Samir Nasri, dari Calon Penerus Zidane Sampai Tak Punya Klub

Samir Nasri adalah seorang berkebangsaan Prancis keturunan Arab. Dari fitur keturunan seperti ini saja, mudah baginya untuk diasosiasikan dengan Zinedine Zidane yang pernah memberikan trofi Piala Dunia dan Piala Eropa buat Prancis. Nasri, pernah dianggap mewarisi kehebatan Zidane di kakinya.

Nasri memulai sepakbola dari jalanan. Bakatnya ini langsung disadari kedua orang tuanya dan langsung tercium pemandu bakat Marseille. Nasri pun langsung dimasukkan ke Akademi Marseille di Bastide ketika usianya sembilan tahun. Di Akademi Marseille ini permainan Nasri dipoles dan kian berkembang. Ia pun menjadi bagian penting dari tim muda Marseille dalam meraih sejumlah trofi.

Pada akhir musim 2003/2004, ketika usianya masih 16 tahun, Nasri dipromosikan ke rim reserve Marseille. Baru pada musim selanjutnya, ia dimasukkan ke tim utama. Ini pun tak lepas dari keinginan sejumlah kesebelasan seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool, dan Newcastle United, untuk memboyong pemain kelahiran 26 Juni 1987 ini.

Marseille sendiri segera memberi kontrak agar kasus Mathieu Flamini tak terulang. Kala itu, Flamini pindah ke Arsenal tanpa memberi kompensasi apapun buat Marseille. Pasalnya, Flamini tidak tengah dalam kontrak dengan Marseille. Kasus ini sampai ke FIFA yang pada akhirnya menyuruh The Gunners membayar 480 ribu euro untuk transfer tersebut.

Penampilan Nasri kian tampak dengan kehadiran penyerang top macam Franck Ribbery, Djibril Cisse, dan Mamadou Niang. Hasilnya, Nasri membawa Marseille menjuarai Piala Intertoto pada 2005. Kian waktu berjalan, Nasri kian menjadi bagian penting buat Marseille. Ia bahkan menjadi Pemain Terbaik Versi Suporter pada 2007 dengan meraih 62 persen votes di atas Ribery dan Niang.

Penampilan Nasri kian menonjol pada musim 2007/2008 setelah Ribery pindah ke Bayern Munich. Pelatih Marseille, Eric Gerets, menjadikan Nasri bagian penting dari serangan Marseille. Di musim ini, ia mencetak enam gol yang terbanyak sepanjang kariernya.

Penampilan bagusnya ini membuat Arsenal segera merekrut Nasri meskipun sang pemain telah memperpanjang kontrak hingga 2012. Namun, 14 juta paun tak mampu membuat Marseille menahan Nasri lebih lama. Di Arsenal, nama Nasri kian dikenal.

Uniknya, di Arsenal Nasri mencetak enam gol yang menyamai capaian golnya di Marseille. Namun, hal ini tak berlanjut pada musim selanjutnya, ketika ia menderita patah kaki. Penampilan bagus Nasri baru kembali pada musim 2010/2011 setelah ia mendapatkan motivasi gara-gara namanya tidak termasuk dalam skuat Prancis di Piala Dunia 2010.

Hasilnya, Nasri mencetak 10 gol atau yang terbanyak sepanjang kariernya hingga saat ini. Sayangnya, bermain di Arsenal tidak memuaskan dahaga Nasri dalam urusan trofi. Pada akhir bursa transfer musim baru, Nasri dikonfirmasi bergabung dengan Manchester City. Biaya transfernya pun sekitar 25 juta paun dengan kontrak empat tahun.

Benar saja, baru bergabung dengan City, ia sudah merasakan mengangakat trofi Premier League. Bukan cuma sekali, tapi dua kali pada musim 2011/2012 dan 2013/2014. Sebuah prestasi yang tidak pernah dirasakan Nasri di Arsenal.

Penampilan Nasri di City terbilang cukup stabil. Akan tetapi pada musim 2015/2016, penampilannya menurun drastis. Cedera tendon membuatnya harus beristirahat hingga hampir semusim penuh!

Kehadiran Pep Guardiola pada musim selanjutnya membuat keberuntungan Nasri berubah drastis. Ia dipinjamkan ke Sevilla selama semusim. Lalu, pada musim selanjutnya, ia dilepas ke kesebelasan Turki, Antalyaspor. Namun, kebersamaannya dengan kesebelasan di Super Lig itu cuma berlangsung setengah musim, setelah ia memutuskan penghentian kerja sama.

Sial bagi Nasri karena sebulan kemudian, Nasri mendapatkan sanksi dari UEFA setelah terjerat kasus doping. Bahkan, hukumannya ditambah menjadi 12 bulan setelah mengajukan banding pada Komisi Etik UEFA.

Bergabung dengan West Ham United

Seiring dengan akan berakhirnya sanksi dari UEFA, Samir Nasri pun dikabarkan telah berlatih dengan West Ham United. Alasan bergabungnya dengan West Ham tak lepas dari kehadiran Pellegrini yang menjadi manajer West Ham. Keduanya pernah bersama ketika masih di City.

“Samir Nasir adalah pemain yang amat teknikal dan selalu membuat perbedaan ketika bermain sebagai gelandang saat ia fit. Kami akan memberikannya pertolongan untuk bisa kembali. Anda telah melihat apa yang ia lakukan selama bertahun-tahun. Dia adalah pemain penting, bukan cuma buat kami, tapi juga City dan Arsenal. Apa yang kami butuhkan adalah mengembalikan Samir Nasri yang asli,” jelas Pellegrini.

Menurut Pellegrini, kalau Nasri tidak cedera dari saat ini hingga 1 Januari ketika ia bisa bermain, ia bisa bermain tanpa masalah. Hal terpenting menurut Pellegrini adalah tidak melakukan sesuatu dengan terlalu cepat. Pasalnya, ketika dia sudah lama tidak bermain, cedera bisa saja kembali.