QPR dan Kisah Pemain Bintang yang Membuat Mereka Terdegradasi

Fans Queens Park Rangers punya harapan besar ketika juragan maskapai ekonomi di Singapura, Tony Fernandes, mengakuisisi klub mereka. Namun, kenyataan tak seindah khayalan.

Kabar baik itu hadir pada 18 Agustus 2011 ketika Fernandes resmi menjadi pemilik saham mayoritas. Ia membeli 66 persen sahan Bernie Ecclestone senilai 35 juta paun. Sisa 33 persennya masih dikuasi Keluarga Mittal.

Setelah Fernandes masuk, perlahan-lahan terdapat perubahan di bursa transfer. QPR menjadi lebih aktif dengan mendatangkan pemain bernama besar. Sampai 26 Agustus, QPR lebih banyak merekrut pemain yang berstatus bebas transfer: Jay Bothroyd, Kieron Dyer, Danny Gabbidon, Brian Murphy, sampai Joey Barton. Cuma DJ Campbell yang didatangkan senilai 1,25 juta paun dari Blackpool.

Setelahnya, QPR mengeluarkan uang transfer untuk Luke Young, Armand Traore (1,3 juta paun dari Arsenal), Shaun Wright-Phillips (4 juta paun dari Manchester City), Anton Ferdinand (3 juta paun dari Sunderland), Nedum Onuoha (4,2 juta paun dari Manchester City), Djibril Cisse (4,4 juta paun dari Lazio), dan Bobby Zamora (5 juta paun dari Fulham).

Nama-nama baru ini masih belum bisa mengangkat QPR dari papan bawah.  Di musim 2011/2012 tersebut, skuad yang dilatih Mark Hughes tersebut hanya menimpati peringkat ke-17. Mereka nyaris terdegradasi karena hanya berjarak satu poin dari Bolton Wanderers di peringkat ke-18.

Tak mau tertahan padahal punya banyak modal, QPR kembali mengeluarkan uang banyak. Pada musim selanjutnya, QPR mendatangkan 16 pemain baru, yang 11 di antaranya direkrut pada bursa transfer musim panas. Nama yang hadir pun tidak main-main: Park Jisung direkrut dari Manchester United senilai 4 juta paun, Jose Bosingwa dari Chelsea, sampai Julio Cesar dari Inter Milan.

Dengan skuad bertabur bintang ini, semestinya QPR bisa bersaing, setidaknya di papan tengah Premeir League. Namun, yang terjadi tidak demikian.

Skuad bagus membuat QPR percaya diri untuk melakukan tur pramusim ke Malaysia dan Indonesia. Hasilnya tentu enak dilihat: 5-0 atas Sabah Select XI, 5-0 atas Kelantan, dan 2-1 dari Persebaya Surabaya.

Pulang ke Inggris, QPR sempat menang 3-0 dari Wycombe Wanderers, tapi itu adalah kemenangan terakhir mereka. Soalnya, mereka ditahan imbang Trabzonspor 1-1 dan Augsburg 2-2.

Saat liga mulai, capaian QPR begitu buruk. Di laga pertama yang digelar di Loftus Road saja, mereka dibantai 5-0 oleh Swansea City. Hingga pekan ke-12, QPR sudah kalah delapan kali dan tak pernah menang.

Hasil buruk ini membuat Mark Hughes dipecat pada 23 November. Posisinya digantikan Harry Redknap sehari kemudian.

Akan tetapi, Redknapp tak bisa memberikan dampak instan. Di pertandingan pertamanya  yang ia saksikan dari tribun, berkahir dengan kekalahan 3-1 dari Manchester United. QPR baru menang di pekan ke-17 saat menjamu Fulham dengan kemenangan 2-1.

Kemenangan menjadi satu hal yang langka bagi QPR. Setelah menang dari Fulham, Jisung dan kolega meraih tiga kekalahan beruntun. Anehnya, QPR justru bisa menang dari Chelsea di Stamford Bridge pada pekan ke-21.

Pada musim 2012/2013, QPR hanya meraih empat kemenangan. Dua kemenangan terakhir diraih di pekan ke-28 dan ke-29 saat menghadapi Southampton dan Sunderland. Di sisa sembilan pekan, QPR tujuh kali menderita kekalahan.

Hasil buruk ini otomatis mengantarkan QPR ke Divisi Championshi. Total 25 poin yang mereka raih sudah cukup untuk mempermalukan mereka sebagai juru kunci. QPR terpaut 14 poin dari peringkat ke-17.

Angka Menarik dari Terdegradasinya QPR

46 juta paun: angka yang dikeluarkan QPR untuk merekrut pemain sejak 1 Juli 2012.

11: jumlah rekrutan Mark Hughes sejak 1 Juli 2012: Ryan Nelsen (Tottenham); Andy Johnson (Fulham); Robert Green (West Ham); Samba Diakité (Nancy); Park Ji-Sung (Man United); Junior Hoilett (Blackburn); José Bosingwa (Chelsea); Júlio César (Inter Milan); Esteban Granero (Real Madrid); Sam Magri (Portsmouth); Stéphane Mbia (Marseille).

5: jumlah rekrutan Harry Redknapp: Tal Ben HaimLoïc Rémy (Marseille); Yun Suk-Young (Chunnam Dragons); Christopher Samba (Anzhi Makhachkala); Jermaine Jenas (Tottenham).

1: jumlah clean sheet saat Christopher Samba bermain, sejak direkrut dari Anzi Makhachkala senilai 12,5 juta paun pada akhir Januari 2013.

5: jumlah clean sheet sebelum Samba bergabung.

19%: Presentase kemenangan Harry Redknapp di Premier League. Menjadikannya yang terendah di antara mantan manajer QPR lainnya. Neil Warnock 20%, Mark Hughes 20%, Gerry Francis 37%, RayWilkins 39%.

19: total Adel Taarabt digantikan di Premier League. Ia menyamai rekor Kevin Gallen (1994-1996).

2: Hanya dua kesebelasan dalam sejarah Premier League yang lebih sedikit menang ketimbang QPR yakni Derby County dengan satu kemenangan pada 2007/2008, dan Sunderland dengan dua kemenangan pada 2005/2006.

Sumber: BBC.