Ryan Giggs adalah salah satu legenda yang begitu disegani di Manchester United maupun di Eropa. Dia adalah peman yang bisa mendapatkan gelar Premier League hingga 13 kali. Selain itu, ia menjadi role model bagi pemain lain untuk tetap menjaga kebugarannya meski usia terus bertambah. Bagaimana tidak, pada usia yang ke-35 tahun, Giggs masih bisa mendapat gelar sebagai pemain terbaik Premier League.
Berkat pencapaiannya ini, nama Giggs begitu dihormati sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki United dan juga Premier league. Akan tetapi, untuk bisa disegani seperti sekarang, Giggs pernah melewati masa-masa ‘menyenangkan’ ketika ia menjadi sasaran keusilan rekan setimnya. Kejadiannya terjadi saat ia baru pertama kali masuk sebagai pemain lulusan akademi Setan Merah.
Giggs pernah dikerjain oleh Peter Schmeichel. Saat belum mendapat kontrak profesional, The Welsh Wizard adalah tukang pompa bola untuk para pemain senior United. Dan Peter Schmeichel adalah orang yang akan menguji bola-bola tersebut. Jika tekanan udara dalam bola tersebut tidak cukup baik, sang penjaga gawang akan menendangnya jauh-jauh ke sungai yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat latihan United, The Cliff.
Tugas Giggs adalah untuk mengambil bola tersebut dan kembali memompanya. Aktivitas itu terus dilakukan sampai Schmeichel puas. Jika tidak, maka siap-siap Giggs harus mengambil bola itu lagi dan mengulangi tugasnya kembali.
Setelah mendapatkan kontrak profesional, keadaan ternyata tidak berubah. Giggs masih saja gampang dikerjain oleh rekan setimnya yang lebih tua. Bryan Robson adalah salah satu pelaku yang tingkahnya paling diingat oleh Giggs.
Giggs sudah membuat 25 pertandingan bersama tim utama. Ia merasa kalau dia sudah layak untuk mendapatkan sesuatu dari klubnya. Satu yang ia impikan saat itu adalah mobil. Giggs saat itu menjadi satu-satunya pemain yang tidak punya mobil. Wajar, jika ia mengaku sudah membuat 25 pertandingan, maka kejadiannya saat itu terjadi pada saat usianya baru 17 atau 18 tahun.
Dia bertanya kepada kapten United, Bryan Robson, terkait masalah ini. Robson kemudian menyuruh Giggs untuk ngomong langsung ke Ferguson. Dengan entengnya, Giggs melakukan ajaran Robson tersebut dan bertemu dengan Fergie tanpa ia ketahui kalau ia sedang dikerjain oleh kaptennya sendiri.
“Yang pertama kali saya ingat adalah wajah merah Ferguson yang menatapku seperti ingin melemparkanku keluar jendela. Saya bilang kepada Robson kalau semua orang punya mobil kecuali saya dan saya sudah bermain 25 kali bersama tim utama,” kata Giggs dalam Utd Podcast.
“Saya bilang kepada manajer, “Saya sudah bermain 25 kali sekarang, saya rasa kalau saya sudah cukup mapan. Bagaimana dengan mobil klub?” Di tengah-tengah obrolan, saya bisa lihat kalau mukanya sudah berubah dan ketika saya menyebut ‘mobil klub’, wajahnya merah dan dia mulai memaki saya,” kata Giggs menambahkan.
Ferguson tentu saja murka. Kita semua tahu betapa kesalnya Ferguson kalau bertemu pemain yang berani macam-macam dengannya. Inilah yang dialami Giggs. Alih-alih mendapat mobil, ia justru mendapat ocehan dari manajernya.
“Dia berkata: ‘Mobil klub? Bahkan sepeda klub tidak akan saya berikan. Keluar dari kantor ini sekarang, sebelum saya mengusir Anda!’ Ujar Giggs menirukan ucapan Ferguson. Giggs akhirnya keluar dan melihat beberapa rekan setimnya mendengarkan obrolan tersebut. Mungkin saat itu dia sadar kalau baru saja di-prank oleh teman-temannya.
Beruntung Giggs saat itu tidak emosi dengan tingkah Robson. Apa yang dilakukan sang kapten mungkin hanya sebatas memperkuat hubungan mereka mengingat Giggs saat itu masih berusia sangat muda.
Seiring berjalannya waktu dan gelar demi gelar mulai dia berikan, Giggs akhirnya mendapatkan mobil yang dia inginkan. Akan tetapi, hidupnya tidak kunjung lepas dari masalah. Suatu ketika, ia pernah lupa menarik rem tangan ketika memarkir mobilnya di Old Trafford. Mobilnya berjalan sendiri dan nyaris menabrak mobil Sir Alex Ferguson.
“Pada momen saya datang ke Old Trafford dengan mobil, saya parkir di seberang K Stand. Saya keluar dari mobil dan ada tiga sampai empat orang meminta tanda tangan. Jadi saya keluar dan seketika mereka berkata: ‘Ryan, mobilmu berputar’.”
“Saya meninggalkan rem tangan dan mobil bergulir ke mobil milik manajer. Saya langsung berlari saat itu. Saya juga masih sempat memberikan tanda tangan sebelum menarik rem tangan,” ujarnya.
Giggs sendiri dikenal sebagai kolektor mobil mewah dengan Bentley menjadi merk mobil favoritnya. Salah satu koleksinya adalah Bentley Continental GT Mulliner 6.0 W12. Mobil ini jarang digunakan oleh pemilik nomor punggung 11 tersebut. Giggs kemudian menjualnya dengan harga 34.950 paun atau sekitar 644 juta rupiah.