“Riyad Mahrez, the first African player to win five Premier League titles,” tulis akun resmi Twitter @oltsport_, perusahaan media olahraga Olt Sports pada 21 Mei 2023. Pemain internasional Aljazair itu mengungguli legenda Pantai Gading, Didier Drogba dengan empat trofi English Premier League (EPL) bersama Chelsea, setelah dipastikan sukses menjuarai liga musim ini bersama Manchester City.
Ini merupakan gelar juara Liga Inggris ketiga secara beruntun yang dimenangkan Mahrez bersama timnya tersebut; sekaligus yang keempat ditambah dengan trofi musim 2018/2019. Sebelumnya, dia pertama kali jadi juara EPL bersama Leicester City pada 2015/2016. Dengan begitu, total lima trofi EPL telah dimilikinya hanya dalam tujuh musim, 13 tahun setelah kariernya naik dari level amatir.
Pemain Amatiran di Prancis
Mahrez lahir di Sarcelles, sekitar 16 km pinggiran utara kota Paris, Prancis pada 21 Februari 1991. Ayahnya dari Aljazair, sedang ibunya keturunan Aljazair dan Maroko. Bakat sepak bola turun dari sang ayah yang pernah bermain di tanah asalnya, sebelum meninggal karena serangan jantung saat Mahrez usia 15 tahun, ketika dia masih belajar di klub amatir lokal, AAS Sarcelles pada 2004-2009.
Teman sepermainan striker AS Monaco, Wissam Ben Yedder tapi masuk ke klub berbeda itu sempat menjalani trial di klub Skotlandia St Mirren, namun hanya dua bulan karena tak tahan cuaca dingin. Pada 2009, dia mendapat kontrak dari Quimper. Tapi, masih bermain di Championnat de France Amateur (CFA), liga amatir yang berada di level empat dalam struktur kompetisi sepak bola Prancis.
Bersama Quimper yang saat itu juga diperkuat Mathias Pogba, kakak dari Paul Pogba, Mahrez yang berusia 19 tahun tampil dalam 22 laga dengan dua gol. Aksinya kala itu membuatnya direkrut tim Ligue 2, Le Havre, di mana tim cadangannya juga main di CFA. Dia pun jadi andalan skuat Le Havre II di CFA dengan membuat 24 gol selama dua musim, hingga ditarik ke tim utama pada musim kedua.
Naik ke Level Profesional
Perawakannya yang ramping telah membuat Mahrez sering diabaikan oleh tim sejak usia dini. Tapi, dia mengatasinya dengan mengembangkan keterampilan bola yang telah menarik perhatian banyak orang. Selain itu, kesuksesan pemain setinggi 1,79 meter itu sepertinya juga karena memiliki bakat dalam mengambil keputusan yang tepat untuk kariernya, hingga berhasil naik ke level profesional.
Mahrez ternyata sempat menolak tawaran dari dua klub raksasa Prancis, Paris Saint-Germain dan Marseille. Ketika itu, dia lebih memilih bergabung dengan Le Havre, karena terpikat dengan sistem pembinaan mereka. Pilihannya itu rupanya tak salah, karena hanya dalam semusim dia mendapatkan debut tim utama di Ligue 2. Musim berikutnya, sang winger malah sudah menjadi andalan klubnya.
Hanya 1,5 tahun bermain reguler di divisi dua Liga Prancis, dia direkrut Leicester yang saat itu masih tampil di Championship, level dua Liga Inggris. Awalnya scout klub tersebut, Steve Walsh mengincar rekan setimnya, Ryan Mendes, tapi malah terkesan dengan Mahrez yang lucunya sempat mengira Leicester adalah klub rugby. 11 Januari 2014, dia pun menandatangani kontrak senilai 450 ribu paun.
Keluarga Mahrez sempat ragu dengan keputusannya, karena melihat gaya permainannya akan lebih cocok di Spanyol. Tapi, lagi-lagi keputusannya berbuah manis. Musim berikutnya mereka promosi sebagai juara, dan dua tahun kemudian secara mengejutkan jadi kampiun EPL. Mahrez pun meraih banyak penghargaan individu musim itu, dari pemain terbaik level klub hingga tingkat benua Afrika.
Juara EPL Terbanyak dari Afrika
“Saya sangat ambisius dan merasa sekaranglah saatnya beralih ke pengalaman baru,” ucap Mahrez, dan pada 2018 dia menyeberang ke tim Manchester biru.
Saat itu, dia ditebus 60 juta paun, menjadi pemain Afrika termahal, sekaligus penjualan termahal Leicester dan pembelian termahal Manchester City. Pilihannya itu pun kembali berjalan baik, karena The Citizen tengah membangun kekuatan tim.
Pada musim debutnya, langsung menjuarai liga domestik. Meskipun sering tampil sebagai pengganti, pemain bernomor 26 itu tetap mampu memberikan kontribusi bagi tim. Sejauh ini, sudah 78 gol yang dibukukannya dalam 234 laga di semua ajang. Belum lama ini, Mahrez menyarangkan hat-trick dalam kemenangan atas Sheffield United dengan skor 3-0 untuk melenggang ke final Piala FA 2022/2023.
Kesuksesan Mahrez musim ini pun semakin sempurna, setelah Manchester City memastikan treble winners usai memenangkan trofi Piala FA dengan mengalahkan rival sekota, Manchester United, dan juara Liga Champions dengan menekuk wakil Italia, Inter Milan di final. Dua trofi itu kini melengkapi karier pemain Muslim yang taat tersebut, setelah sebelumnya mempersembahkan trofi juara Piala Afrika 2019 untuk negaranya, Aljazair sekaligus sebagai kapten tim, dan tampil di Piala Dunia 2014.
Sumber: Sports Brief, Wikipedia