Sejarah Panjang “El Clasico” (6): Kontoversi Pasillo

La Liga Spanyol punya tradisi bernama pasillo. Ini merupakan momen saat tim lawan memberikan barisan penghormatan pada tim yang sudah dipastikan juara. Di Inggris, tradisi ini bernama “Guard of Honor”.

Pasillo juga terjadi di El Clasico. Yang pertama hadir pada 30 April 1988. Saat itu, Madrid sudah dipastikan menjuarai liga sebelum El Clasico digelar. Tiga tahun kemudian, giliran Barcelona yang juara liga dua pekan sebelum El Clasico pada 8 Juni 1991. Pasillo terakhir atau yang terbaru, terjadi pada 7 Mei 2008. Kali ini, Real Madrid yang menjuarai La Liga.

Sejatinya, pasillo 2008 bukanlah yang terakhir. Soalnya, pada Mei 2018, El Clasico digelar dengan Barcelona yang sudah menjadi juara La Liga. Akan tetapi, Real Madrid menolak melakukannya. Apa yang sebenarnya terjadi?

Barcelona Tak Memberi Pasillo untuk Madrid

Pada 16 Desember 2017, Real Madrid baru saja menjuarai Piala Dunia Antarklub usai mengalahkan Gremio. Sepekan kemudian atau pada 23 Desember, Madrid menjamu Barcelona.

Madrid berharap Barcelona memberikan pasillo atas gelar juara Piala Dunia Antarklub tersebut. Namun, Barcelona mengonfirmasi kalau mereka tak akan melakukannya. Alasannya karena mereka tak ikut jadi peserta dalam turnamen yang dimenangi Madrid tersebut.

Direktru Institusional Barcelona, Guillermo Amor bilang, “Di klub ini kami biasanya memberikan guard of honor saat kami berpartisipasi di kompetisi tim yang juara, dan kini itu bukanlah kasusnya.”

Di Spanyol, saat tim menjuarai gelar, mereka akan mendapatkan pasillo dari klub lawan. Namun, biasanya turnamen domestik seperti La Liga atau Copa del Rey. Soalnya, musim panas sebelumnya, Barcelona juga enggan memberikan pasillo setelah Madrid menjuarai Piala Super Spanyol.

Di sisi lain, Barcelona mendapatkan pasillo dari tim yang tidak mengikuti kompetisi. Misalnya, pada 2010 dan 2015, Real Madrid serta Villarreal masing-masing memberikan guard of honor pada Barca usai menjuarai Piala Dunia Antarklub.

Balasan Madrid pada Barca

Faktor ini yang membuat Madrid juga enggan memberikan pasillo untuk Barcelona. Sebelum laga melawan Madrid, Barca menang 4-2 atas Deportivo La Coruna yang mengunci gelar La Liga mereka.

Madrid yang diwakili manajer mereka, Zinedine Zidane, bilang kalau keputusan untuk tidak melakukan pasillo adalah balasan dari yang dilakukan Barca di Desember 2017 itu. “Ini adalha keputusanku dan begitulah, Barcelona yang memutus tradisi,” kata Zidane.

Hal ini menghadirkan debat di antara pengamat sepakbola maupun para suporter. Di sisi lain, para pemain malah merasa tak peduli. Gerard Pique mengaku tak terpengaruh atas keputusan tersebut. Sementara Sergio Ramos mengatakan bahwa ada “terlalu banyak keributan” yang dibuat mengenai masalah ini. Sang bek berkomentar: “Barca memiliki gelar, itulah yang mereka inginkan, namun tidak akan ada guard of honor. Titik.”

Pelatih Barcelona waktu itu, Ernesto Valverde menegaskan bahwa klub dan para pemainnya mengakui prestasi rival mereka, tapi ia merasa kalau pasillo sudah kehilangan esensinya.

“Pasillo adalah sesuatu yang dilakukan bertahun-tahun yang lalu sebagai penghormatan simbolis, sebagai pengakuan antarpemain, ketika sepakbola belum memiliki nuansa yang mencemari segalanya. Kami memiliki pengakuan terhadap Madrid, atas apa yang telah mereka capai tahun ini,” kata Valverde.

Pasillo mungkin sudah kehilangan esensinya. Namun, ia hadir sebagai tanda sportifitas: perang di lapangan, tapi usai setelahnya. Hal ini juga diakui oleh Carles Puyol. Sebagai seorang cule, ia jelas membenci memberikan pasillo untuk Madrid pada 2008. Namun, ia tetap melakukannya sebagai gestur seorang olahragawan.

Lantas, bagaimana menurut Anda? Pentingkah pasillo? Atau lebih penting gelarnya?