Chelsea dikenal sebagai kesebelasan yang berhasil meraih kejayaan setelah diambil alih taipan minyak asal Rusia, Roman Abrahamovic. Berbagai gelar berhasil direngkuh dan mendapati julukan sebagai “Roman Empire” karena latar belakangnya sebagai pemilik klub yang suka ‘ikut campur’.
Di sisi lain, Chelsea juga terkenal memiliki segudang pemain muda bertalenta. Namun, mereka semua tidak selalu bisa berada di skuat pertama Chelsea. Pasalnya, kebijakan Chelsea dalam menangani pemain muda adalah dengan dipinjamkannya mereka ke klub yang bakal menjadi ranah jam terbang untuk bermain di level profesional.
Kebijakan klub tersebut terlihat seperti menjadi solusi utama dalam pematangan para pemain talenta mudanya. Tapi jika dilihat lagi, selama ini Chelsea lebih memilih membeli pemain baru yang sudah matang ketimbang menaruh kepercayaan pada pemain muda yang dipinjamkan. Maka polemik itulah yang sampai saat ini terjadi dan dialami para aset wonderkid The Blues.
Jika mengambil contoh, pemain seperti Matej Delac bisa dibilang saat ini adalah pemain yang sudah berlabel senior di usianya yang sudah menginjak lebi dari 25 tahun. Delac juga selalu dipinjamkan setiap musimnya. Bahkan, ia mulai dipinjamkan sejak semua pemain pada skuat utama asuhan Antonio Conte saat ini masih belum berseragam Chelsea, dan ia tidak pernah mencatatkan satu penampilan pun bersama The Blues.
Statistik terbaru bahkan berhasil mengejutkan publik. Karena faktanya, selama lima musim kebelakang, Chelsea sudah meminjamkan pemain belianya ke 87 klub. Namun, tak terlepas dari itu semua, muncul sebuah harapan yang diperkirakan bakal mengurangi kebijakan klub Biru London itu dalam meminjamkan pemain, dan lebih memilih untuk menaruh kepercayaan kepada para talenta mudanya.
Mungkin, para petinggi klub Chelsea harus memikirkan sesuatu guna memilih opsi tersebut. Karena, beberapa nama pemain pinjaman potensial Chelsea sebenarnya telah memiliki keterampilan dengan menunjukan catatan impresifnya sejauh ini.
Berikut kami tampilkan tiga pemain muda ciamik dengan prospek besar untuk skuat utama Chelsea meski selalu dipinjamkan dalam beberapa musim terakhir.
Tammy Abraham (Striker, 19 tahun)
Tammy bergabung dengan Chelsea untuk memperkuat tim usia U-8 dan pada perkembangannya saat itu ia akhirnya bisa bermain untuk pos posisi sayap kiri, kanan, maupun penyerang tengah. Ia melakukan debutnya untuk tim muda U-16 di awal musim 2013/14 dan mencetak gol pertamanya untuk Under-18 sepekan kemuian kala menang 2-1 atas West Ham. Ia bermain sebanyak 17 kali di musim itu dan mencetak lima gol.
Musim lalu, Abraham bergabung dengan Bristol City selama semusim penuh jelang dimulainya musim kompetisi 2016/17. Ia selalu mencetak gol untuk tim West Country itu dan terus menggetarkan gawang lawan hingga koleksi golnya sudah mencapai dua digit pada akhir September. Meski kemuian penampilan Bristol mengalami penurunan, ia sudah mencatatkan 16 gol di liga pada awal 2017, dan menjadi pemain muda dengan raihan gol terbanyak di dalam sejarah divisi Championship.
Di akhir musim, ia berhasil mengoleksi 26 gol dari 48 penampilan untuk klub peminjamnya itu dan berhasil mengindar dari zona degradasi. Ia mengakhiri musim dengan terpilih sebagai Player of the Year dan Young Player of the Year Bristol City.
Pada 4 Juli 2017, diumumkan bahwa Abraham menandatangani kontrak baru dengan Chelsea berdurasi selama lima tahun. Namun, ia kembali akan menghabiskan musim depan dengan status pinjaman untuk Swansea, dan secara otomatis diasuh oleh mantan pelatihnya di tim junior Chelsea Paul Clement.
Mario Pasalic (Gelandang, 22 tahun)
Mario Pasalic bergabung dari Hajduk Split pada 9 Juli 2014. Pemain kelahiran Jerman itu melakoni sepakbola senior selama semusim penuh pada 2013/14, mencetak 11 gol dari 36 penampilan di semua kompetisi dan membantu timnya finish di peringkat ketiga liga Kroasia. Ia sudah melakukan debut di tim utama di musim sebelumnya.
Setelah bergabung dengan Chelsea, Pasalic dipinjamkan selama tiga musim berturut-turut. Ia dipinjamkan ke Elche, AS Monaco dan AC Milan. Cerita unik sempat didapatinya saat berada di Italia bersama Milan.
Ia mengukuhkan posisinya di lini tengah tim Serie A itu, bermain sebanyak 27 kali, yang 21 di antaranya sebagai starter dan berhasil mencetak enam gol, salah satunya berupa gol kemenangan di markas Bologna. Ia juga sukses menjadi penentu dalam eksekutor penalti yang membuat timnya menjuarai Italian Super Cup. Di laga itu, mereka berhadapan dengan Juventus, tepat sebelum Natal 2016.
Lucas Piazon (Penyerang, 23 tahun)
Mungkin pemain yang satu ini, sudah tidak asing lagi di telinga para fans The Blues. Karena namanya selalu muncul pada on loan list Chelsea disetiap musimnya, pemain itu adalah Lucas Piazon. Ia bergabung ke Chelsea pada Agustus 2011 dan menjalani musim pertama yang impresif di klub level youth dan reserve.
Piazon berperan penting dalam gelar juara FA Youth Cup 2015, dengan bermain apik dan mencetak gol krusial, termasuk gol pertama yang menjadi gol pembalik kedudukan dari tempat golnya yang dicetak di perempat final di Nottingham Forest.
Ia mengawali karirnya di Eredivisie saat di pinjamkan ke Vittese, dengan mencetak dua gol ke gawang PEC Zwolle, dan seminggu kemuian kembali mencetak gol untuk mengalahkan NEC 3-2. Ketika Liga Belanda memasuki jeda musim dingin, Piazon menjadi top skor Eredivisie dengan 11 gol.
Pada Juli 2014, ia dipinjam Eintracht Frankfurt di Bundesliga hingga akhir musim. Meski tidak seaktif ketika bermain di Belanda, ia masih bermain sebanyak 23 kali di Jerman dan 11 di antaranya sebagai starter. Gol pertama dari dua golnya untuk tim itu patut dikenang, karena golnya itu dihasilkan dari tendangan bebas untuk kemenangan di detik-detik terakhir ke gawang Hamburg. Eintracht finish di peringkat sembilan di musim itu.
Di paruh pertama musim 2016/17, ia kembali ke divisi Championship dengan bermain untuk Fulham hingga Januari, tapi setelah bermain sebanyak 17 kali dan mencetak empat gol, masa peminjamannya diperpanjang hingga akhir musim.