Gabriel Martinelli, Wonderkid Brasil yang Tidak Mungkin Gagal

Foto: Globo Esportivo

Masih berjuang untuk posisi memastikan empat besar di klasemen akhir Premier League 2018/2019, fokus Arsenal tepecah menjadi tiga. Bukan hanya menyelesaikan kampanye Premier League dan Liga Europa 2018/2019 dengan kuat, tapi juga harus mempersiapkan diri untuk musim berikutnya.

Era Unai Emery baru dimulai, namun Arsenal sudah mengalami berbagai masalah. Ivan Gazidis meninggalkan pos direktur eksekutif untuk pergi ke AC Milan. Sven Mislintat yang ditunjuk sebagai kepala perekrutan Arsenal pada Desember 2017 juga pergi ke Stuttgart. Padahal Gazidis dan Mislitat merupakan dua dari tiga sosok dibalik penunjukkan Emery sebagai pengganti Arsene Wenger. Kini tinggal Raul Sanllehi yang ada di belakang Emery.

Sanllehi yang menjabat sebagai Direktur Olahraga Arsenal disebut sebagai alasan utama Mislintat pergi dari London Utara. Perbedaan pandangan terkait transfer musim dingin 2019 jadi pemicunya. Mislintat menginginkan Ivan Perisic dan Yannick Carrasco. Namun Sanllehi menolak permintaan Mislintat karena Arsenal hanya bisa meminjam satu pemain di bursa transfer tersebut.

Denis Suarez yang datang dari rekomendasi Emery pun jadi pemain yang dipilih Sanllehi. Mislitat tidak menyetujui kedatangan Suarez. Sayangnya, ia kalah suara dengan Emery dan akhirnya memutuskan untuk pergi dari Arsenal. Kasus serupa juga mengakhiri kerjasama Mislitat dengan Dortmund pada 2017.

Padahal dia juluki ‘Si Mata Permata’, handal memilih pemain terbaik untuk kesebelasannya. Pierre-Emerick Aubameyang, Shiji Kagawa, dan Ousmane Dembele semuanya mendarat di Dortmund berkat Mislintat. Menurut Sky Sports, Arsenal lebih mencari sosok direktur teknis untuk mengisi pos yang ditinggalkan Mislintat. Lebih dari dua bulan mencari, the Gunners akhirnya memilih mantan gelandang mereka, Edu Gaspar, sebagai pengganti Mislintat.

Edu Sebagai Kunci Martinelli

Foto: Globo Esporte

Edu baru akan resmi bergabung dengan Arsenal setelah musim 2018/2019 berakhir. Tapi pekerjaannya sudah dimulai. Salah satunya adalah mencari talenta muda yang tepat bagi Emery. Tengah mempersiapkan tim nasional Brasil untuk Copa America 2019, Edu disebut jadi kunci Arsenal untuk mendaratkan penyerang sayap muda asal Negeri Samba, Gabriel Martinelli.

Martinelli merupakan penyerang kelahiran 18 Juni 2001 yang baru dipromosikan ke tim senior Ituano pada musim kompetisi 2018. Namun talentanya sudah diincar the Gunners sejak lama. Kini dengan Edu sebagai direktur teknis Arsenal, jawaban untuk masa depan Martinelli mulai terbuka. Ituano mengaku siap melepas talenta terbaik mereka jika diberi dana lima juta euro oleh Arsenal.

“Martinelli adalah tiket kemenangan Ituano. Bangga rasanya bisa memiliki pemain dengan talenta luar biasa seperti dirinya. Tapi kami juga sadar klub ini tidak kaya. Kondisi finansial kami masih defisit. Jika dia dijual, uangnya akan digunakan untuk menutup lumbang dalam finansial klub,” kata mantan pemain Middlesbrough yang kini jadi Presiden Ituano, Juninho Paulista.

Datang ke Ituano sebagai pemain futsal, Martinelli mencetak 66 gol dari 96 pertandingan lokal. Ia kemudian mendapat kontrak profesional dari Ituano, beralih ke sepakbola, insting menyerangnya tidak terganggu. Terlibat dalam 16 gol dari 33 pertandingan bersama tim senior Ituano. Dirinya peka akan ketertarikan Arsenal dan mengaku ingin bermain di Liga Champions pada suatu hari nanti.

“Ayah saya selalu bicara soal Liga Champions dan Piala Dunia. Saya seorang pemimpi dan dua hal itu adalah mimpi saat ini. Untuk Piala Dunia saya yakin bisa membela tim nasional Brasil pada 2022,” kata Martinelli. Sebelum Arsenal menaruh minat pada Martinelli, talenta Brasil itu sebenarnya sudah pernah dicoba oleh Manchester United. Namun the Red Devils tidak memberikan kontrak pemain pada Martinelli.

Mendapat Restu Juninho

Foto: ESPN

Menurut Juninho, Martinelli akan memiliki cerita berbeda di Eropa jika ia meninggalkan Ituano di musim panas 2019. “Martinelli adalah pemain yang luar biasa. Dalam tiga tahun dirinya sudah menunjukkan perkembangan singnifikan dan menjadi dewasa. Semuanya begitu natural bagi dirinya,” kata Juninho.

Dipatok dengan harga lima juta euro dan memiliki pengaruh Edu sebagai jaminan utama Arsenal, tinggal menunggu waktu untuk melihat Martinelli mendarat di Emirates. Talenta Martinelli mungkin belum terlalu terekspose dan the Gunners tak memiliki banyak saingan serius untuk mengejar jasanya. Tapi lima juta euro sangatlah murah untuk talenta masa depan Brasil.

Jika Martinelli sukses membuktikan dirinya, dia mungkin akan menjadi pembelian terbaik Arsenal dalam satu dekade terakhir. Jika gagal, tidak mungkin dianggap kesalahan. Akan masih lebih banyak lagi pemain yang tak sesuai ekspektasi dan memiliki harga mahal. Jadi tidak ada risiko. Semua akan sama-sama menang dalam kesepakatan ini.

“Ituano meminta lima juta euro dan 50% dari dana penjualan berikutnya untuk Martinelli. Mereka ingin menutup hutang dan juga mendatangkan Yimi Chara dari Atletico National sebagai pengganti sepadan Martinelli,” jelas O Tempo terkait transfer Martinelli ke Arsenal. Menurut UOL Esporte negoasiasi antara Arsenal dan Ituano berjalan dengan lancar. Tinggal masalah paspor dan izin kerja yang dibutuhkan Martinelli untuk mendarat di London Utara.