Wesley Moraes, Wonderkid Brasil yang Bermimpi ke Premier League

Foto: Het Nieuwsblad

Nama Wesley Moraes mungkin kurang familiar di telinga. Lahir di Juiz de Fora, Brasil, Wesley bukanlah pemain yang mendapat label tinggi sejak usia muda. Tidak seperti Neymar, Gabriel Jesus, Lucas Paqueta, Vinicius, ataupun Rodrygo.

Dia hanyalah pesepakbola biasa yang merantau ke Slovakia di usia muda, 18 tahun. Tak pernah disebut ‘the next Pele’, ‘the next Messi’, ‘the next Neymar’, atau ‘the next Kaka’.

Seperti mayoritas pesepakbola asal Brasil lainnya, Wesley juga memulai kariernya di liga domestik. Tapi bukan membela Santos, Palmeiras, Sao Paolo, Flamengo, atau kesebelasan populer lainnya yang jadi pusat perhatian Eropa. Dia mengasah kemampuannya bersama Itabuna. Hingga 22 Mei 2019, klub asal Bahia itu hanya dua kali masuk ke divisi tertinggi Brasil, Serie A.

Itabuna jarang mengirim talenta berkelas ke Eropa. Pemain paling terkenal yang pernah mereka ekspor ke luar Negeri Samba mungkin hanya Mateus Castro. Itu pun ke Nagoya Grampus via Cruzeiro dan Bahia. Melihat catatan tersebut, talenta Wesley menjadi sangat spesial.

Pasalnya, sebelum ia merantau ke Slovakia dan membela AS Trencin, Wesley sempat mengikuti tes masuk Atletico Madrid selama enam bulan. Ia bahkan ikut tampil dalam turnamen pemain muda bersama Rojiblancos dan memberikan kemenangan penting atas Toulouse.

“Dalam periode yang singkat kami sudah yakin bahwa dia punya potensial besar. Fisiknya menjadi keunggulan tersendiri bagi Wesley. Apabila harus dibandingkan dengan mantan pemain Trencin sebelumnya, dia mungkin mirip dengan Fanendo Adi. Tapi dengan potensi yang lebih tinggi,” kata General Manajer Trencin Robert Rybnicek.

Ketika Adi bermain di Major League Soccer bersama FC Cincinnati, Wesley menjadi rebutan berbagai kesebelasan ternama di Benua Biru. Mulai dari CSKA Moscow hingga Paris Saint-Germain (PSG) disebut tertarik akan jasanya.

Club Brugge Sebagai Batu Loncatan

Foto: Sport SME

Wesley meninggalkan Trencin untuk Club Brugge pada awal tahun 2016. Dirinya hanya setengah tahun main di Fortuna Liga. Terlibat dalam 10 gol dari 18 pertandingan, Wesley ditebus Brugge sekitar satu juta euro di awal tahun 2016. Rybnicek pun tidak keberatan melepas Wesley yang sejatinya hanya dikontrak satu tahun oleh Trencin.

“Kami senang bisa melakukan transaksi dengan kesebelasan asal Belgia. Memberi ruang untuk berekspresi dan menunjukkan kemampuan terbaik para pemain adalah fokus tim ini. Kami yakin Wesley bisa mengikuti jejak Leon Bailey (Bayer Leverkusen) dan Moses Simon (Levante),” kata Rybnicek.

Bailey dan Simon juga memulai karier mereka di Trencin sebelum pindah ke Jupiler Pro, Belgia. Bailey diboyong oleh KRC Genk dengan dana 1,5 juta euro. Sementara Simon ditebus KAA Gent kurang dari 800 ribu euro. Tapi keduanya berhasil diakui di Eropa dan itu adalah hal terpenting bagi Trencin.

“Sekitar tujuh bulan lalu, tidak ada yang tahu nama Wesley. Tapi dirinya sekarang punya kesempatan untuk mencapai level yang lebih tinggi. Dia adalah sebuah bukti nyata dari Trencin. Bukan hanya talenta akademi saja yang kami bentuk di sini, tapi juga pemain asing,” ungkap Rybnicek.

Wesley dikontrak 3,5 tahun oleh Brugge. Pada tahun terakhir kontraknya, ia mencapai titik tertinggi di Jupiler Pro. Terlibat dalam 23 gol dari 28 laga. Wesley pun memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak di Brugge dan membuka lembaran baru dalam kariernya.

