Proses Panjang Sebelum Merekrut Bek

Saat klub mencari penyerang, data statistik yang digunakan amat mudah: berapa gol yang ia cetak. Namun, bagaimana dengan pemain bertahan? Apakah data tekel, sapuan, dan jumlah clean sheet sudah cukup?

Harry Maguire dibeli senilai 87 juta euro dari Leicester City ke Manchester United; Matthijs de Ligt dibeli Juventus senilai 85,5 juta euro dari Ajax Amsterdam; sementara Virgil Van Dijk dibeli Liverpool seharga 84,6 juta euro dari Southampton.

Mengapa bek mulai dihargai tinggi? Bagaimana cara klub mengidentifikasi bek yang bagus?

Mantan Kepala Scout Derby County, Joe McClaren, menjelaskan bagaimana proses klub mengidentifikasi bek yang tepat untuk mereka rekrut.

Harus Berhati-hati

McClaren menjelaskan kalau memantau bek adalah salah satu tugas yang sulit. Penggunaan statistik juga tak bisa langsung membuat klub langsung sepakat soal kemampuan bek tersebut.

Penggunaan statistik duel udara, jumlah sapuan, atau clean sheet, mesti digunakan dalam konteks. Tanpa konteks, statistik ini bisa menyesatkan.

“Misalnya, tim yang ada di papan bawah, seharusnya lebih banyak bertahan dan membuat angka statistiknya lebih tinggi,” terang McClaren.

Gaya bermain tim juga berpengaruh. Tim dengan pressing tinggi, memaksa lawan memberikan bola panjang ke lini pertahanan mereka. Ini membuat jumlah duel udara akan lebih banyak pada bek di tim yang main dengan pressing tinggi.

“Sebaliknya, tim yang menunggu akan mengundang lebih banyak umpan dari lawan dan mungkin menghasilkan angka tekel atau intercept yang lebih tinggi,” kata McClaren.

Cara sederhana untuk mengatasi angka tanpa konteks ini adalah dengan melihatnya lebih detail dalam hal presentase dari setiap komponen yang dianalisis. Seberapa besar presentase keberhasilan duel udara, clearence, tekel, juga intercept. Jadi, yang dilihat adalah intercept, bukan cuma angkanya.

“Membandingkan jumlah aksi sukses dengan  jumlah aksi keseluruhan menciptakan angka yang lebih sebanding ketika membandingkan dengan bek dari tim lain.”

Proses Pemantauan

Pada musim 2017/2018, Derby County merekrut Andre Wisdom dari Liverpool yang berposisi sebagai bek kanan, serta bek tengah Hull City, Curtis Davies.

Keduanya dipantau secara langsung. Statistik digunakan sebagai identifikasi lebih lanjut. Soalnya, pemantauan secara langsung dianggap lebih penting dalam identifikasi pemain.

Proses pemantauan ini terdiri dari tiga bagian: Flagging upground work, dan backing up. Pada proses pertama, dilakukan pemantauan secara langsung, menganalisis lewat video pertandingan, membaca statistik, dan saran dari luar.

Saat masuk proses kedua, yaitu ground work, tahapannya masih dilanjutkan dengan tambahan mencari tahu soal kontrak si pemain dan menggali kepribadiannya. Pada tahapan backing up, klub akan melakukan pengecekan terakhir dan memperkuat alasan mengapa pemain tersebut layak dimasukkan ke dalam daftar transfer.

“Ini akan menampilkan referensi latar belakang yang lebih lanjut, statistik, kompilasi video, dan yang terpenting, sudut pandang pelatih/manajer.”

Statistik digunakan sejak tahap awal. Tim pemantau mencari pemain yang gaya mainnya sesuai dengan keinginan manajer, termasuk soal statistik. Misalnya, manajer ingin pemain yang agresif, tentu tim pemantau akan mencari pemain dengan statistik tekel yang baik.

“Kami juga dapat menyesuaikan profil pemain ini tergantung pada apa yang menjadi kekurangan di tim kami,” terang McClaren.

Pada tahap kedua, daftar pemain tersebut akan dibandingkan secara statistik dengan pemain yang dimiliki tim di posisi yang sama. Dengan melakukan ini, klub bisa mendukung apa yang telah tim pemantau lakukan juga membantu manajer dalam membuat kesimpulan. Selain itu juga untuk memberi informasi objektif untuk ditujukan pada dewan klub.

Memantau di Luar Negeri

Pemain lokal di Inggris terkenal dengan harganya yang tinggi. Untuk itu, klub berusaha memantau pemain lain di luar negeri, utamanya dari Eropa. Cara memantaunya pun jelas berbeda.

“Pemantauan di Eropa juga membawa masalah pada tingkat permainan pemain yang bermain bersama bek dan tingkat penyerang yang mereka lawan,” kata McClaren.

Setiap liga mempunyai gaya main yang berbeda. McClaren menjabarkan liga di Belanda dan negara-negara Skandinavia biasanya menyerang lewat penguasaan bola. Sementara di Jerman dan Prancis penyerangan lebih fisikal.

Untuk mengatasi hal ini, klub akan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi bek yang bermain di kompetisi yang mirip dengan Divisi Championship, tempat Derby berkompetisi.

Capaian pada musim sebelumnya pun dapat menjadi alasan mengapa seorang pemain dibeli atau diberhentikan. Hal ini berdasarkan statistik dari lebih dari 100 pertandingan yang bisa dipertanggungjawabkan kesimpulannya.

“Namun, sekali lagi, sepanjang musim, pemain bisa bermain lebih baik atau lebih buruk dengan rekan setim yang berbeda, terlibat dalam gaya permainan yang berbeda atau level liga yang berbeda. Jadi, kami harus membedah angka dan bertanya apakah kami dapat percaya sepenuhnya pada angka-angka tersebut.”

Pemantauan di Luar Statistik

Pesan dari McClaren jelas: statistik dapat membantu, tapi statistik tak memperlihatkan keseluruhan hal. Soalnya, ada banyak hal yang tak tercakup oleh statistik belaka.

Contohnya? Bagaimana statistik menilai pemain menangani situasi dalam tekanan? Padahal, ini merupakan atribut penting bagi bek. Apakah ia akan mudah terpancing untuk “mengambil sekali”? Atau bersabar menunggu waktu yang tepat untuk merebut bola?

“Anda ingin melihat bagaimana mereka bereaksi setelah situasi yang merugikan. Apakah mereka bikin frustrasi rekan setim atau mereka membawa tim bersama-sama? Apakah mereka mundur dan apakah mereka bekerja keras?” kata McClaren.

Derby County di bawah McClaren memprioritaskan team player, punya kepemimpinan dengan perilaku yang baik. Soalnya, Divisi Championship adalah liga yang keras dengan 46 pertandingan liga permusimnya. Karena itu, mereka menggunakan live scoutingvideo scouting, dan mencari latar belakang sang pemain lebih dalam, ketimbang cuma lewat statistik.

“Kami menyambut statistik dan menanganinya setiap hari, tetapi mengetahui kapan dan bagaimana menggunakannya, sangatlah penting,” tutup McClaren.

Sumber: Planetfootball.