Wu Lei, Ketika Talenta Terbaik Tiongkok Diperalat Espanyol

Foto: Voz Pericos

Wu Lei masuk menggantikan Didac Villa pada menit ke-78 saat Espanyol bertamu ke Villarreal. Diberi waktu 12 menit untuk menjalani debutnya di La Liga, Wu mencatat penampilan yang lebih baik dibanding pendahulunya Zhang Chendong (2015). Dirinya berhasil terhindar dari kekalahan di partai pertamanya bersama Espanyol (2-2). Beda dengan Zhang yang kalah dari Atletico Madrid (0-1).

Wu Lei merupakan pemain kedua Tiongkok yang merumput di La Liga setelah Zhang. Pihak Espanyol dengan bangga memperkenalkan Wu ke publik Cornella de Llobregat. “Kami yakin Wu punya potensi besar dan berpeluang menjadi pemain kunci untuk Espanyol,” tulis kubu Periquitos klub dalam pernyataan resmi mereka.

Wu memang memiliki potensi besar sejak dirinya masih berusia 14 tahun, tepatnya pada 2006. Saat itu dirinya menjalani debut untuk tim senior Shanghai 78 hari sebelum ulang tahun ke-15. Dirinya dijuluki sebagai ‘Maradona dari Tiongkok‘.

Julukan-julukan lainnya menyusul. “Messi milik Tiongkok” atau “Yao Ming versi sepakbola” juga pernah melekat pada dirinya. Membela tim senior Tiongkok sejak 2010, Wu adalah penyerang andalan Negeri Tirai Bambu dengan 15 gol dari 63 laga. Pada Piala Asia 2019, Wu mencetak dua gol untuk Tiongkok saat menghadapi Filipina dan membantu negaranya lolos ke delapan besar sebelum dikalahkan oleh Iran.

Menjadi andalan Shanghai SIPG sejak 2013, Wu tidak pernah mencetak gol kurang dari 10 setiap musimnya. 2018 menjadi musim terbaiknya dengan dengan 27 gol dari 29 partai di Chinese Super League (CSL). Total, dia terlibat dalam 37 gol Shanghai SIPG selama CSL 2018.

Mematikan di kotak penalti dan memiliki penempatan diri yang sempurna, Wu Lei punya potensi untuk jadi penyerang mematikan di Eropa. Sayangnya, banyak yang meragukan bahwa dirinya akan dianggap serius oleh Espanyol. Terlepas dari apapun yang dikatakan pihak klub.

Guyuran Dana Tiongkok

Sejak November 2015, Espanyol dikuasai oleh perusahaan asal Tiongkok, Rastar Group. Mereka membeli 56% dari saham klub dengan dana 17,8 juta Euro. Selain itu Espanyol juga disuntik dana sebesar 45 juta Euro untuk membangun skuat mereka.

Kedatangan Rastar Group di Espanyol langsung terasa di bursa transfer 2016/2017. Mereka yang biasanya hanya menghabiskan dua hingga enam juta Euro untuk membeli pemain mulai bisa menghamburkan uang. Lebih dari 18 juta Euro digunakan Espanyol untuk bisa mendaratkan Leo Baptistao, Pablo Piatti, Javi Fuego, dan lain-lain.

Untuk musim 2018/2019, mereka menghabiskan 20 juta Euro di bursa transfer untuk tiga pemain: Borja Iglesias (10 juta), Sergi Darder (8 juta), dan Wu Lei (2 juta). Hingga bursa transfer musim dingin 2019 berakhir, Iglesias, Darder, dan Leo Baptistao adalah pembelian termahal dalam sejarah klub dan ketiga mendarat di Kota Barcelona setelah Rastar menjadi pemilik klub.

Sialnya, sekalipun sudah menghaburkan uang, prestasi Espanyol tidak meningkat. Dalam empat musim terakhir, mereka selalu gagal menembus semi-final Copa Del Rey (pencapain terbaik Espanyol di turnamen dalam sejak 2009). Mereka juga belum pernah merasakan Liga Europa, apalagi Champions. Terakhir kali Espanyol terlibat dalam kompetisi antar klub Benua Biru, Liga Europa masih disebut Piala UEFA.

Foto: Inside World Football

Wu Sebagai Alat Pemasaran

Hingga pekan ke-22 La Liga, Espanyol masih terancam untuk terdegradasi dari divisi sepakbola tertinggi Spanyol. Mereka duduk di papan tengah bawah (ke-14) dan hanya unggul dua poin dari penghuni teratas zona degradasi, Rayo Vallecano.

Wu dengan reputasinya sebagai pemain terbaik Tiongkok seakan diminta untuk jadi penyelamat klub. “Saya senang dengan tekanan. Tekanan membantu permainan saya menjadi lebih baik. Saya kualitas saya dan La Liga adalah salah satu kompetisi terbaik,” ungkap Wu di konfrensi pers.

Menggunakan nomor 24 yang pernah tersamat di punggung legenda Espanyol seperti Sergio Sanchez dan Mauricio Pochettino, Wu memiliki beban besar. Bukan hanya untuk menyelamatkan Espanyol dari degradasi, namun membuka mata penggila sepakbola di Tiongkok bahwa Spanyol bukan sekedar Real Madrid dan FC Barcelona.

Menurut laporan yang dirilis pada Februari 2018, Real Madrid dan Barcelona menjadi dua kesebelasan asal Spanyol yang diidolai di Tiongkok. Barcelona ada di peringkat tiga dan hanya kalah dari Manchester City serta United. Sementara Real Madrid menduduki posisi sembilan. Kalah dari popularitas Bayern Munchen ataupun Chelsea. Padahal Los Blancos merupakan pemuncak koefisien klub UEFA.

Media-media seperti Sportsmedia, Fox Sports, dan Forbes akhirnya tidak bisa menutup mata soal peluang Espanyol menggunakan Wu Lei sebagai alat marketing mereka. “Pihak Espanyol sangat ingin mengeksploitasi pasar di Tiongkok. Mereka bahkan terlihat depresi,” tulis Carmen Torres dari Marca.

Tiongkok memang gila soal sepakbola. Menurut laporan FIFA, Tiongkok adalah salah satu negara di 20 besar penonton Piala Dunia 2018. Pada Piala Dunia 2014 di Brasil, angka itu mencapai 813 juta penonton dari Tiongkok.

Akan tetapi, antusias mereka tinggi ke luar negeri. Tidak begitu banyak di dalam negeri. “Mereka menyaksikan Jepang, Arab Saudi, dan lain-lain. Tapi bagaimana dengan sepakbola Tiongkok?,” tanya salah satu komentator Piala Dunia asal Tiongkok, Su Dong.

Mata publik Tiongkok yang lebih sering melihat ke luar inilah menjadi peluang Rastar Group dan Espanyol. Salah satu pendukung Espanyol yang menjadi penulis untuk Voz Pericos, Alex Diaz bahkan ragu Wu Lei akan berbuat banyak bagi klub.

Dengan kontrak hanya berdurasi satu setengah tahun, memang Wu akan terlihat tidak lebih dari alat pemasaran Espanyol. Hanya waktu yang bisa menjawab semua keraguan tersebut.