Rodrigo Sebagai Alasan Bolton Tersenyum di Masa Sulit

Foto: Independent.co.uk

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Valencia CF berhasil mengalahkan Chelsea. Tampil di hadapan pendukung sendiri, bermodalkan rekor superior dalam pertemuan kedua tim, dan berstatus jawara Liga Europa 2018/2019 tidak dapat membantu the Blues. Mantan pemain akademi Real Madrid, Rodrigo Moreno, menjadi pahlawan Los Che di Stamford Bridge.

Ini merupakan gol pertama Rodrigo ke gawang kesebelasan Inggris sejak April 2011 ketika dirinya masih membela Bolton Wanderers. Itupun dicetak untuk U23, bukan Bolton senior. Rodrigo sendiri sudah lima kali bertemu dengan Chelsea sebelum membobol gawang Kepa Arrizabalaga di Liga Champions 2019/2020. Tapi, tim yang dibelanya selalu kalah. Entah itu Benfica, ataupun Bolton.

Sekali mencetak gol, ia bukan hanya memperbaiki rekornya sendiri. Dia juga memperbaiki rekor Valencia melawan Chelsea. Tentu banyak yang berubah dari Rodrigo. Setelah delapan tahun meninggalkan the Trotters, kemampuannya mulai diakui oleh dunia. Jasanya bahkan sempat diminati FC Barcelona di musim panas 2019.

Minat yang gagal terpenuhi setelah Los Che meminta 120 juta Euro -sesuai klausal dengan pelepasan- pada tim asal Catalunya tersebut. Atletico Madrid juga tertarik memboyongnya. Namun lebih memilih Alvaro Morata yang hanya setengah harga dari Rodrigo. Setelah pergi meninggalkan Bolton, ia telah terlibat dalam 130 gol lebih untuk dua kesebelasan berbeda: Benfica dan Valencia.

Pemain yang dilepas Castilla seharga enam juta Euro pada 2010 itu bahkan jadi bagian dari tim nasional Spanyol pada Piala Dunia dan UEFA Nations Cup 2018. Meskipun dirinya sudah tinggi, Rodrigo tidak pernah melupakan Bolton. Kesebelasan yang hanya dibelanya selama 494 menit di Premier League 2010/2011.

“Masa-masa di Inggris adalah memori yang indah bagi saya. Saat Anda pergi ke Inggris, tentu sudah harus siap untuk bermain secara keras. Mengutamakan fisik. Anda tak punya pilihan lain selain adaptasi dan hal itu membantu saya berkembang,” aku Rodrigo.

Datang dengan Harapan Besar

FOTO: Sky Sports | Rodrigo cetak satu gol untuk Bolton.

Jasa Rodrigo didatangkan ke Reebok Stadium oleh Owen Coyle sebagai pemain pinjaman dari Benfica. Coyle baru menggantikan Gary Megson pada pertengahan musim 2009/2010. Ini adalah kampanye penuh pertamanya bersama the Trotters. Pemain muda Spanyol pun jadi pilihannya memperdalam kualitas tim. Bukan hanya Rodrigo, tapi juga Marcos Alonso.

“Saya yakin Alonso adalah pemain hebat. Ketika Anda bisa menembus Real Madrid, tentu ada talenta di dalamnya. Dirinya bukanlah artikel yang sudah selesai ditulis,” kata Coyle. Alonso memang pernah membela tim senior Real Madrid setelah diorbitkan oleh Manuel Pellegrini.

Namun, Rodrigo punya nasib berbeda. Ia tidak pernah membela Los Blancos. Meskipun demikian, Coyle juga percaya kepada Rodrigo. “Bagi saya, Rodrigo adalah pemain yang spesial. Ia memiliki kepandaian dan juga talenta. Dirinya adalah tipe pemain yang dapat menghipnotis para penghuni Reebok Stadium. Setiap bola ada di kakinya, para suporter bisa mengharapkan sesuatu,” jelas Coyle.

