Liverpool tengah menikmati masa-masa terbaik mereka di era Premier League bersama Jurgen Klopp. Sejak datang ke Anfield pada 2015, nakhoda asal Jerman itu selalu sukses memberikan dampak positif kepada the Reds. Salah satu kunci keberhasilan Kloop adalah kemampuan memilih pemain di bursa transfer.
Tak bisa dibantah lagi bahwa pemain-pemain seperti Roberto Firmino, Sadio Mane, Virgil van Dijk, Mohamed Salah, dan Alisson bisa langsung menyatu dalam sistem permainan Klopp. Andrew Robertson yang dibeli dari Hull City sekalipun dapat mengatasi tekanan.
Sebelumnya, mantan kepala pelatih Valencia, Gary Neville, mengatakan Robertson tidak cukup bagus untuk tim sekelas Liverpool. “Anda harus berpikir, apakah pemain seperti Alberto Moreno, Andrew Robertson, dan Ragnar Klavan bisa dipercaya ketika bertemu Barcelona atau Real Madrid?” katanya saat menjadi analis untuk Sky Sports.
Seiring perjalanan waktu, Robertson tampil impresif bersama the Reds. Neville pun harus mengaku bahwa dirinya salah. Terlalu cepat menilai kemampuan Robertson. “Kami sering membuat banyak komentar. Pada awal musim saya tak menghina Robertson, hanya merasa dirinya kurang bagus. Kemudian enam bulan kemudian, harus saya akui dia mengesankan. Begitu juga dengan Moreno,” kata Neville.
Bukan hanya memaksimalkan pemain-pemain yang ia datangkan, Klopp juga bisa memberi tempat untuk talenta-talenta muda peninggalan Brendan Rodgers. Alberto Moreno, Divock Origi, dan Emre Can misalnya.
Origi yang hanya tampil 16 kali sepanjang musim 2015/16 mendapat kesempatan dua kali lipat di musim penuh pertama Klopp (2016/17). Can diberikan menit bermain lebih banyak dibandingkan saat era Rodgers. Sayangnya, ada satu pemain ‘titipan’ Rodgers yang tidak bisa dimanfaatkan Klopp. Dia adalah Taiwo Awoniyi.
Diboyong dari Imperial Academy, Nigeria, Awoniyi diproyeksi akan jadi salah satu pemain masa depan the Reds. “Dia mematikan di kotak penalti dan memiliki semuanya untuk jadi sukses,” kata mantan pemain tim nasional Nigeria, Seyi Olofinjana, yang pernah menyicipi Premier League bersama Stoke City.
“Kami merasa Liverpool adalah kesebelasan terbaik yang ada baginya. Mereka bukan hanya salah satu raksasa sepakbola Eropa. Tapi juga peduli dan membangun skuad dari pemain-pemain muda,” lanjutnya.
Awoniyi sadar bahwa dirinya tidak bisa langsung menembus tim utama Liverpool. Namun ia berjanji akan memenuhi semua tantangan dan kembali membela kesebelasan paling besar di dunia menurut matanya, Liverpool.
“Saya sangat senang dapat kesempatan ini. Sebuah kehormatan berada di kesebelasan paling besar dunia. Saya akan terus berkembang dan saat kembali, dapat beri dampak positif untuk tim mengenakan seragam merah Liverpool,” kata Awoniyi.
Belum Menarik Perhatian Super Eagles
Foto: Sport Line Nigeria
Sudah lima musim Awoniyi berstatus pemain Liverpool. Menjalani masa pinjaman bersama FSV Frankfurt, NEC, KAA Gent, dan Royal Excel Mouscron dijalani Awoniyi. Musim 2018/19 bahkan jadi masa pinjaman keduanya di Mouscron. Mencetak 10 gol dari 32 pertandingan bersama Les Hurlus -julukan Mouscron-, penampilan Awoniyi menarik perhatian Klopp.
Sial bagi Livepool dan Awoniyi, penyerang Nigeria U23 itu belum memiliki izin untuk bermain di Premier League. Izin kerja bagi pemain non Uni Eropa di Premier League mewajibkan mereka untuk tampil bersama tim nasional senior dari negara 50 besar peringkat FIFA.
Nigeria ada di peringkat ke-38, namun Awoniyi belum pernah membela Super Eagles di level senior. Musim 2018/2019 akan segera berakhir dan harapan Awoniyi berseragam the Reds perlahan mulai pupus.
“Hal ini membuat saya sedih. Akhir musim nanti saya akan kembali ke Liverpool, bicara kepada klub tentang masalah ini. Bagaimana izin kerja bisa didapat dan berfungsi. Sejauh ini yang saya tahu hanya sulit mendapatkan hal itu jika tidak pernah membela tim nasional senior,” aku Awoniyi.
Opsi Lain Terbuka Bagi Awoniyi
Nama Awoniyi sebenarnya sudah masuk dalam daftar incaran beberapa klub. Schalke dilaporkan telah menyiapkan dana sekitar 10 juta pauns untuk penyerang Nigeria itu. Galatasaray juga disebut tertarik, bahkan menjadi pelari terdepan untuk jasanya.
Tapi Awoniyi masih mau membela Liverpool. “Bagi saya Liverpool adalah pilihan terbaik. Saya memiliki impian untuk bermain di Premier League. Semoga Tuhan memberi jalan. Apabila memang harus pindah, mau atau tidak itu akan menjadi opsi untuk demi karier serta masa depan saya,” katanya.
Taiwo Awoniyi masih memiliki kontrak di Liverpool hingga 2023. Ada peluang baginya tetap di Liverpool dan kembali menjalani masa pinjaman sampai tim nasional Nigeria memanggil. Dengan begitu, harapan untuk mengenakan seragam merah Liverpool masih terbuka bagi dirinya.
Setelah lima musim dan menjalani masa pinjaman di lima kesebelasan yang berbeda, itu mungkin bukan pilihan paling bijak untuk Awoniyi. Liverpool sendiri dikabarkan sudah rela melepas penyerang kelahiran 12 Agustus 1997 itu di musim panas 2019.
Akan tetapi, 10 juta pauns disebut masih kurang dari harga minimum yang diminta the Reds. Menurut Empire of The Kop, Awoniyi hanya akan dilepas jika ada yang memberikan dana sekitar 13 juta paun kepada Liverpool.