Bermimpi ke Premier League

https://www.youtube.com/watch?v=LmWSR265w-A

“PSG, Lazio, Everton, Fiorentina, Guangzhou Evergrande, CSKA Moscow, Arsenal, saya sudah mengetahui semua kesebelasan itu. Saya tidak akan menutup peluang kepada siapapun. Namun, saya memiliki mimpi untuk bermain di Premier League,” aku Wesley.

Arsenal disebut menjadi favorit untuk mendapatkan Wesley. Namun apabila melihat lini serang dimiliki Unai Emery, Wesley tidak bisa lepas dari bayang-bayang Pierre-Emerick dan Alexandre Lacazette. Nakhoda Brugge yang menaungi Wesley sekaligus mantan pemain tim nasional Kroasia, Ivan Leko, kabarnya mendukung penyerang Brasil itu membela Arsenal.

Tapi juga berarti Wesley harus rela jadi penghangat bangku cadangan. Pasalnya penyerang yang dicari Emery saat ini hanyalah pengganti Danny Welbeck. Everton mungkin menjadi opsi yang lebih mudah.

The Toffees kabarnya siap melepas jasa Cenk Tosun. Membuat Marco Silva hanya memiliki Richarlison sebagai penyarang utama. Wesley bisa menjadi pesaing Richarlison untuk posisi itu di Goodison Park.

Foto: Scoopnest

Kesebelasan Premier League lain yang disebut menginginkan jasa Wesley adalah Newcastle United. The Magpies sangat cocok untuk Wesley yang mematikan di kotak penalti. Rafael Benitez akan mendapatkan pengganti sepadan untuk Salomon Rondon jika bisa membeli Wesley dari Club Brugge.

Masalahnya Brugge ingin menjadikan Wesley sebagai transfer termahal dalam sejarah liga. Itu berarti klub peminat jasanya harus bisa mengeluarkan uang di atas 25 juta euro apabila serius meminati Wesley.

Dana 25 juta euro sebelumnya dikeluarkan AS Monaco untuk membeli Youri Tielemans dari Anderlecht. Guangzhou Evergrande sempat menawarkan jumlah setara untuk Wesley. Tapi tawaran itu ditolak oleh Brugge.

Kabarnya, Benitez akan diberikan 50 juta pauns untuk berbelanja di musim panas 2019. Artinya apabila mengejar Wesley, setengah dari dana itu akan hilang. Arsenal dan Everton lebih memiliki kekuatan finansial untuk Wesley. Lagipula dengan usia yang masih 22 tahun, belajar dari bangku cadangan bukanlah hal buruk.

Transit (lagi) di Italia

Foto: Standard

Jika Wesley ingin memiliki peluang bermain yang lebih besar dibandingkan di Arsenal dan Everton, Serie-A bisa menjadi pilihan terbaik baginya. Dari dua kesebelasan Serie-A yang disebut menginginkan jasa Wesley, Lazio kabarnya menaruh minat lebih serius ketimbang Fiorentina.

Diasuh Simone Inzaghi, Wesley cocok untuk mengisi peran ujung tombak dalam sistem 3-5-1-1. Dengan tubuh jangkung, badan besar, dan insting golnya yang tinggi di dalam kotak penalti, Wesley punya peluang bersinar bersama Lazio.

Lazio juga beberapa kali melakukan bisnis dengan klub Premier League dalam 10 tahun terakhir. Terutama dengan West Ham United yang memboyong Thomas Hitzlsperger, Valon Behrami, dan Felipe Anderson dari Olimpico. Beberapa nama lainnya adalah Djibril Cisse ke QPR dan Javier Garrido yang dikirim ke Norwich City.

Tapi jika Wesley ingin mengincar kesebelasan enam besar Premier League, Fiorentina akan lebih menjanjikan dibandingkan Lazio. Pasalnya dalam satu dekade terakhir La Viola sukses mendapatkan 95 juta euro dengan mengirim Stevan Jovetic, Matija Nastasic (Manchester City), Marcos Alonso, dan Juan Cuadrado (Chelsea).

Pada dasarnya, ke mana pun Wesley berlabuh, nama dia layak untuk dipantau sepanjang 2019/2020. Bukan tidak mungkin juga Wesley punya kesempatan untuk kembali ke Atletico Madrid. Membuat kariernya kembali ke titik awal dengan level yang lebih tinggi.