Mantan gelandang Liverpool, Chelsea, dan Arsenal, asal Israel, Yossi Benayoun resmi pensiun dari lapangan hijau. Setelah 22 tahun menjalani karier pesepakbola profesional, Benayoun akan menjalani peran balik layar dengan kesebelasan yang terakhir ia bela, Beitar Jerusalem. “Saya yakin lembaran berikutnya juga tidak kalah menarik,” ungkap Benayoun terkait keputusannya ke balik layar Beitar.
Sepanjang kariernya, Benayoun berhasil mendapatkan lima gelar juara. Juara Liga Europa 2012/2013 bersama Chelsea mungkin menjadi piala paling prestius dalam kabinetnya. Ada di antara dua gelar juara Liga Israel dan satu Gvia HaMedina yang diperoleh bersama Maccabi Haifa.
Membela 11 kesebelasan berbeda dan tampil lebih dari 500 kali bagi mereka semua, Benayoun bisa dikatakan sebagai pemain terbaik Israel pada masanya. Terutama di Premier League.
Benayoun jelas bukan pemain Israel pertama yang pernah merumput bersama kesebelasan Premier League. Ada nama-nama seperti Tal Ben Haim, Ben Sahar, dan Beram Kayal. Kayal masih berstatus pemain Brighton & Hove Albion hingga 2018/19. Sementara dua nama lain pernah juga membela Chelsea layaknya Benayoun. Sahar mengenakan seragam the Blues pada 2006/2007. Sedangkan Ben Haim menyusul satu musim kemudian.
Meski memiliki catatan sebagai juara Liga Europa bersama Chelsea, Benayoun paling sering tampil untuk Liverpool. Anehnya, hubungan Benayoun dengan nakhoda Liverpool saat itu, Rafael Benitez, tidaklah harmonis. “Apabi;a ada yang bertanya kenapa saya meninggalkan Liverpool, jawabannya hanya satu, Rafael Benitez,” aku Benayoun.
“Sebaik apapun saya bermain, ia seperti tidak pernah menganggapnya. Benitez merusak rasa percaya diri saya. Ini tidak sama sekali bicara untuk pemain lain, tapi apa yang terjadi pada Xabi Alonso ataupun Albert Riera juga dialami oleh saya,” kata Benayoun.
Jika ada kesebelasan yang paling bisa membuatnya merasakan hidup seperti di rumah, tim itu adalah West Ham United. Benayoun membela the Hammers pada 2005-2007 dan 2012. Pada 2012, dirinya sebenarnya juga mendapatkan tawaran dari Liverpool dan Arsenal. Tapi ia memilih West Ham.
“Setelah hari yang panjang, saya bisa mengkonfirmasi bahwa ada tawaran dari setidaknya tiga kesebelasan Premier League. Liverpool dan Arsenal juga meminati saya. Namun, saya dengan bangga bisa mengatakan menjalani masa pinjaman dari Chelsea ke West Ham jadi pilihan terbaik,” kata Benayoun.
Benayoun hanya tampil 78 kali dan terlibat dalam 13 gol selama berseragam the Hammers. Namun suporter West Ham benar-benar menghargai dirinya, sampai menuangkan banyak pujian ketika Benayoun mengumumkan pensiun. Ketika akun Twitter West Ham merayakan karier Benayoun, seorang suporter bahkan mengingatkan Manuel Lazini untuk belajar dari Benayoun.
Menurun di Akhir Karier
Benayoun pulang ke Israel setelah mengakhiri petualangannya di Inggris bersama Queens Park Rangers pada 2014. Sayangnya memasuki akhir-akhir dari kariernya, Benayoun tidak lagi seperti dulu. Ia percaya bahwa dirinya masih bisa tampil, tapi menurut Allon Sinai dari Jerusalem Post, Benayoun tak lebih dari seorang pengganggu di tim Beitar Jerusalem.
“Andai saja kita punya kepercayaan diri seperti Yossi Benayoun. Pergi keliling dunia tanpa ragu bahwa kita yang terbaik. Semua dilakukan sambil menutup telinga pada apa yang ada di sekitarnya. Saat ini, yang ada dia hanyalah seorang pengganggu di musim magis Beitar Jerusalem,” tulis Sinai.
Benayoun mendapatkan jam terbang yang cukup banyak bagi pemain 38 tahun. Tampil sebanyak 24 kali dan mengantongi 1.460 menit di atas lapangan. Namun, menurut Sinai penampilan Benayoun sudah jauh di bawah standard. Beitar akhirnya duduk di peringkat 11 klasemen sementara liga dan terancam untuk turun ke divisi dua pada akhir musim.
Terbaik Israel
Foto: Sportstar
Bagaimana pun sosoknya dikenang di Israel, entah sebagai talenta terbaik yang pernah dimiliki negeri. Ataupun sosok veteran yang lupa waktu dan menutupi talenta-talenta muda lain. Yossi Benayoun tetap menjadi salah satu produk terbaik yang pernah diberikan Israel untuk dunia sepakbola.
Menurut data Transfermarkt per April 2019, hanya ada 50 pemain Israel yang merumput di luar negeri. Lebih tepatnya, 20 negara berbeda dengan Amerika Serikat jadi tempat yang paling digemari mereka (10). Tapi tidak ada yang mencapai level seperti Benayoun, main bukan hanya untuk satu kesebelasan ternama dunia, melainkan tiga penghuni papan atas Premier League.
Beram Kayal di Brighton mungkin paling dekat dengan prestasi Benayoun. Tapi tanpa sosok Benayoun, mungkin tak akan ada seorang Beram Kayal. Saat masih membela Celtic, Kayal mengakui bahwa Benayoun adalah inspirasinya di tengah lapangan. Padahal waktu itu, dia disandingkan dengan gelandang Skotlandia, Neill Lennon.
“Saya senang bisa disebut seperti Neil Lennon. Saya pernah melihat dirinya bermain untuk Celtic. Tapi Benayoun adalah inspirasi saya dari rumah [Israel]. Untuk memiliki mental dan talenta seperti dirinya, Benayoun jelas pemain terbaik yang pernah dimiliki Israel,” ungkap Kayal.