Rekam Jejak Inter Milan Pada Final Europa League

Inter MIlan mengincar gelar Europa League keempat (Foto: Inter.it)

Setelah Sevilla yang meraih lima gelar juara, ada empat kesebelasan yang berada di belakang mereka dengan raihan tiga gelar juara. Dua diantaranya adalah kesebelasan asal Italia, Inter Milan dan Juventus yang bersanding dengan Atetico Madrid dan Liverpool.

Inter Milan punya peluang besar untuk meraih gelar keempat sekaligus menjadi kesebelasan Italia dengan gelar Europa League terbanyak. Syaratnya harus mengalahkan Sevilla di Cologne. Inilah final pertama sejak keberhasilan mereka mengalahkan Bayern Munich pada Liga Champions 2010 lalu sekaligus final Europa League pertama sejak 1998.

Final kali ini jelas menjadi momentum yang tepat bagi Inter untuk menunjukkan kalau mereka kini mulai bangkit. Dengan komposisi pemain seperti Lukaku, Lautaro, Eriksen, Young, dan Barella Inter menjadi unggulan untuk bisa memberikan kekalahan pertama Sevilla pada partai puncak. Meski begitu, mereka harus waspada mengingat Sevilla siap memberi kejutan.

Sebelum menyaksikan apakah Inter akan menang atau tidak dini hari nanti, mari kita lihat aksi-aksi mereka pada final Europa League di masa lampau.

1990/1991: Inter 2-1 AS Roma

Tim-tim Italia begitu eksis pada akhir 80 hingga awal 90-an. Saat itu, mereka rajin menyumbang wakilnya untuk bermain pada final Liga Europa. Dua final diantaranya bahkan mempertemukan sesama tim asal Italia yaitu pada 1990 dan 1991.

Pada final 1991, Inter berjumpa dengan AS Roma. Dalam final yang masih menggunakan sistem kandang-tandang tersebut, Inter mendapat giliran untuk menjadi tuan rumah terlebih dahulu. Ditonton nyaris 70 ribu penonton di Giuseppe Meazza, La Beneamata menang 2-0 melalui gol penalti Lothar Matthaus dan Nicola Berti.

Keunggulan dua gol belum membuat Inter aman. Bermain di Olimpico juga bukan pekerjaan mudah. Beruntung, lini pertahanan Inter yang dimotori Giuseppe Bergomi dan Andreas Brehme tampil solid. Begitu juga dengan penjaga gawang Walter Zenga yang beberapa kali melakukan penyelamatan.

Skuad asuhan Giovanni Trapattoni ini sempat dibuat senam jantung setelah Ruggiero Rizzitelli mencetak gol pada menit ke-81. Beruntung, tidak ada gol kedua atau bahkan gol ketiga yang bersarang ke gawang Zenga. Inter menang agregat 2-1 sekaligus meraih trofi Eropa pertama mereka setelah Piala Champions 1965.

1993/1994: Inter 2-0 Austria Salzburg

Nerazzurri sebenarnya nyaris gagal melangkah ke final. Pada semifinal leg pertama melawan Cagliari, mereka kalah 3-2. Mereka kemudian comeback setelah menang 3-0 pada leg kedua yang membawa mereka ke final untuk bertemu Austria Salzburg.

Berbeda dengan final tiga tahun sebelumnya, kali ini wakil Austria tersebut yang menjadi tuan rumah terlebih dahulu. Gol Nicola Berti pada menit ke-35 membuat Inter membawa gol tandang yang nilainya begitu penting ketika balik menjamu mereka.

Kesebelasan yang sekarang bernama Red Bull Salzburg itu pun tidak bisa berbuat banyak ketika bertindak sebagai tamu. Mereka kembali kalah 1-0 melalui gol tunggal Wim Jonk. Skuad asuhan Gianpiero Marini tersebut akhirnya mengangkat titel Eropa kedua dalam kurun tiga tahun sekaligus mempertahankan trofi tersebut tetap berada di Italia setelah sebelumnya diraih Juventus.