Aturan Sepakbola Ketika Sheffield Belum Gabung FA

Sepakbola terus berkembang setelah Football Association (FA) didirikan pada tahun 1863 dan membuat sejumlah peraturan yang disetujui oleh anggotanya, termasuk dilarangnya penggunaan tangan untuk memegang bola sehingga sepakbola dan rugby resmi berpisah. Anggota FA pada masa itu didominasi oleh sekolah-sekolah di bagian selatan Inggris yang memiliki tim sepakbola, bagian utara Inggris memiliki peraturannya sendiri.

Jauh sebelum FA dibentuk, kombinasi antara guru di sekolah Old Harrovian dan permainan tradisional dari Holmfirth dan Penistone akhirnya melahirkan klub sepakbola tertua bernama Sheffield FC pada 24 Oktober 1957. Sheffield FC ini berbeda dengan Sheffield lain yang cukup terkenal hingga saati ini yaitu Sheffield United dan Sheffield Wednesday. Sheffield FC kini bermain di Northern Premier League yaitu liga divisi tujuh dan delapan di piramida kompetisi sepakbola Inggris.

Pada Boxing Day tahun itu, pertandingan sepakbola antarklub pertama di dunia berlangsung ketika mereka mengalahkan Hallam FC dengan skor 2-0. Sejak itu, sepakbola di bagian utara Inggris terus berkembang. Hanya dalam waktu lima tahun, penonton sepakbola di stadion mencapai ratusan dan 15 klub sepakbola diciptakan di area tersebut. Sheffield bahkan membuat peraturan sendiri pada tahun 1862 bernama Sheffield Rules.

Sejumlah tim di utara Inggris menggunakan Sheffield Rules sebagai peraturan sepakbola mereka. 15 tim di daerah Sheffield tersebut kemudian mendirikan asosiasi sepakbola sendiri bernama Sheffield and Hallamshire County Football Association pada tahun 1867 dan menjadi asosiasi sepakbola tertua kedua di dunia setelah FA.

Pada tahun 1867, Sheffield FA mendirikan kompetisi sendiri bermana Youdan Cup. Salah satu klub anggota Sheffield FA yaitu Sheffield FC memutuskan untuk tidak bermain dengan tim lokal untuk mencari tantangan baru dan mencari klub di belahan Inggris lain untuk bertanding.

Ketika FA didirikan, sekertaris Sheffield FC yang bernama William Chesterman mengirim pesan ke FA. “Kami tidak memiliki peraturan tertulis seperti peraturan no enam anda, tapi kami sudah memiliki buku peraturan sendiri yang selalu kami gunakan,” ujar Chesterman. Negosiasi sempat terjadi ketika Sheffield FC akan bertanding melawan Notts County, namun negosiasi tersebut gagal dan Sheffield memiliki peraturannya sendiri.

Peraturan nomor enam FA mengatur aksi umpan pada permainan sepakbola. “Ketika seorang pemain menendang bola, siapapun rekan setimnya yang lebih dekat ke gawang lawan dianggap di luar permainan dan tidak diperbolehkan untuk menyentuh bola,” begitu bunyi peraturan keenam FA.

Peraturan tersebut menjadi awal dari peraturan offside di masa sekarang. Peraturan tersebut berubah setelah konvensi Eton pada tahun 1866 yang akhirnya memperbolehkan seorang pemain menerima umpan jika terdapat minimal tiga pemain lawan di antara pemain tersebut dan gawang lawan. Sheffield tidak memiliki peraturan yang mengatur offside.

Meski memiliki peraturan yang berbeda, Sheffield FC bermain melawan klub di luar Sheffield pada 2 Januari 1865. Mereka bertanding melawan Nottingham dengan peraturan Nottingham yang bermain dengan 18 pemain di satu tim. Sheffield FC juga sempat bertanding melawan tim dari London di Battersea Park pada 31 Maret 1866. Bermain di London dengan Peraturan FA, London sukses mengalahkan Sheffield dengan skor 2-0. Laporan setempat menyatakan bahwa London memiliki skill yang lebih baik meski sempat kesulitan mengatasi keunggulan fisik dari Sheffield.

Lima tahun kemudian, sebuah tim dari London bernama Bramall Lane bertandang ke Sheffield, bermain dengan peraturan Sheffield tentunya. Sheffield sukses membalaskan kekalahannya dengan skor 3-1. Analisis setempat mengatakan bahwa Sheffield sukses memenangkan pertandingan karena mereka memiliki formasi yang cukup terorganisir.

Jika dilihat dari peraturan offside di Sheffield yang sangat bebas, bahkan dapat dikatakan tidak ada, Sheffield tampaknya memiliki permainan yang mengandalkan umpan, namun sebenarnya Sheffield justru terlihat lebih apik dalam melakukan dribel dibanding klub London, di mana dribel merupakan hal yang diagungkan oleh klub-klub asal London pada kala itu, seperti yang dijelaskan oleh Jonathan Wilson di buku Inverting the Pyramids.

Geoffrey Green juga mengatakan hal serupa di bukunya yang berjudul The World Game. Permainan umpan bukan kultur Sheffield FC meskipun mereka tidak memiliki peraturan offside, namun mereka sering menendang bola jauh dari daerahnya dan pemain depan akan berusaha mendapatkan bola. Pada tahun 1875, Green pernah melihat pemain Sheffield FC tiba di London untuk pertandingan persahabatan sembari menyundul bola dengan kepala mereka. Permain dribel ala London tentu tidak membutuhkan kemampuan tersebut.

Permasalahan mengenai peraturan masih menjadi isu utama dan klub anggota Sheffield FA masih bermain dengan peraturan mereka. Klub dari Sheffield pernah mengajukan proposal ke FA mengenai peraturan namun ditolak. Akhirnya, klub dari Sheffield mengadopsi dan menjadi anggota FA pada tahun 1878. Saat ini, Sheffield FA hanya bertanggung jawab untuk administrasi, kontrol,  promosi, dan pengembangan sepakbola usia muda di daerah Sheffield, Rotherham, sebagian besar dari Doncaster dan Barnsley, serta beberapa bagian dari Bassetlaw dan Kirklees.