Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, Ukraina keluar sebagai jawara Piala Dunia U-20 setelah mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-1 di Stadion Miejski, Polandia. Anak-anak asuh Oleksandr Petrakov tertinggal lebih dulu setelah gawang Andriy Lunin dibobol penyerang Valencia CF, Lee Kang-In.
Tapi, mereka berhasil bangkit. Menjuarai turnamen dengan tiga pemain membawa pulang penghargaan individu dalam prosesnya. Lunin mendapatkan Golden Glove. Serhiy Buletsa meraih Silver Ball. Sementara Danylo Sikan jadi peraih Silver Boot. Ketiga pemain tersebut tampil di partai puncak. Namun, bukan mereka yang menjadi pahlawan Ukraina.
Status tersebut diraih oleh Vladyslav Supriaha yang mencetak dua dari tiga gol Ukraina sebelum diganti dengan Sikan pada menit ke-63. Menurut laporan yang beredar, Supriaha mengalami cedera bahu sebelum ditarik Petrakov.
Membuat dirinya tak bisa bersinar lebih lama lagi di atas lapangan. Padahal, Supriaha merupakan sosok yang mendapat label ‘the New Shevchenko’ dari media-media Ukraina.
Label itu tidak diberikan setelah ia mencetak dua gol di partai puncak Piala Dunia U-20. Jauh sebelum itu. Lebih tepatnya ketika ia mendapatkan penghargaan sebagai pemain muda terbaik Ukraina pada 2017. Penghargaan yang hanya diberikan kepada pemain berusia 14-17 tahun.
Ketika itu, Supriaha adalah salah satu dari dua wakil Dnipro dalam nominasi yang dipenuhi pemain-pemain muda Shakhtar Donetsk dan Dynamo Kyiv. Meski tak disokong tradisi kuat seperti talenta dari kedua kesebelasan itu, Supriaha tetap memenangkan penghargaan.
Pergi Untuk Menghidupkan Dnipro
Foto: 24tv.ua
Keberhasilan itu pun membuat dirinya diincar berbagai kesebelasan Eropa. RB Leipzig, AS Roma, dan Benfica disebut menginginkan jasanya. Akan tetapi, Dnipro yang sedang ada dalam krisis finansial tidak mau melepas talenta mereka dengan harga murah. Apalagi setelah mereka melepas Andriy Lunin ke Shakhtar Donetsk.
Harga penjualan Lunin sebenarnya tidak dipublikasikan. Akan tetapi, kabarnya penjaga gawang yang kini berseragam Real Madrid itu dilepas dengan harga relatif murah ke Shakhtar. Lebih murah dibandingkan 8,5 juta euro, dana yang didapat Shakhtar dari Los Blancos untuk jasa Lunin.
“Saya hanya bisa mengatakan bahwa harga Supriaha akan lebih mahal dari Lunin. Dia tak akan kami lepas untuk tiga, delapan, ataupun 10 juta euro. Sebenarnya kami tidak ingin untuk melepas dirinya. Akan tetapi jika ada yang berani membayar 15 juta euro, Supriaha mungkin akan kami relakan,” kata Presiden Dnipro Yuriy Bereza.
Dynamo Kyiv adalah satu-satunya kesebelasan yang berani memenuhi permintaan itu. Supriaha pun akhirnya pindah ke salah satu akademi terbaik Ukraina. Akademi dengan rekor juara di level U-21. Entah itu ketika era Soviet ataupun setelah merdeka sebagai Ukraina.
“Ini adalah keputusan terbaik untuk semua pihak. Dengan bergabung ke Dynamo Kyiv, Supriaha akan mendapatkan sorotan lebih besar dan bisa mengembangkan talentanya. Dnipro juga meraup keuntungan besar dari hasil penjualan itu, dana yang bisa menjadi kunci untuk masa depan klub,” kata Kepala Pelatih tim muda Dnipro Dymitro Mykhaylenko.
Belum Rela Dilepas Dynamo Kyiv
Foto: HPIB Life
Ucapan Myhaylenko terbukti menjadi nyata. Hanya dalam waktu singkat, Kepala Pelatih Dynamo Kyiv Maksim Shatskikh mengaku puas dengan perkembangan Supriaha. “Dirinya sudah mulai memperlihatkan potensi yang luar biasa. Bermain di klub seperti Dynamo, ia harus bisa mengatasi tekanan besar. Tapi Supriaha memperlihatkan bahwa dirinya mampu memenuhi ekspektasi,” kata Shatskikh.
Penampilannya bersama tim nasional Ukraina di Piala Dunia U-20 semakin melambungkan nama Supriaha. “Jika dia terus bermain dan menjadi bagian penting tim nasional, itu tidak hanya menguntungkan Ukraina. Tapi juga pihak klub,” kata Direktur Akademi Dynamo Kyiv Oleksandr Ishchenko.
Dengan kehadiran 155 pemandu bakat di Piala Dunia U-20 2019, bukan tidak mungkin nama Supriaha mulai diincar kesebelasan lain. Tapi Shatskikh tidak mau terburu-buru melepas talenta kelahiran 15 Februari 2000 itu. “Dia masih muda, mungkin banyak klub yang menginginkan dia. Tapi dirinya punya masa depan di sini,” aku Shatskikh.
Supriaha belum bisa menggeser Nazarii Rusyn sebagai ujung tombak utama Dynamo Kyiv. Namun pihak klub tetap ingin menjaga potensinya. Menurut laporan Volyn, penyerang yang dikenal eksplosif dan atletis itu akan dipinjamkan kembali ke Dnipro untuk 2019/2020.
Ini adalah keputusan yang masuk akal dari pihak Dynamo Kyiv. Mengingat Supriaha adalah salah satu sosok yang membantu Dnipro untuk tetap hidup di masa sulit mereka. Bermain dengan sepenuh hati meskipun pihak klub menahan gajinya. Waktu dirinya dijual, Dnipro juga sebenarnya baru memperpanjang kontraknya.
Kembali ke Dnipro sebagai juara dunia, Supriaha dapat dipastikan akan menjadi pilihan utama di lini serang. Dengan begitu, talentanya akan semakin terasah dan mungkin saat dirinya pulang ke Kyiv, sudah ada kesebelasan lain yang siap membayar jasanya lebih dari 15 juta euro.