Sejak hari pertama saat bursa transfer musim panas dibuka, agaknya tak ada yang lebih gelisah dari Neymar. Sejak kakinya pertama kali menjejak Paris, ia sadar kalau pilihannya untuk pindah, bukan keputusan yang bijak. Egonya kelewat tinggi untuk sekadar lepas dari bayang-bayang Lionel Messi. Karena di PSG, bukan cuma Messi yang harus ia lawan, tapi juga ekspektasi publik dan tatapan sinis semua orang.
Tempat yang tepat buat Neymar cuma di Barcelona. Santos tempat yang bagus, tapi tidak dengan transferan yang masuk ke rekeningnya tiap minggu. FC Barcelona menawarkan tempat yang nyaman: rekan yang berkualitas, kompetisi yang menunjang, hingga besarnya uang yang didapatkan.
Lantas, mengapa Neymar memilih pindah ke Paris? Jawabannya sederhana, tapi maknanya tidak: ia ingin tantangan baru.
Selama empat musim membela Barcelona, Neymar memenangi tujuh trofi utama: tiga gelar La Liga, tiga gelar Copa del Rey, dan satu trofi Liga Champions. Memang menjadi amat wajar kalau Neymar butuh tantangan. Ia mungkin butuh raihan prestasi di tempat lain. Ia juga mungkin butuh sorotan lampu yang lebih terang, tanpa terhalang Messi di depannya.
“Aku telah memenangi semua yang bisa dimenangi seorang pesepakbola,” kata Neymar kala itu.
Di Instagramnya, ia menulis, “Aku telah menaklukkan segala yang bisa ditaklukkan seorang atlet. Aku telah mengalami saat-saat yang tak terlupakan. Namun, pesepakbola sepertiku membutuhkan tantangan. Dan untuk kedua kalinya dalam hidupku, aku akan menentang ayahku.”
Ayah Neymar, Neymar Sr., menginginkan Neymar tetap di Barcelona.
Gaji yang didapatkan Neymar dari PSG luar biasa besar: 782 ribu paun perpekan alias 13 miliar rupiah perminggunya. Namun, gaji ini juga yang bisa menjegal Neymar: penampilannya tak sesuai harapan.
Biaya Transfer yang Bermasalah
Mengapa PSG mesti membayar uang sebegitu besar buat mendatangkan Neymar? Sejatinya, PSG tidak bernegosiasi dengan Barcelona untuk mendatangkan Neymar. Pun dengan Barcelona yang tak menyatakan kesetujuannya untuk melepas Neymar. Yang terjadi adalah PSG menebus klausul pelepasan yang tertera di kontrak Neymar.
Di Spanyol, klausul pelepasan tidak dibayar oleh klub pembeli, melainkan oleh si pemain. Caranya adalah si pemain atau agennya membuat deposit yang disimpan oleh operator liga, dalam hal ini La Liga. Akan tetapi, deposit tersebut ditolak.
Alasannya adalah karena La Liga percaya kalau PSG melanggar aturan Financial Fair Play (FFP). Selain itu, Barcelona juga menyatakan kalau mereka akan melaporkan PSG ke UEFA karena melanggar FFP.
Di sisi lain, PSG merasa kalau apa yang dilakukan La Liga tidak sah. Operator Liga Prancis, LFP, mengaku terkejut. Mereka mendesak La Liga untuk mematuhi aturan FIFA dengan menerima uang klausul pelepasan Neymar. Karena La Liga tak menerima pembayaran, agen Neymar pun membayarkan 200 juta paun langsung ke kantor Barca. Sehingga transfer bisa langsung terselesaikan.
Sahabat yang Merasa Dibayangi
Tidak sedikit media yang menyebut kalau kepergian Neymar tak lepas dari kehadiran Lionel Messi itu sendiri. Padahal, trio Neymar-Messi-Suarez, adalah salah satu yang terbaik di dunia. Neymar pun sudah amat klop dengan dua kompatriotnya tersebut.
Ketika Neymar dipastikan pindah dari Barca, Messi langsung membuat unggahan di Instagram dengan caption: “Adalah kesenangan yang luar biasa bisa menghabiskan tahun-tahun ini denganmu sahabat, Neymar. Aku berharap yang terbaik di babak baru dalam hidupmu.”
Di kolom komentar, Neymar membalas, “Terima kasih brother. Aku akan merindukanmu.”
