Rekam Jejak Sevilla Pada Final Europa League

Sevilla menatap gelar keenam setelah terakhir kali meraihnya pada 2016 lalu (Foto: playmakerstats.com)

Europa League tampaknya menjadi kompetisi yang identik dengan Sevilla. Lima kali melangkah ke final, lima kali pula mereka menjadi juara. Los Nervionenses menjadi satu-satunya tim yang menggunakan badge of honour atas prestasinya tersebut. Mereka menjadi tim dengan prestasi terbaik di kompetisi yang kerap dianggapa kalah kelas dari Liga Champions tersebut.

Dini hari nanti, Sevilla mencoba untuk mempertahankan rekor sempurna tersebut. Di Cologne, anak asuh Julen Lopetegui tersebut akan menjalani final keenamnya pada ajang ini. Mereka akan ditantang oleh Inter Milan. Sevilla sukses menyingkirkan Manchester United pada semifinal yang membuat skenario final impian tidak terjadi.

Sebelum menyaksikan pertandingan nanti, ada baiknya kita melihat rekam jejak Sevilla pada final Europa League yang dimulai sejak 2006 atau ketika turnamen ini masih bernama Piala Uefa.

2005/2006: Sevilla 4-0 Middlesbrough

Setelah gagal pada musim 2004/2005, Sevilla kembali melangkah ke Europa League setelah menyelesaikan Liga Spanyol pada posisi keenam. Berada di Grup H bersama Zenit, Bolton, Besiktas, dan Vitoria Guimaraes, Sevilla berhasil menjadi pemuncak klasemen dengan tujuh poin hasil dua kemenangan dan sekali imbang. Saat itu, format Piala Uefa masih menggunakan sistem setengah kompetisi.

Pada fase gugur yang berlangsung home and away, Sevilla mengalahkan Lokomotiv Moscow dengan agregat skor 3-0 pada babak 32 besar. Lille mereka kalahkan 2-1 sebelum menghancurkan Zenit Saint Petersburg dengan agregat 5-2. Pertarungan sengit mereka hadapi ketika di semifinal bertemu dengan Schalke. Anak asuh Juande Ramos saat itu butuh gol mendiang Antonio Puerta pada menit 105.

Final di Phillips Stadium mempertemukan Sevilla dengan wakil Inggris, Middlesbrough. Final yang seharusnya menghadirkan laga yang sengit justru berakhir anti klimaks bagi Middlesbrough. Mereka tidak kuasa menahan gelontoran empat gol yang dicetak oleh Luis Fabiano, Enzo Maresca (dua gol), dan Frederic Kanoute. Sevilla menjadi tim Spanyol kedua yang bisa mengangkat trofi ini dalam kurun tiga tahun setelah Valencia pada 2004.

2006/2007: Espanyol 2-2 Sevilla (Sevilla menang adu penalti 3-1)

Untuk pertama kalinya sejak 1998, final Piala Uefa mempertemukan kesebelasan yang berasal dari satu negara yang sama. Setelah menyingkirkan Werder Bremen, Sevilla bertemu dengan Espanyol yang pada babak sebelumnya juga mengalahkan wakil Spanyol lain, Osasuna, dengan agregat 2-1.

Berbeda dengan 2006, kali ini Sevilla mendapat perlawanan yang cukup sengit dari rival Barcelona tersebut. Dua kali unggul melalui Adriano dan Frederic Kanoute, dua kali keunggulan mereka disamakan oleh Albert Riera dan Jonatas. Skor 2-2 membuat pertandingan harus ditentukan pemenangnya melalui adu penalti.

Pada babak ini, Andres Palop menjadi bintang. Sang penjaga gawang menahan tiga dari empat tendangan Espanyol sekaligus membawa Sevilla menjadi tim pertama yang bisa menjuarai Piala Uefa dua kali beruntun setelah Real Madrid pada 1986. Musim ini juga menjadi musim terbaik mereka karena menutup kompetisi dengan meraih treble mini yaitu Piala Super Eropa, Piala Uefa, dan Copa del Rey.

2013/2014: Sevilla 0-0 Benfica (Sevilla menang adu penalti 4-2)

Setelah menang pada 2007, Sevilla kesulitan untuk bermain di panggung Eropa. Hingga 2013, prestasi terbaik mereka hanya bertahan di fase grup Liga Champions. Bahkan mereka tidak bisa sampai babak grup dalam dua turnamen Europa League yang mereka ikuti.

Namun pada 2013/2014, Sevilla kembali menunjukkan tajinya sebagai tim kuat. Kali ini, mereka mengalahkan Benfica dalam drama adu penalti yang diselenggarakan di Juventus Stadium tersebut sekaligus membuat kutukan Bela Gutmann tetap menaungi mereka.

Dalam perjalanannya, Sevilla mengalahkan Maribor pada babak 32 besar. Mereka kemudian menang adu penalti melawan rivalnya, Real Betis. Porto menjadi korban berikutnya pada babak perempat final. Valencia memberikan perlawanan sengit ketika bertemu di semifinal. Mereka nyaris tersingkir setelah El Che unggul 3-0 yang membuat agregat berbalik menjadi keunggulan Valencia 3-2. Gol Stephane Mbia pada menit 90+4 membuat Sevilla akhirnya lolos ke Turin dan menjadi juara.

2014/2015: Sevilla 3-2 Dnipro Dnipropetrovsk

Sebenarnya, penggemar sepakbola berharap kalau final Europa League 2015 akan mempertemukan duel sesama tim Italia. Ketika itu, Napoli dan Fiorentina sama-sama melaju hingga semifinal. Sayangnya, kedua kesebelasan harus tumbang dari lawannya yaitu Sevilla dan Dnipro Dnipropetrovsk.

Klub asal Ukraina ini tampil mengejutkan. Tidak ada yang mengunggulkan mereka untuk bisa sampai ke final. Namun, mereka memutar anggapan miring tersebut dengan menyingkirkan Everton, Club Brugge, dan Napoli. Bahkan mereka mengalahkan Everton dengan skor 5-2.

Sayangnya, mereka tidak bisa menahan ketangguhan Sevilla. Sempat unggul melalui Nikola Kalinic, mereka disamakan melalui Krychowiak. Gol Ruslan Rotan menyamakan kedudukan menjadi 2-2 setelah Sevilla unggul melalui Carlos Bacca. Striker Kolombia ini menjadi pahlawan berkat gol nya pada menit ke-73 untuk membawa Unai Emery mengangkat trofi Eropanya yang kedua.

2015/2016: Liverpool 1-3 Sevilla

Liverpool membuat all Spanish final urung terlaksana. The Reds menyingkirkan Villarreal dengan agregat gol 1-3. Anak asuh Jurgen Klopp saat itu menatap final keduanya setelah kalah melawan Manchester City pada final Piala Liga sekaligus meraih trofi pertamanya.

Sayangnya, trofi pertama Klopp harus tertunda sampai tiga tahun lamanya. Bermain di St Jakob-Park, Basel, Sevilla membungkam perlawanan wakil Inggris tersebut dengan skor 1-3. Coke menjadi bintang dengan mencetak dua gol. Satu gol lain dibuat oleh Kevin Gameiro. Satu-satunya gol Liverpool dibuat oleh Daniel Sturridge. Sevilla meraih trofi kelima dan yang ketiga secara beruntun.