Henrikh Mkhitaryan akhirnya dipinjamkan Arsenal ke AS Roma selama semusim penuh. Pemain berkebangsaan Armenia itu punya satu misi: mengembalikan kehebatannya yang hilang semenjak ia pindah ke Inggris.
Arsenal bukannya tanpa alasan meminjamkan mantan pemain Borussia Dortmund ini. Sang Pelatih, Unai Emery, merasa kalau Arsenal surplus pemain di pos Micky. Untuk itu, The Gunners harus membuat keputusan bagi pemain berusia 30 tahun tersebut. Apalagi, Micky memang belum memberikan dampak seperti yang diharapkan sejak ia datang dari Manchester United pada Januari 2018.
Apa yang terjadi pada Micky juga dirasakan oleh Alexis Sanchez yang saat itu jadi bahan pertukaran. Sanchez pun dipinjamkan Manchester United ke Inter Milan karena penampilannya tak seperti yang diharapkan. Keduanya kini bermain di Serie A dan tengah berusaha menghidupkan kembali gairah yang sebelumnya mereka miliki.
“Kini aku ada di Roma dan aku akan fokus pada mereka. Ini bukanlah langkah mundur karena sepakbola yang hebat dimainkan di sini. Aku ingin mengubah suasana dan buatku ini adalah kesempatan yang bisa diraih,” ungkap Mkhitaryan.
“Aku harus menikmati bermain sepakbola, tak peduli tempatnya di mana. Di Inggris, aku tak lagi merasa kebahagiaan ini. Aku tak akan pernah menyerah dan akan berjuang sampai akhir. Aku tak takut akan tekanan. Aku sudah terbiasa saat bermain dengan tim hebat.”
Micky mengakui kalau ia mengalami masa yang sulit sebelum datang ke Roma dan kini ia ingin memulai perjalanan baru. Ia pun sudah paham soal AS Roma dan seluk beluk tentangnya. Untuk itu, ia akan mencoba yang terbaik untuk bisa mencapai tujuan tersebut.
“Aku meninggalkan Inggris. Aku tak ingin bicara soal Inggris lagi karena aku ingin fokus pada Roma dan sepakbola Italia. Aku tak merasa ini adalah langkah mundur karena Roma adalah kesebelasan besar, klub yang hebat, dan semua orang tahu. Aku pikir sepertinya aku tak cocok dengan sepakbola Inggris, jadi perubahan ini agaknya bagus.”
“Aku tahu kesalahan kecil akan dikritisi sementara penampilan yang bagus diagungkan. Kalau Anda setuju untuk bermain bola, Anda harus siap menghadapi kritik. Serie A adalah kesempatan hebat. Aku langsung menerimanya dengan antusias. Kami bahkan tak bicara soal uang,” ucap Micky.
Soal uang ini juga dikonfirmasi oleh Direktur Olahraga AS Roma, Gianluca Petrachi. Ia mengklaim kalau perpindahan Micky dari Emirates ke Olimpico berdampak pada hilangnya banyak uang yang didapatkan Micky.
“Gagasannya adalah untuk berinvestasi pada pemain muda penting. Pada keadaan di mana kami berada di pengujung bursa transfer, kami membuat investasi di pemain muda atau operasi khusus seperti yang kami lakukan pada Micky. Ia adalah pemain top dengan biaya tinggi, ia bahkan kehilangan banyak uang untuk datang ke Roma. Waktu yang akan membuktikan kalau kami punya kesempatan untuk mempertahankan pemain sepertinya,” kata Petrachi.
Didukung Francesco Totti
Legenda AS Roma, Francesco Totti, percaya diri kalau peminjaman Henrikh Mkhitaryan akan sukses, meksipun ia mengalami situasi sulit di Arsenal. Musim lalu, Miki bermain di 25 pertandingan dengan mencetak enam gol di liga. Catatan Micky tidak terlalu buruk, meski banyak yang berharap penampilannya harusnya lebih dari itu.
Kehadiran Nicolas Pepe pun dengan naiknya pemain macam Joe Willock dan Reiss Nelson membuat Micky tersisih sehingga akhirnya dipinjamkan ke AS Roma. Meski belum mencatat debut buat Serigala Ibukota, tapi Totti yakin kalau Micky akan tampil mengesankan.
“Mkhitaryan bisa membawa kualitas dan kuantitas, jadi ini adalah perpindahan yang bagus. Dia tak selalu bermain reguler selama dua tahun terakhir di Arsenal. Namun, aku harap ia bisa merasa seperti dirumah saat di Roma,” ucap Totti.
Menurut Totti, suporter Roma akan mengapresiasi kehadiran Micky. Apalagi si pemain punya teknik yang bagus dan mau membuktikan dirinya sendiri. Di jeda internasional, mantan pemain Manchester United ini mencetak dua gol dalam kemenangan Armenia 4-2 atas Bosnia.
Meski merasa kalau Micky akan bersinar, Totti justru beranggapan kalau mantan timnya tak akan meraih gelar Serie A musim ini. Totti juga berpikir kalau sulit bagi Roma untuk berada di tiga besar.
“Aku tetap merasa kalau Juventus adalah kesebelasan yang harus dikalahkan musim ini. Karena mereka begitu kuat baik sebagai tim maupun klub, tapi musim ini Inter dan Napoli membangun ulang kekuatan dan aku bisa melihat kompetisi yang berbeda.”
“Aku pikir di pos tiga besar sudah diputuskan, lantas segalanya bisa terjadi setelahnya. Sayangnya, Roma hanya bisa berharap untuk berjuang di peringkat keempat. Itu adalah situasi yang sesungguhnya, melihat apa yang terjadi di pramusim,” tutup Totti.