ke London.

Selama tujuh tahun berikutnya, Abramovich selalu meningkatkan pengaruhnya di Stamford Bridge. Kesuksesannya di sektor keuangan klub membuat Chelsea tumbuh perlahan seperti kerja jarum jam. Dua kemenangan Premier League dalam tiga tahun pertama kekuasaan Abramovich, dan dengan ditambah lima penampilan semi final Liga Champions, secara otomatis membuat The Blues berada di atas panggung dunia.

Namun, terlepas dari pencapaian trofi tersebut, Maina Granovskaia adalah perencana jangka panjang Chelsea. Banyak dilaporkan bahwa ia adalah bagian integral dalam membangun hubungan dengan klub Belanda, Vitesse Arnhem, yang hingga hari ini bertindak sebagai ‘pusat perkembangbiakan’ bagi banyak talenta muda Chelsea. Ia juga menjadi orang di balik perpindahan tempat latihan baru Chelsea di Cobham, yang dibuka pada 2007 dan merupakan salah satu tempat latihan terbaik di Inggris.

Semua pencapaiannya itulah yang membantu memperkuat posisinya di Stamford Bridge, dan Granovskaia sendiri telah menerima peran resmi untuk diplot sebagai perwakilan Abramovich pada 2010. Dalam tiga tahun, ia juga sudah mengucap sumpah untuk mengabdi sebagai dewan klub, dan pada 2017, ia menunjukkan kekuatan negosiasinya dengan mengikat Nike sebagai salah satu sponsor aparel mereka dengan kesepakatan sebesar 60 juta paun dan kontrak sampai 2032.

Memiliki peran penting di balik layar

Keputusan-keputusan Granovskaia soal transfer klub tidak selalu diterima dengan baik oleh manajer Chelsea. Antonio Conte adalah salah satunya, yang sempat secara samar menunjukkan rasa tidak puas dengan keputusan “klub” pada musim lalu. Selain itu, manajer Chelsea saat ini, Maurizio Sarri, juga sempat kesulitan membujuk dewan petinggi klub untuk merekrut Higuain di awal tahun ini. Meskipun pada akhirnya, pemain berkebangsaan Argentina itu berhasil direkrut di jendela transfer musim dingin kemarin.

Melihat lebih jauh ke belakang, berbagai laporan dari media banyak yang menyatakan bahwa Granovskaia juga adalah orang yang sangat berperan penting dalam mendamaikan Jose Mourinho dan Abramovich pada 2013 lalu. Proses pendamaiannya berlangsung lancar dan akhrinya membuat manajer asal Portugal itu bisa kembali ke Stamford Bridge untuk menjadi pelatih Chelsea.

“Dia (Marina Granovskaia) pada dasarnya adalah kekuatan utama di Chelsea. Roman Abramovich sudah memercayainya secara tersirat. Dia tidak tertarik menjadi selebritas sepakbola, akan tetapi tidak ada keraguan lagi bahwa ‘siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang akan memberi keputusan klub’ selain dirinya,” menurut seorang narasumber yang dikutip dari Evening Standard.

“Pencapaiannya adalah simbol dari fakta bahwa dia sangat penting dalam membawa Jose kembali ke Stamford Bridge. Kita semua tahu bahwa Jose telah berselisih dengan Abramovich dan membuat keharmonisan mereka berdua berubah menjadi permusuhan yang sangat sengit. Tapi dengan perannya (Granovskaia), masalah itu bisa selesai.”

Granovskaia sendiri telah menunjukkan keberaniannya dalam mengatur beberapa transfer terbesar Chelsea dalam beberapa tahun terakhir. Itu semua termasuk merekrut Fernando Torres dari Liverpool pada 2011 dengan harga 50 juta paun, dan sampai berjuang melawan persaingan untuk mengontrak striker Atletico Madrid Diego Costa setelah ia berada satu gol di belakang Lionel Messi dalam daftar pencetak gol terbanyak La Liga 2013/2014.

Maka tak heran rasanya jika mengatakan agen pemain dan perwakilan klub selalu terbiasa berurusan dengan Granovskaia untuk urusan bisnis transfer, bahkan itu termasuk ketika direktur teknis Michael Emenalo masih berada dalam jabatannya. Granovskaia adalah seorang ‘mafia’ yang memiliki tangan dingin di balik layar Chelsea.

Alasan kenapa baru-baru ini nama Granovskaia muncul di pemberitaan

Di balik kesuksesannya selama ini, ternyata terdapat beberapa kontroversial dalam menyikapi otoritasnya. Antonio Conte mungkin sempat merasakan itu, namun ia sudah berhenti menyebutkan nama Granovskaia setelah dipecat dari Chelsea. Akan tetapi, eks kiper Thibaut Courtois, baru-baru ini justru mulai membeberkan keluh kesahnya soal Granovskaia. Ia pun lalu menjelaskan lebih spesifik keluh kesahnya, dan lalu membela alasannya meninggalkan klub pada musim panas lalu dalam wawancaranya dengan media Belgia bernama HLN.

“Marina adalah orang yang sulit dalam negosiasi. Orang-orang di sepakbola yang berbicara tentang kontrak, gaji, transfer, mereka memang sukar ditebak. Yang mendapatkan pemain dan membuangnya adalah mereka, dan mereka memiliki pekerjaan yang paling sulit. Hanya saja, pada bulan Maret, Marina dan saya mengadakan pertemuan di mana saya mengindikasikan bahwa saya ingin pergi,” tutur Courtois.

“Tinggal di London dan jadwal Liga Premier membuat saya tidak mungkin melihat anak-anak saya secara teratur, dan saya ingin tinggal di Madrid. Lalu dia bertanya kepada saya ‘apakah Anda tidak akan memikirkan sesuatu yang lain?’ Saya lalu menjawab ‘saya yakin dengan keputusan saya’. Dan dia lalu bilang ‘baiklah, kalau begitu kami akan membiarkanmu pergi dan kami akan mencari penggantinya’.”

Dengan jawaban yang diberikan Granovskaia, Courtois kemudian memutuskan untuk mogok latihan sebelum ia diizinkan untuk bergabung dengan Real Madrid. Namun tindakannya itu dinilai merusak reputasinya di Chelsea. Courtois mungkin telah menjadi pemain favorit para suporter Chelsea selama ini, namun mereka secara otomatis mulai membencinya sejak kiper asal Belgia tersebut melakukan tindakan kontroversial seperti itu. Bahkan, para suporter The Blues pun melabelinya dengan julukan ‘snake‘.

“Secara pribadi, kami memahami bahwa Chelsea sangat marah dengan semua tuduhan yang datang dari mantan pemain mereka, dan mereka pun dengan keras menyangkal semua tuduhan itu. Akan tetapi, meski Courtois telah membeberkan keluh kesahnya dan membuat nama Granovskaia muncul di banyak kolom pemberitaan, akan lebih baik jika kita jangan terlalu berharap kalau akan muncul tanggapan publik secara pribadi dari Granovskaia untuk merespon Courtois dalam waktu dekat.”

 

Catatan redaksi: Kutipan dilansir dari Evening Standard dan Sky Sports