Reo Griffiths Sebagai Jadon Sancho versi Tottenham

Foto: Les Tramsferts

Sinar yang dipancarkan Jadon Sancho di Borussia Dortmund membuat Manchester City sadar akan talenta luar biasa yang mereka sia-siakan. Dijual dengan dana kurang dari delapan juta euro, Sancho jadi rebutan kesebelasan elit Eropa dan diberi label 120 juta euro oleh Dortmund. Sama dengan harga Ousmane Dembele ketika dijual ke Barcelona.

Manchester City memang ingin mempertahankan Sancho, bahkan menyodorkan kontrak terbesar di level akademi. Namun Sancho juga jadi pelajaran tersendiri bagi mereka ketika memperlakukan talenta muda lain seperti Phil Foden.

“Saya janji dia akan diberikan kesempatan lebih musim depan. Ingat, Foden masih berusia 19 tahun,” kata Manajer Manchester City Pep Guardiola setelah Foden tampil brilian lawan Cardiff (4/4). Sekitar satu tahun setelah Sancho menerima tawaran dari Dortmund, talenta muda Inggris lainnya juga pergi meninggalkan Tanah Razu Elizabeth untuk mendapat jam terbang lebih. Talenta itu adalah Reo Griffiths, meninggalkan Tottenham untuk Olympique Lyon.

Griffiths memang belum pernah merasakan tampil di Ligue 1 bersama tim senior Lyon. Tapi dirinya sudah sering berlatih dengan Nabil Fekir dan kawan-kawan dipantau langsung oleh Bruno Genesio. Tinggal menunggu waktu untuk Griffiths bersinar di Lyon. Sancho pun juga tidak terlalu terlihat pada musim pertamanya setelah hengkang dari Manchester.

Lyon bukan satu-satunya kesebelasan yang meminati Griffiths ketika itu. RB Leipzig dan FC Barcelona juga disebut mengincar dirinya. Namun Barcelona menolak rumor tersebut lewat Mundo Deportivo. Lyon akhirnya dipilih Griffiths, ia menandatangani kontrak hingga 2022 dan berambisi untuk ikuti jejak Karim Benzema.

“Saya rasa Lyon adalah tempat paling tepat untuk berkembang. Banyak penyerang hebat yang pernah mengenakan kostum ini. Saya ingin menjadi seperti Benzema dan Alexandre Lacazette. Saya sangat senang bisa bergabung dengan Lyon, namun banyak hal yang perlu dilakukan. Saya perlu menembus tim utama, mencetak gol, dan merasakan atmosfer Liga Champions,” kata Griffiths.

Tercatat sebagai pemain Inggris pertama di Lyon, Griffiths adalah salah satu dari beberapa talenta muda didaratkan Genesio. “Kita harus bisa memaksimalkan talenta pemain-pemain muda. Mereka akan berlatih dengan tim utama karena itu adalah kebijakan klub,” ungkap Genesio.

Standard Tinggi Pochettino

Foto: Evening Standard

Griffiths datang dengan reputasi positif. Ia merupakan penyerang ganas dengan status top skorer Premier League U18. Bahkan sempat terlibat dalam tujuh gol di satu pertandingan. Tottenham membantai Arsenal U18 dengan skor 9-0. Griffiths mencetak empat dan arsiteki tiga dari sembilan gol tersebut.

Layaknya Jadon Sancho, Griffiths sebenarnya ingin dipertahankan. Agustus 2018, Griffiths disebut akan segera mendatangani kontrak profesional dengan the Lilywhites. Dirinya juga dibawa Mauricio Pochettino dalam pra-musim di Amerika Serikat. Tapi di pertengahan pra-musim, Griffiths dipulangkan dan ternyata saat itu penyerang kelahiran 27 Juni 2000 dapat tawaran dari Lyon.

“Mungkin dulu, jika Anda adalah pemain akademi, peluang untuk tampil di tim senior akan selalu terbuka. Sekarang standardnya sudah berbeda. Ada tuntutan tertentu untuk talenta-talenta muda membuktikan diri mereka. Jika mereka gagal, berarti belum bisa naik,” kata Pochettino. Griffiths kemudian dilego Tottenham. Ia ingin main di tim utama, namun belum cukup bagus bagi Pochettino.

Pochettino dikenal sebagai pelatih yang gemar memaksimalkan talenta-talenta pemain muda. Baik itu pemain-pemainnya di Southampton seperti James Ward Prowse. Ataupun dengan memboyong Dele Alli dari MK Dons ke Tottenham. Namun standard yang dipatok oleh Pochettino terlihat cukup tinggi. Pasalnya, hanya empat pemain akademi Tottenham yang terlibat di Premier League musim ini. Itu sudah termasuk Harry Kane.

Kerugian Daniel Levy

Foto: TalkSport

Sulitnya menembus tim senior Tottenham tidak membuat trauma kehilangan Griffiths bisa dilupakan oleh presiden klub, Daniel Levy. Griffiths adalah penyerang haus gol dan mereka kehilangan jasanya secara cuma-cuma ke Lyon. Oleh karena itu sejak kehilangan Griffiths, Tottenham terus memantau pemain-pemain akademi mereka.

Mulai dari Oliver Skipp, Luke Amos, George Marsh, hingga TJ Eyoma telah diberi peluang untuk main dengan tim senior. Kaziah Sterling dan Troy Parrott juga terus dipantau meski belum pernah berbagi lapangan dengan Christian Erikssen. Parrott bahkan langsung diberi kontrak profesional ketika ulang tahun ke-17.

Peluang untuk Sterling dan Parrott ada di tim senior Tottenham sudah dibuka Pochettino sejak dirinya tidak memiliki Son Heung-Min dan Kane untuk menjadi penyerang. “Mungkin kita bisa memainkan Dele Alli, Erik Lamela atau Fernando Llorente. Mungkin juga Parrott atau Sterling. Saya belum memutuskan,” kata Pochettino.

Parrott dan Sterling pada akhirnya tidak dipilih untuk naik ke tim senior mengisi pos Son ataupun Kane. Namun, ada peluang. Peluang yang tak dimiliki oleh Reo Griffiths sekalipun dirinya adalah penyerang terbaik di Premier League U18.