Scaloni dan Messi, dari Rekan Setim sampai Jadi Juara Dunia

Lionel Scaloni dan Lionel Messi ternyata pernah jadi rekan sesama pemain di tim nasional Argentina pada Piala Dunia 2006. Mereka bahu-membahu di lapangan demi membawa negara jadi pemenang, meski gagal di perempat final. Lebih dari 16 tahun kemudian, keduanya kembali bekerja sama, tapi kali ini sebagai pemain dan pelatih sampai mengantarkan La Albiceleste jadi juara Piala Dunia 2022.

Lionel dari Pujato

Karier Scaloni sebagai pemain mungkin memang tidak sementereng juniornya, Messi, yang usianya terpaut hampir 10 tahun. Lahir di kota kecil Pujato, Provinsi Santa Fe, Argentina, sekitar 35 km dari kota kelahiran Messi di Rosario, dia mengawali karier profesional pada 1995 bersama Newell’s Old Boys saat umur masih 17 tahun. Pada tahun yang sama, Messi baru masuk ke akademi klub tersebut.

Sempat pindah ke Estudiantes, Scaloni lalu memulai petualangan di Eropa bersama kontestan La Liga Spanyol, Deportivo La Coruna pada awal 1998, beberapa bulan setelah memenangkan Piala Dunia U-20 1997. Ketika itu, klubnya jadi kuda hitam, hingga berhasil menjuarai liga musim 1999/2000. Trofi Copa del Rey 2001/2002 dan dua Piala super Spanyol turut pula dimenangkan dalam delapan tahun.

Tapi, Scaloni tak pernah benar-benar menjadi andalan tim. Pada awal 2006, dia sempat dipinjamkan ke West Ham United di usia hampir 28 tahun. Di akhir musim, Racing Santander merekrutnya secara gratis. Begitu pula saat pindah ke Lazio setahun kemudian. Bek kanan itu sempat pula dipinjamkan ke Real Mallorca pada 2008/2009, sebelum pensiun di Atalanta paa 2015 setelah dua musim mengabdi.

Piala Dunia 2006

Masuknya Scaloni ke skuat tim nasional Argentina untuk Piala Dunia 2006 pun bisa dibilang karena ada faktor keberuntungan. Sebelumnya dia pertama kali dipanggil dalam uji coba kontra Jepang pada 20 November 2002, tapi hanya duduk di bench. Begitu pula saat melawan Belanda hampir tiga bulan kemudian. Debutnya baru terjadi saat masuk sebagai pengganti pada uji coba vs Libya, 20 April 2003.

Setelah itu, dia malah melewatkan Copa America 2004 dan Piala Konfederasi 2005, keduanya kalah dari Brasil di final. Menjelang Piala Dunia 2006, pelatih Jose Pekerman secara mengejutkan malah tak memanggil Javier Zanetti. Scaloni yang selama ini hidup di bawah bayang-bayang rekannya itu masuk sebagai pengganti, meski hanya lima kali tampil sejak 2004, termasuk sekali main di babak kualifikasi.

Di Piala Dunia 2006 inilah dia bergabung dengan Messi, yang ketika itu belum 19 tahun. Mereka main bersama saat Argentina menang atas Meksiko melalui perpanjangan waktu di babak 16 besar; satu-satunya penampilan Scaloni di Piala Dunia. Dia turun sebagai starter dan bermain sampai extra time selesai, sedang Messi masuk enam menit sebelum babak kedua berakhir dan tampil selama 36 menit.

Sebelumnya, Scaloni sebenarnya juga ikut membimbing Messi muda saat menjalani debut bersama tim nasional. Dia dipasang Pekerman sejak menit awal dalam laga uji coba di markas Hungaria pada 17 Agustus 2005 itu. Sedang Messi yang belum dua bulan merayakan ulang tahun ke-18 masuk ke lapangan pada menit 64. Namun, sang junior diusir karena kartu merah hanya semenit kemudian. Dalam uji coba lawan Angola pada 30 Mei 2006, mereka sama-sama masuk di tengah babak kedua.

Duo Lionel

Usai Piala Dunia 2006, Scaloni tak pernah lagi dipanggil ke tim nasional, hingga gantung sepatu pada 2015. Sedang Messi yang juga pernah membawa Argentina menjuarai Piala Dunia U-20 2005, sama seperti seniornya itu, dan menang medali emas sepak bola Olimpiade 2008 Beijing, terus main dalam empat edisi Piala Dunia berikutnya, dan enam kali Copa America sejak 2007 sampai juara pada 2021.

Dua tahun setelah pensiun, Scaloni kembali berduet dengan Messi. Dia ditunjuk jadi asisten pelatih tim nasional, setelah mengawali karier manajemen sebagai asisten pelatih Sevilla pada 2016/2017. Pada 2018, pria kelahiran 16 Mei 1978 itu sempat dipercaya melatih skuat U-20 Argentina, sebelum diangkat sebagai caretaker untuk tim senior bersama sahabatnya, Pablo Aimar usai Piala Dunia 2018.

Meski sempat ditentang banyak penggemar, namun perlahan tapi pasti Scaloni mampu menunjukkan kapasitasnya; mengatur pemain terbaik dunia, yang juga mantan rekan setimnya, Messi.

“Federasi sepak bola Argentina punya satu tujuan, untuk menemukan seorang manajer yang bisa bekerja sama dengan Messi dan mendapatkan yang terbaik darinya,” kata penulis biografi Messi, Guillem Balague.

Hasilnya juara Piala Dunia 2022. Kejayaan Argentina itu bukan bukan hanya dari satu, tapi dua Lionel.

Sumber: Twitter Fox Soccer, Talksport.