“Kita [Bolton] memiliki pemain-pemain muda berbakat yang menarik di sini. Rodrigo akan langsung terlibat di tim utama dan jika waktunya tepat, pasti dirinya akan berkesempatan memperlihatkan kualitasnya,” tambah mantan nakhoda Burnley tersebut.

Hampir Bertahan di Bolton

FOTO: Sports Mole | Tidak Diizinkan Benfica bertahan.

Coyle pun memenuhi janjinya. Rodrigo menjadi pilihan utama lini depan Bolton di periode sibuk, akhir Desember 2010 hingga awal Januari 2011. Tampil melawan Chelsea, Liverpool, hingga akhirnya mencetak gol ke gawang Wigan Athletic. Itu adalah satu-satunya gol yang ia cetak selama tampil di Premier League. Setidaknya hingga September 2019. Tetapi, satu gol itu sudah cukup untuk membuat Coyle tertarik mempermanenkan jasa Rodrigo.

“Dia adalah pemain muda yang menarik. Cepat, bisa bermain di mana saja selama diberi tugas untuk menyerang. Entah itu sebagai penyerang utama, berdiri di belakangnya, atau menusuk dari sayap,” kata Coyle. Proposal penawaran empat juta Pauns dilayangkan oleh the Trotters. Akan tetapi, Benfica ogah melepas Rodrigo.

“Saya sudah berusaha agar Rodrigo bisa bertahan di sini [Bolton]. Tapi, pihak Benfica tak mau melepasnya. Harga bukan masalah bagi mereka. Mereka punya harapan besar kepada Rodrigo. Begitu juga dengan kami, tapi hal itu tidak mungkin terjadi,” aku pimpinan Bolton saat itu, Phil Gartside.

Harapan besar Benfica itu langsung dibayar Rodrigo dengan mencetak sembilan gol dan mengarsiteki empat lainnya pada musim pertama di Portugal. Ia tampil 38 kali di semua kompetisi sepanjang 2011/2012. Mencetak 16 gol dan lebih diandalkan Aguias dibanding Javier Saviola yang sudah berpengalaman dan diakui di berbagai belahan dunia.

Alasan untuk Tersenyum

FOTO: Sky Sports | Daniel Sturridge buat persaingan semakin ketat.

Kembali ke memang Benfica menjadi pilihan terbaik untuk Rodrigo. Bertahan di Bolton, ia belum tentu menjadi pilihan utama. Bertahan di Bolton, dirinya harus bersaing dengan Ivan Klasnic, Robbie Blake, dan Kevin Davies. Meskipun harapan besar yang dimiliki the Trotters kepada dirinya, situasi Rodrigo belum tentu berubah dari 2010/2011. Apalagi setelah hanya mencetak satu gol.

Dirinya tidak menyesal kembali ke Benfica. Tidak juga menyesal membela Bolton. “Saat itu kami menjalani musim yang bagus. Ketika Bolton meraih kemenangan, tentu akan sedikit sulit. Mengganti apa yang sudah terbukti jitu. Dengan kehadiran Davies, Johan Elmander, dan Daniel Sturridge, saya hanya bisa bermain lima, 10, atau 20 menit,” aku Rodrigo.

“Tapi, saya belajar banyak dari mereka. Dari pengalaman di Inggris. Itu merupakan musim pertama saya bermain di divisi tertinggi. Saya tak akan pernah melupakan jasa Bolton. Tim yang telah memberikan saya kesempatan,” katanya.

Melihat Rodrigo bersinar di level tertinggi tentu menjadi sebuah kebanggan sendiri bagi the Trotters. Apalagi di tengah masa sulit yang mereka alami saat ini. Krisis finansial, bermain di divisi tiga Inggris dengan pengurangan 12 poin. Setidaknya ada sesuatu yang bisa jadi alasan untuk tersenyum berkat Rodrigo.