Lelah, itulah perasaan yang muncul saat membaca perbandingan Dominik Szoboszlai dengan Paul Pogba. Bukan hanya Szoboszlai saja, hal serupa juga dirasakan ketika berbagai media menyebut Dejan Joveljic sebagai ‘the Next Luka Jovic‘.
Perbandingan-perbandingan ini adalah sebuah hal yang tidak perlu. Apalagi ketika pemain seperti Pogba dan Jovic masih aktif bermain. Perbandingan hanya memberikan beban pada para pemain masa depan seperti Szoboszlai. Namun, perbandingan itu mungkin cara paling mudah untuk menjelaskan gaya main talenta yang belum familiar di telinga banyak orang.
Membela RedBull Salzburg di Bundesliga Austria, nama Szoboszlai ramai diperbincangkan selama bursa transfer musim panas 2019. Meskipun RedBull Salzburg adalah kesebelasan besar dan langganan kompetisi antar klub Eropa, popularitas mereka masih ada di bawah Manchester United dan Juventus yang pernah dibela Pogba. Jadi membandingkan pemain Hungaria itu dengan Pogba akan mempersingkat kata-kata.
Dikenal sebagai gelandang visioner dan intelegen yang memiliki tendangan keras dari luar kotak penalti, perbandingan Szoboszlai dengan Pogba memang sesuatu yang masuk akal. Namun, perlu diingat juga bahwa Szoboszlai belum pernah merasakan atmosfer dan beban sebesar Pogba. Ia masih ada dalam tahap belajar bersama RB Salzburg.
Szoboszlai sendiri mengakui hal itu. “Awalnya saya kira punya talenta saja akan cukup. Tapi pada kenyataannya hal itu tidak benar,” aku Szoboszlai. “Laga kontra Napoli di Liga Europa 2018/2019 membuat saya sadar akan hal itu,” lanjutnya. “Sejak itu saya berubah pikiran. Demi masa depan, saya harus berusaha lebih keras. Baik waktu latihan ataupun pertandingan,” kata Szoboszlai.
Terbiasa Dibanding-Bandingkan
Foto: inews.co.uk
Talenta Szoboszlai sudah diakui sejak masih membela FC Liefering. Pemain kelahiran 25 Oktober 2000 itu masih berusia 16 tahun dan bertemu Manchester United U23 dalam uji coba. Liefering menang 3-0 dengan dua dari tiga gol tersebut dicetak Szoboszlai. Lewat penampilannya tersebut, the Red Devils pun diakui tertarik meminang jasanya.
Namun, Liefering memiliki hubungan dengan RB Salzburg. Bahkan beroperasi sebagai tim akademi mereka di divisi dua Austria. Amadou Haidara dan Duje Caleta-Car adalah contoh talenta yang dibentuk Liefering sebelum promosi ke RB Salzburg. Maret 2019, Szoboszlai pun mengikuti jejak mereka. Diikat RB Salzburg hingga 2022.
“Saya sangat senang bisa bergabung dengan tim ini [RB Salzburg]. Ini adalah langkah penting untuk masa depan saya,” aku Szoboszlai. Belum satu tahun membela RB Salzburg, talenta Szoboszlai diincar kesebelasan yang lebih tenar. Entah itu Ajax Amsterdam, Bayern Munchen, ataupun Juventus.
Dari semua kesebelasan yang menginginkan jasanya, Arsenal disebut jadi yang terdepan. Unai Emery melihat Szoboszlai sebagai sosok yang tepat untuk mengisi pos Aaron Ramsey. Lagi-lagi sebuah perbandingan dengan pemain yang masih aktif merumput.
Untungnya Szoboszlai mengaku sudah terbiasa ada di bawah bayangan pemain-pemain hebat. “Saya tak melihat hal itu sebagai masalah. Banyak orang mengatakan gaya main saya mirip Sergej Milinkovic-Savic dan Toni Kroos. Itu adalah hal yang bagus,” akunya.
Talenta Terbaik Hungaria (?)
Foto: The Boot Room
Tidak perlu diragukan lagi, Szoboszlai memang talenta besar. Mungkin talenta terbesar yang pernah dimiliki Hungaria sejak Zoltan Gera. Pelatih RB Salzburg René Aufhauser bahkan menyebut Szoboszlai sebagai talenta terbesar yang pernah ia lihat. “Dia dapat mengisi berbagai posisi. Namun menurut saya, posisi terbaiknya adalah sebagai nomor delapan,” buka Aufhauser.
“Dia paham cara bermain di dalam sistem rapat dan dalam urusan teknik tendangan, Szoboszlai adalah pemain terbaik yang pernah saya lihat,” lanjutnya. Padahal Aufhauser pernah melihat talenta-talenta hebat lain seperti Marc Janko, Andreas Ivanschitz, Johan Vonlanthen, Valentino Lazaro, Naby Keita, Takumi Minamino, dan masih banyak lagi.
Pada musim 2018/2019, Szoboszlai mencetak 11 gol dan arsiteki 10 lainnya dari 29 partai bersama RB Salzburg. Jelas dirinya menjadi incaran berbagai kesebelasan ternama dunia. Namun, Szoboszlai sendiri mengaku bahwa dirinya belum siap meninggalkan Salzburg.
“Target utama saya saat ini adalah menjadi pemain utama di lini tengah RB Salzburg,” kata Szoboszlai. “Saya bukanlah pemain luar biasa. Tidak ada pengecualian bagi diri saya. Saya tetap harus bekerja keras karena perjalanan baru dimulai,” kata Szoboszlai.
Ada di Tempat yang Tepat
Publik boleh menyebut dia sebagai penerus Pogba, Milinkovic-Savic, Kroos, terserah. Tapi pada akhirnya Szoboszlai mau mencatatkan namanya sendiri di dunia sepakbola. Ia sadar dirinya dipenuhi talenta untuk menjadi pemain sebesar nama-nama di atas. Namun untuk saat ini, ia belum merasa layak meninggalkan RB Salzburg.
Kecuali kesebelasan yang meminati jasanya berani berjudi dan peduli terhadap masa depan Szoboszlai. Akan lebih baik apabila dirinya bertahan di RB Salzburg satu hingga dua musim lagi.
Szoboszlai ada di dalam salah satu sistem akademi terbaik dunia. Kesebelasan yang telah membentuk pemain-pemain kelas dunia layaknya Keita dan Sadio Mane dalam beberapa tahun terakhir. Pada saat yang tepat, dirinya juga akan membela tim sekelas Bayern dan Juventus. Sabar!