Ruben Dias, Joao Felix, dan Biaya Impor Mahal Liga Portugal

Juventus dikabarkan menolak jasa bek Benfica, Ruben Dias. Dipatok dengan harga 60 juta euro, Dias disebut terlalu mahal untuk Si Nyonya Tua. Padahal Dias bukanlah pemain paling mahal yang dimiliki Benfica. Dias bahkan disebut sebagai ‘Matthijs de Ligt versi murah’ oleh BeSoccer.com.

Gagal mencapai kesepakatan dengan Juventus, Ruben Mendes selaku agen dari Dias akan menawarkan jasa kliennya kepada Atletico Madrid. Sementara Paris Saint-Germain (PSG) dan Manchester United juga dikaitkan dengan dirinya.

Sosok Dias sebelumnya sempat diproyeksikan sebagai kapten masa depan Benfica oleh presiden klub, Luis Felipe Vieira. “Baru berusia 21 tahun, Dias sudah menjadi salah satu bek terbaik di dunia. Dirinya luar biasa dan dalam beberapa tahun lagi, ia akan jadi kapten Benfica,” kata Vieira kepada Tuttosport.

Akan tetapi, Direktur Olahraga Benfica Rui Costa tidak menghalangi kepergian Dias. “Ruben [Dias] sadar dirinya diamati banyak klub. Kami ingin dia bertahan, tetapi jika dirinya pergi, kami harus mendapatkan uang yang cukup untuk membangun kembali tim,” kata Costa.

Hal serupa juga berlaku untuk Joao Felix, gelandang Portugal kelahiran November 1999 yang tengah menjadi incaran berbagai klub.

“Beberapa orang menyebutnya penerus Kaka. Tapi dia adalah Felix. Hanya Felix. Dirinya merupakan nomor 10 modern yang memiliki visi menyerang luar biasa. Kami berusaha mempertahankan jasanya selama mungkin dengan klausal 120 juta euro,” jelas Costa.

Vieira juga mengakui bahwa harga 120 juta euro itu merupakan sebuah pagar yang dibuat untuk mengusir peminat-peminat Felix. Apalagi di mata Vieira, Joao Felix merupakan sosok yang akan menggantikan Cristiano Ronaldo di tim nasional Portugal. “Ia merupakan pemain paling berbakat yang dimiliki Portugal. Felix akan mengambil alih tim nasional setelah masa Cristiano Ronaldo berakhir,” pujinya.

Akan tetapi, klausal pelepasan dalam kontrak setiap pemain merupakan batas minimum yang harus diterima klub jika ada yang menyanggupi. Dengan kata lain apabila Manchester United ataupun kesebelasan lain berani menggelontorkan 120 juta Euro untuk Felix, Vieira harus menerimanya. Setelah itu, semua tergantung kepada pemain dan agen mereka.

Sedangkan Felix sendiri mengakui punya impian mengikuti jejak Cristiano Ronaldo. “Saya tidak mengenal Cristiano secara personal. Tapi dia adalah sosok yang pekerja keras, contoh bagi semua pesepakbola. Real Madrid sangat merasakan dampak kehilangan dirinya,” kata Felix kepada Marca.

Ucapan tersebut tentu membuat Manchester United girang. Apalagi mereka jadi tempat Cristiano Ronaldo membangun dirinya sebagai salah satu jika bukan pemain terbaik dunia.

Meski demikian, Felix tak bisa bicara banyak tentang masa depannya. Termasuk masalah harga yang dipatok oleh Benfica. “Saya tidak tahu apapun soal harga, itu keputusan agen dan presiden Benfica,” katanya.

Tiga Distributor Terpercaya

Foto: Metro

Dias dan Felix bukanlah satu-satunya pemain dengan harga setinggi langit di Liga Portugal. Maret 2019, Real Madrid berhasil mendaratkan Eder Militao dari Porto dengan dana 50 juta euro. Kesepakatan tersebut segera diselesaikan Los Blancos di luar bursa transfer karena menurut Guardian, harga bek asal Brasil tersebut akan menjadi 75 juta euro setelah musim 2018/2019 berakhir.

Sebelumnya, Benfica berhasil menjadikan Ederson Moraes sebagai penjaga gawang paling mahal di dunia setelah mendapatkan 53 juta euro dari Manchester City. Transfer Ederson membuat tahta Gianluigi Buffon yang sudah menduduki status penjaga gawang termahal sejak 2001 lengser pada musim panas 2017.

Menurut data CIES Football, Benfica dan Sporting CP merupakan dua dari lima kesebelasan yang paling banyak mendapat keuntungan dari penjualan pemain mereka selama periode 2010 hingga 2016. Bersama dengan Porto, penjualan pemain dari tiga kesebelasan paling prestisius Portugal telah mencapai satu trilliun euro.

Bukan masalah dari mana pemain itu berasal. Bukan pemain asli Portugal sekalipun, jika mereka sudah masuk ke dalam tiga kesebelasan tersebut harganya akan menanjak. Islam Slimani didatangkan Sporting CP tidak sampai satu juta euro dari kesebelasan Algeria, CR Belouizdad pada 2013. Tapi ketika dijual ke Leicester City, mereka mendapat 30 juta euro.

Gelandang Skotlandia, Ryan Gauld, didatangkan dengan dana tiga juta euro dari Dundee United. Kemudian saat mendarat di Estádio José Alvalade, dirinya dipatok 60 juta euro oleh Sporting CP. Fenomena ini kembali lagi ke pengaruh Cristiano Ronaldo.

Fokus Kepada Akademi

Foto: AS

Keberhasilan yang diraih CR7 mengangkat derajat Sporting CP, Porto, dan Benfica sebagai produsen talenta luar biasa di dunia sepakbola. “Publik tahu reputasi kami dengan semua talenta yang berhasil membuktikan diri mereka di luar sana. Jika kami menjual pemain, itu karena ingin mereka sukses. Apabila mereka gagal, nama kami juga ikut tercoreng,” jelas Kepala Eksekutif Benfica Domingos Soares de Oliveira.

“Dulu, pilihannya hanya dua. Memiliki pemain seperti Cristiano Ronaldo atau tidak menjual satupun talenta yang Anda miliki. Sebelumnya mencari pemain ke Portugal bukanlah hal yang wajar untuk kesebelasan lain,” tambah Kepala Pengembangan Pemain Muda Sporting CP Aurelio Pereira, menjelaskan harga tinggi pemain-pemain di tiga klub terbaik Portugal.

Keberhasilan ini tidak lepas dari fokus mereka untuk membangun akademi berkualitas. Dari akademi itulah muncul pemain seperti Cristiano Ronaldo, Ruben Neves, dan Ederson. Pihak Benfica bahkan menggelontorkan sembilan juta euro per tahun untuk akademi. Itu hampir tiga kali lipat dari dana yang mereka keluarkan untuk membeli Mile Svilar dari Anderlecht.

Joao Felix serta Ruben Dias menjadi nama terbaru yang akan mengikuti Cristiano Ronaldo, Ederson, dan lainnya. Mereka mungkin bukan yang terakhir, meskipun Rui Costa berharap di masa depan kesebelasan Portugal seperti Benfica tidak harus menjual pemain binaan mereka.

“Tujuan kami adalah stabil secara ekonomi. Untuk itu, kami tak bisa terus menolak tawaran klub lain. Saat ini, tidak. Tapi semoga di masa depan hal itu akan terjadi,” kata Costa.