Setelah kepindahan pasti diresmikan, giliran pemain berkebangsaan Brasil itu yang membuat unggahan dengan menyebut kalau Messi sebagai atlet terbaik yang pernah ia temui dalam hidup.
“Lionel Messi menjadi teman setimku, dan teman di dalam juga di luar lapangan. Aku bangga bisa bermain denganmu. Kami membentuk serangan bersama Luis Suarez yang akan bertahan selamanya,” tulis Neymar.
Transfer yang Tertahan
Di Paris, Neymar tak pernah bermain lebih dari 20 kali di liga. Bukannya Neymar jelek atau tak dipercaya pelatih. Namun, cedera yang membuatnya harus menepi dan pergi ke ruang operasi.
Pindah adalah hal yang tepat mengingat PSG juga sudah tak terlalu mengandalkannya. Mereka tetap bisa menang, meski tanpa Neymar di tim. Toh mereka punya Mbappe dan Cavani yang amat bisa diandalkan. Apalagi, PSG juga mendatangkan Mauro Icardi meski statusnya hanya pinjaman.
Sial bagi Neymar karena hingga bursa transfer musim panas 2019 ditutup, ia tetap tak kemana-mana.
Gulliem Balague dalam tulisannya di BBC Sport, menyebut kalau yang dibutuhkan agar transaksi penjualan berhasil adalah hadirnya pembeli yang niat, atau penjual yang antusias, atau keduanya.
“Dalam hal ini, bagaimanapun, Barcelona merasa kalau juara Prancis tak ingin menjual, dan PSG selalu merasa kalau klub rakasasa Spanyol ini tak pernah berniat membeli,” tulis Balague.
Salah satu alasannya karena Barcelona membeli Antoine Griezmann dari Atletico Madrid dengan biaya transfer besar. Banyak yang merasa kalau Barca tak punya cukup uang untuk memulangkan Neymar. Di sisi lain, PSG juga seperti mencoba meminta Neymar untuk memberi pernyataan pada publik kalau ia tak akan angkat kaki dari Paris.
Hal ini yang menurut Balague menjadi rasa saling curiga di antara kedua tim yang membuat negosiasi tak mulus sejak awal. Rasa saling curiga yang sama juga mungkin tumbuh di hati Neymar.
Rasa Curiga yang Dikompori
Selama di Paris, ada sejumlah masalah kecil yang membuatnya tak senang. Ada janji dari klub yang tak tertunaikan. Di lapangan, Neymar tak jarang mendapatkan boo dari penggemar. Ia pun pernah berseteru dengan Cavani soal siapa yang layak melepaskan tendangan penalti. Sialnya, sejumlah penggemar lebih memihak Cavani ketimbang dirinya. Belum lagi ia kerap protes karena wasit tak cukup kuat untuk melindunginya dari tekel-tekel kasar.
Namun, semua rasa curiga ini tak membuat Neymar membenci Paris. Ia tetap melakukan negosiasi perpanjangan kontrak. Sampai akhirnya, Barcelona kalah dari Liverpool di semifinal Liga Champions. Pemantiknya adalah omongan Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, kepada Lionel Messi, Garard Pique, Sergio Busquets, Sergi Roberto, dan Luis Suarez. Bartomeu mengatakan kalau ia akan memulangkan Neymar. Ia juga percaya kalau si pemain akan kembali.
Barcelona kabarnya menawarkan 107 juta paun sebagai biaya transfer, 13 juta paun untuk bonus, serta tambahan tiga pemain: Jean-Clair Todibo, Ivan Rakitic, dan meminjamkan Ousman Dembele. Namun tawaran ini ditolak dengan halus: “Non, merci. (Tidak, terima kasih).”
PSG sempat menolak tawaran 100 juta euro plus Paulo Dybala dari Juventus. PSG bahkan menertawai tawaran tak resmi Barcelona yang menawarkan uang ditambah Philippe Coutinho. Dari Premier League? Tidak ada tawaran. Kalaupun ada, Neymar memutuskan menolaknya.
Barcelona dianggap tak seserius ketika mendatangkan Frenkie de Jong dari Ajax. Kala itu, Bartomeu sampai-sampai harus mendatangi si pemain untuk menyelesaikan transfer. Bagaimana dengan Neymar? Tak sekalipun Bartomeu bertemu dengan Nassel Al-Khelaifi, Neymar, atau ayahnya. Lagipula, gagalnya transfer Neymar tak akan terlalu disesali oleh Bartomeu.
“Setidaknya, kami telah berusaha,” tulis Ballague mengimajinasikan pikiran Bartomeu.