Miguel Azeez, Tumpuan Masa Depan Arsenal

Foto: Football.London

Setelah kehilangan Jack Wilshere, Alex Oxlade-Chamberlain, dan Aaron Ramsey, Arsenal membutuhkan tenaga baru sebagai pengatur serangan mereka. Untuk musim 2019/2020, Unai Emery meminjam Dani Ceballos dari Real Madrid. Dirinya juga mempertahankan jasa Mesut Ozil yang awalnya dikira sudah habis. Akan tetapi, Ceballos hanya sebatas pinjaman. Sementara Ozil sudah berkepala tiga. Mereka butuh darah muda.

Joe Willock dipilih jadi salah satu opsi Emery untuk mempersiapkan motor serangan masa depan the Gunners. Dirinya diorbitkan dari tim U23, telah terlibat dalam lima pertandingan dari enam pekan pertama Premier League. Termasuk tampil selama 90 menit penuh ketika the Gunners mengalahkan Burnley dengan skor 2-1.

“Joe [Willock] telah berkembang pesat dari tahun lalu. Dirinya memiliki teknik yang kuat serta kepercayaan diri untuk mengambil alih saat dibutuhkan,” puji Emery. “Mengorbitkan pemain dari akademi adalah hal penting bagi kami. Perkembangan yang diperlihatkan Joe bisa menjadi contoh yang bagus untuk pemain lainnya,” tambah Direktur Teknik Arsenal Edu Gaspar.

Willock bukanlah satu-satunya gelandang yang disiapkan the Gunners untuk masa depan. Miguel Azeez, gelandang kelahiran 20 September 2002 –satu tahun, sebulan lebih muda dari Willock- juga disiapkan ke tim senior. Azeez mendapat hadiah kontrak profesional dari Arsenal setelah resmi berusia 17 tahun. The Gunners tak mempublikasikan durasi kontrak Azeez. Kemungkinan besar jangka panjang (5 tahun atau lebih). Mengingat Azeez adalah salah satu pemain akademi dengan reputasi besar di Arsenal.

Tercatat sebagai pemain akademi Arsenal sejak berusia lima tahun, Azeez mulai mencuri perhatian di laga uji coba melawan kesebelasan non-liga, Hitchin Town, bersama U18. Meski tak memberi kontribusi lewat gol ataupun assist, Azeez terlihat percaya diri. Dirinya yang ketika itu masih berusia 15 tahun tidak terlihat ragu, apalagi takut bermain dengan dan melawan pemain lebih tua.

***

Sikap dewasa di usia muda membantunya cepat naik ke jenjang berikutnya. Dipanggil ke tim nasional Inggris U17, naik ke Arsenal U23, tim senior pun tinggal hitungan waktu. Bahkan kontrak profesional untuk Azeez kabarnya sudah disiapkan the Gunners sejak awal musim 2019/2020, satu bulan sebelum Azeez diizinkan mendapatkannya.

Paul Whitehead adalah pemandu bakat yang berjasa menarik talenta Azeez ke Arsenal sebelum pemain keturunan Nigeria tersebut diditeksi klub lain. Akan tetapi, Arsenal bukanlah kesebelasan pertama yang pernah ia bela. Waktu Whitehead menemukannya, Azeez adalah pemain tim lokalnya, Harrow.

“Saya saat itu pulang dari latihan lebih lama dari seharusnya. Kemudian Paul Whitehead memanggil ayah saya. Dia meminta saya untuk ikut tes masuk selama satu minggu dengan Arsenal,” aku Azeez. “Ada satu pertandingan dalam tes masuk itu di mana saya bermain dengan seragam Brasil. Lengkap! Lalu setelah pertandingan itu, pihak Arsenal bertanya apakah saya mau membela tim mereka”.

“Itu jadi hari paling membahagiakan dalam hidup saya. Saya berusaha untuk tidak menangis karena besoknya harus sekolah,” jelasnya. Sisanya adalah awal dari lonjakan karier Aziez. Ia dikenal sebagai pemain dengan visi di atas rata-rata dan memiliki karakter kuat.

Dirinya bahkan sudah ditarik Adidas untuk menjadi iklan bersama David Beckham dan Zinedine Zidane untuk promosi perayaan sepatu Predator. Saat Adidas memutuskan seorang remaja mempromosikan predator, sepatu yang pertama keluar sebelum dia lahir, jelas Azeez bukanlah talenta sembarangan.

***

Menelusuri Twitter, James Benge dari Football.London adalah jurnalis pertama yang memberi laporan terkait kemampuan Azeez. Dalam laporan yang ia tulis di 19 Februari 2019 itu, Binge menyebut Azeez sebagai pemain paling potensial di Arsenal U18. Dengan kemampuannya bermain sebagai gelandang tengah, serang, bertahan, ataupun box-to-box semakin membuat Azeez menyerupai Jack Wilshere.

Pada masa-masa terbaiknya, Wilshere bahkan disebut sebagai gelandang paling komplet yang dimiliki the Gunners. Katanya, ia dibekali dengan hati Tony Adams, keberanian Martin Keown, control bola Robert Pires, kaki kiri sekuat Liam Brady, dan juga kepintaran seperti Dennis Bergkamp.

Sebuah pujian besar untuk pemain yang saat itu masih remaja. Wilshere kemudian pergi meninggalkan Arsenal dan bergabung dengan West Ham United di 2018/2019. Namun, di saat yang bersamaan, remaja baru muncul: Miguel Azeez!

Wajar saja apabila saat Arsenal meresmikan Azeez sebagai seorang profesional, Gooners juga ikut berbahagia di dunia maya. Ada yang memanggilnya ‘Miguel Zidane’. Ada juga yang menyebut dia sebagai Sandro Tonali versi Arsenal.

Membandingkan Azeez dengan Tonali menyegarkan kembali ingatan terkait bursa transfer musim panas 2019. Banyak kesebelasan yang berjuang mendapatkan tanda tangan Tonali dari Brescia. Mulai dari AC Milan, Juventus, Manchester United, hingga Paris Saint-Germain (PSG). Tapi the Gunners tidak terlibat dari kumpulan tersebut. Mungkinkah karena mereka sudah percaya kepada Azeez? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.