Rafael Benitez, dari Spesialis Degradasi ke Juara Liga Champions

Foto: Liverpool Echo

Kalau melihat trofi dan track record-nya, Rafael Benitez adalah jaminan prestasi. Benitez pernah meraih gelar juara Liga Champions, Europa League, dan kompetisi domestik. Uniknya, ia sering melakukannya bersama kesebelasan yang bukan unggulan.

Sebagai contoh, Benitez mampu membawa Valencia dua kali juara La Liga pada musim 2001/2002 dan 2003/2004. Benitez pun mempersembahkan trofi UEFA Cup untuk Valencia pada musim 2003/2004. Bersama Liverpool, Benitez meraih gelar Liga Champions pada musim 2004/2005 usai mengandaskan AC Milan yang lebih difavoritkan. Benitez juga memberikan trofi Europa League untuk Chelsea pada musim 2012/2013.

Melihatnya begitu banyaknya prestasi Benitez di level Eropa, wajar kalau manajer berkebangsaan Spanyol ini masih memiliki ambisi. Ambisinya itu ia jabarkan dengan keinginannya menjadi manajer hingga usianya 70 tahun. Ia pun ingin mendapatkan kesempatan lain dengan menjuarai Liga Champions sebelum ia pensiun.

Pelatih berusia 59 tahun ini kontraknya akan habis dengan Newcastle United pada musim panas ini. Ia pun dikabarkan tengah menanti jawaban akan kesepakatan baru.

“Aku senang dan ingin untuk bersaing meraih trofi. Trofi terbaikku adalah Liga Champions, jadi aku ingin memiliki kesempatan di 11 tahun ke depan untuk meraih Liga Champions,” ucap Benirez.

Ketika ditanya seberapa lama ia merencanakan meraih gelar tersebut, Benitez bilang, “Kemarin aku bicara dengan seorang teman, ya sekitar 11 tahun. Sebelas tahun sebagai manajer, itu tak mengapa. Anda bisa melihat Roy Hodgson masih melatih.”

“Aku senang memanajeri kesebelasan. Aku senang melatih para pemain, jadi aku bahagia karenanya. Selalu aku bilang kami berpikir ke depan. Stafku, mereka anak-anak muda dan kami selalu berfikir bagaimana meningkatkan berbagai hal,” ucap Benitez.

Benitez sendiri mengawali karier sepakbolanya di Akademi Real Madrid. Namun, kariernya sebagai pemain tak bertahan lama. Di usia 26 tahun ia gantung sepatu. Tujuh tahun kemudian, Benitez mulai melatih kesebelasan. Ia bergabung dan menjadi pelatih di Real Madrid B pada 1993 hingga 1995.

Trofi pertamanya adalah ketika ia membesut Valencia pada 2001 menggantikan Hector Cuper. Karena dianggap belum berpengalaman, Benitez hanya dijadikan pilihan keempat oleh Valencia setelah Javier Irureta, Mane, dan Luis Aragones. Ini karena Benitez hanya melatih kesebelasan semenjana dengan prestasi yang buruk.

Benitez mengantarkan Real Valladolid degradasi pada musim 1995/1996. Selanjutnya Benitez berkelana di Segunda Division bersama Osasuna tapi mencatatkan hasil yang buruk. Untungnya, ia mengenal Pako Ayestaran yang kemudian menjadi partner-nya sebagai pelatih kebugaran. Setelahnya, Benitez melatih Extremadura dan membawa mereka promosi ke Primera Division, meski kembali terdegradasi musm selanjutnya. Maka, wajar kalau Valencia tak begitu menginginkan Benitez sebagai pelatih pilihan pertama.

Secara mengejutkan, Benitez dengan strategi menyerangnya mampu menghadirka titel La Liga pertama untuk Valencia dalam 31 tahun terakhir. Mereka juara dengan jarak tujuh poin dari Deportivo La Coruna di peringkat kedua.

Musim selanjutnya, Valencia gagal mempertahankan gelar setelah hanya berada di peringkat kelima. Akan tetapi di musim 2003/2004, Benitez berhasil kembali membawa Valencia juara. Namun, bulan madu Benitez dengan Valencia tak bertahan lama setelah ia berseteru dengan Direktur Sepakbola Valencia, Jesus Garcia Pitarch. Benitez pun mengundurkan diri pada 1 Juni 2004.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Benitez tak perlu menunggu waktu lama untuk menganggur karena dua minggu kemudian, Liverpool secara resmi mengontraknya. Ia pun menjadi pelatih Spanyol pertama yang melatih di Premier League.

Dengan pengalamannya di Spanyol, Benitez turut serta membawa pemain dari La Liga seperti Luis Garcia dan Xabi Alonso. Di musim debutnya, Benitez membawa Liverpool juara Liga Champions musim 2004/2005 dengan fantastis. Setelah tertinggal 0-3 dari AC Milan di babak pertama, Liverpool akhirnya keluar juara lewat adu tendangan penalti.

Saat ini, Benitez melatih Newcastle United yang sudah ia lakukan sejak 11 Maret 2016. Kala itu kedatangannya bertujuan untuk mencegah The Magpies terdegradasi. Namun, apa daya, Newcastle terdegradasi tapi Benitez tetap dipertahankan. Hal ini pun dibalas Benitez dengan meraih gelar juara EFL Championship pada musim 2016/2017 dan mengembalikan Newcastle ke Premier League.

Dengan keinginan Benitez untuk kembali menjuarai Liga Champions, agaknya tak mungkin ia tetap bertahan di St. James Park. Kemungkinan ada kesebelasan besar penantang gelar yang berusaha mendapatkan tanda tangannya. Namun, bisa jadi kesebelasan yang meminatinya justru kesebelasan papan tengah yang tak difavoritkan, karena Benitez adalah ahlinya membuat kejutan.

Sumber: BBC.