Penerus Pulisic Punya Segudang Pekerjaan Rumah

Foto: Independent.co.uk

Talenta Amerika Serikat selalu bisa diandalkan oleh peserta 1.Bundesliga. Hingga 18 Juli 2019, data Transfermarkt mencatat bahwa divisi sepakbola tertinggi Jerman merupakan liga top Eropa yang paling sering kedatangan pemain asal Negeri Paman Sam (58). Lebih banyak dibandingkan Premier League (49), Serie-A (6), ataupun La Liga (5).

Hampir semua merasakan kesuksesan di Jerman. Entah itu jawara 1.Bundesliga dan Piala UEFA, Tom Dooley ataupun Steven Cherundolo yang menjadi legenda Hannover 96 meski hanya menyumbang satu gelar divisi dua untuk klubnya. Tapi sedikit yang bisa mendapat status bintang seperti Christian Pulisic di Borussia Dortmund.

Masuk akademi Dortmund saat masih berusia 16 tahun, Pulisic promosi ke tim senior dan berhasil mengumpulkan lebih dari 100 penampilan dengan kostum kuning-hitam. Meskipun dirinya tak pernah menyumbangkan gelar 1.Bundesliga, ia merupakan bagian penting BVB dalam menjalani kehidupan pasca era Jurgen Klopp.

Setelah empat tahun menetap di Dortmund, Pulisic resmi meninggalkan Signal Iduna Park pada musim panas 2019. Menandatangani kontrak lima setengah tahun dengan Chelsea, Pulisic meninggalkan beban besar untuk pemain-pemain Amerika Serikat lainnya yang akan datang ke 1.Bundesliga. Apalagi mereka yang bergabung dengan Dortmund.

Paman Sam mungkin sering mengimpor talenta hebat ke Jerman, tapi sangat langka ada yang bisa mendapatkan status superstar seperti Pulisic. Landon Donovan yang merupakan legenda sepakbola Amerika Serikat pun tidak mencapai level Pulisic ketika membela Bayer Leverkusen dan Bayern Munchen. Sementara Pulisic mencapai level tersebut ketika dirinya masih remaja.

Kehilangan Pulisic, Dortmund langsung merekrut talenta baru dari Amerika Serikat. Talenta yang digadang-gadang akan jadi pemain besar di masa depan. Namanya, Giovanni Reyna. Produk akademi New York City FC kelahiran 13 November 2002 dikontrak hingga 2021 oleh BVB dan akan memperkuat tim U19 mereka selama musim 2019/2020.

Memiliki Beban Besar

Foto: Football Newspapers

Nama Reyna sudah menjadi buah bibir di Amerika Serikat sejak 2017. Ketika itu, ia masih berusia 14 tahun. Namun, Reyna berhasil membantu timnya menjuarai Generation Adidas Cup dan terpilih sebagai pemain terbaik turnamen tersebut. Dirinya juga membantu tim nasional U15 Amerika Serikat memenangkan Torneo delle Nazioni dengan mengalahkan Inggris di partai final.

FourFourTwo mencantumkan nama Reyna ke dalam 20 pemain muda terbaik Amerika Serikat edisi 2017. Menyebut dirinya sebagai sosok yang dibekali dengan teknik serta insting mencetak gol mumpuni. Sumber yang sama mengatakan, lahir di lingkungan sepakbola membuat Reyna memiliki naluri untuk menjadi pemain profesional.

Anak dari mantan gelandang tim nasional Amerika Serikat, Claudio Reyna, nama Gio diambil dari rekan satu tim ayahnya ketika membela Glasgow Rangers, Giovanni van Bronckhorst.

Tanpa bayang-bayang Pulisic, Gio Reyna telah memikul beban besar di pundaknya. Apalagi Claudio merupakan salah satu pemain yang dihormati di Jerman. Pemain Amerika Serikat pertama yang dipercaya jadi kapten kesebelasan Eropa ketika membela Wolfsburg.

Jika beban itu belum cukup, Reyna juga bisa dibilang memiliki tanggung jawab emosional kepada kakaknya, Jack. Jack meninggal di usia muda (11) karena kanker. Tanpa Jack, Gio mungkin tidak akan bermain sepakbola. “Tanpa kakak, saya mungkin tidak akan menjadi pesepakbola yang baik. Ia mengajarkan semuanya kepada saya,” aku Reyna junior.

Belajar dari Sang Kakak, kemampuan Reyna sudah diakui sejak masih berusia 14 tahun. Dirinya menjadi incaran berbagai kesebelasan ternama Eropa. Kemudian dirinya memilih Dortmund yang baru kehilangan Pulisic sebagai tempat perantauan pertamanya. Beban.

Memiliki Modal Besar

Meski demikian, Reyna tetap dipercaya bisa memenuhi ekspektasi yang diberikan. “Dia lebih seperti atlet dibanding saya. Dirinya memiliki teknik yang bagus, bermain dengan perasaan senang, gemar mengeksekusi bola mati, dan mencetak gol. Gio juga pemain yang cepat karena ibunya adalah seorang pelari,” kata Sang Ayah, Claudio.

“Gio memiliki fisik yang mendukung. Ia juga pintar dalam memahami permainan. Ketika Anda meminta sesuatu di atas lapangan, ia tahu cara memenuhinya. Dia anak yang pintar,” puji mantan pelatih kepala New York City FC, Patrick Vieira.

Bahkan menjelang Piala Dunia U17 (Oktober 2019), Pelatih Tim nasional Amerika Serikat Raphael Wicky berharap banyak kepada Reyna. “Dirinya merupakan pemain bertalenta. Ia membuat pemain-pemain di sekitarnya menjadi lebih baik. Pemain seperti itu harus sering menguasai bola,” kata Wicky.

***

Reyna sendiri sudah jadi andalan Wicky sejak menjalani kualifikasi. Amerika Serikat lolos ke Piala Dunia U17 berkat kesuksesan mereka menembus final Piala CONCACAF, Reyna dan kawan-kawan gagal jadi juara. Mereka kalah 1-2 di partai puncak melawan Meksiko. Tapi, Reyna merupakan pemain paling produktif Amerika Serikat, mencetak enam dari 28 gol mereka sepanjang turnamen.

Dortmund tahu bahwa mereka kedatangan talenta besar. Perbandingan dengan Pulisic memang tidak dapat dihindari oleh Reyna. Semoga saja ia tidak terlalu ditekan untuk langsung bisa naik ke tim senior.

Pulisic memang mencapai level bintang saat usianya masih remaja. Namun dirinya seperti gempa yang datang tiba-tiba. Sementara Reyna sudah penuh beban dan ekspektasi sejak pertama mendarat. Tentu banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan sebelum dirinya bisa mengisi sepatu Pulisic dan menjadi bintang.